Kecelakaan Tanjakan Emen Subang
Penumpang Bus Ternyata Sempat Meminta Ini Sebelum Akhirnya Kecelakaan di Tanjakan Emen
Menurutnya, bus yang membawa rombongan anggota koperasi Simpan Pinjam Pratama Ciputat, semula berjalan perlahan.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kartono, adik korban selamat Supriono membeberkan upaya sopir bus, Amiruddin menghindari kecelakaan maut di turunan Emen, Subang, Jawa Barat.
Sebelum kecelakaan maut terjadi, sopir Amiruddin mengendarai bus bernomor polisi F 7959 AA secara zig zag.
Beberapa kali Amiruddin mendekatkan bodi bus ke tebing turunan Emen.
"Penumpang itu, ibu-ibu pada histeris, iya teriak pas tau mobil enggak bisa direm," ujar Kartono saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Selatan, Senin (12/2/2018).
Menurutnya, bus yang membawa rombongan anggota koperasi Simpan Pinjam Pratama Ciputat, semula berjalan perlahan.
Seorang penumpang tiba-tiba meminta sopir untuk mempercepat laju kendaraan lantaran ingin segera istirahat di rumah.
"Itu bus tadinya jalannya pelan, lalu kenceng, lama-lama kok makin kenceng," ucap Kartono seraya mengulang perkataan dari saudaranya.
Kecelakaan maut tersebut merenggut 27 nyawa. Amiruddin yang belakangan diketahui beralamat di Bogor itu dikabarkan tidak mengalami luka serius
Dari 27 orang tersebut, satu di antaranya diduga pengendara motor yang juga ikut menjadi korban dalam insiden kecelakaan maut yang terjadi pada Sabtu (10/2/2018) sore itu.
Polisi berhasil mengungkap fakta baru yang diperoleh dari Amiruddin.
Rupanya Amirudin sudah mengetahui jika kondisi kendaraannya dalam keadaan tidak normal.
Dilansir dari Tribun Jabar, Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Prahoro Tri Wahyono mengatakan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, kecelakaan ini disebabkan bus bernomor polisi F 7959 AA itu mengalami rem blong.
Amir mengaku sudah menyampaikan ke pihak manajemen PO (Perusahaan Otobus Premium Passion), terkait masalah rem tersebut.
Amir sempat menghentikan bus di sebuah rumah makan untuk mengecek kendaraan.
"Sang sopir sudah menyampaikan minta ganti mobil karena merasa sudah ada masalah di rem bus tersebut," ujar Prahoro.