Orangtuanya Bercerai, Dua Anak Pilot Senior Ini Rindu Sosok Ayahnya

Eko menolak bertemu dengan anak kandungnya, bahkan sempat tak mengakui Galih dan Andrea sebagai anak kandungnya.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Galih Adhie Wiratmoko dan Andrea Dyah Arga Shafira 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BABAKAN MADANG - Tak pernah ada seorang anakpun yang tak merindukan perhatian dan cinta kasih dari ayah kandungnya.

Seperti halnya yang dialami dua remaja di Bogor, Galih Adhie Wiratmoko (18) dan Andrea Dyah Arga Shafira (18). Sayangnya, kakak beradik ini diketahui tak memperoleh perhatian dari ayah kandungnya.

Bahkan Galih dan Andrea ini ingin bertemu ayahnya pun tak pernah bisa.

Demikian yang disampaikan Ibu Galih dan Andrea, Agung Dewi Wulansari. Ia mengatakan, Galih dan Andrea adalah buah penikahan dirinya dengan Kapten Pilot Senior satu diantara maskapai penerbangan, Eko Prasetyo Sutrisno,

Ia mengungkapkan, Eko menolak bertemu dengan anak kandungnya, bahkan sempat tak mengakui Galih dan Andrea sebagai anak kandungnya.

Hal itu terjadi pasca hubungan Dewi dengan Eko sudah tak lagi bersama. Pada tahun 2002 silam, Agung Dewi dan Eko Prasetyo resmi bercerai di Pengadilan Agama Cibinong.

"Jadi sulit untuk diajak bertemu, berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Cibinong, hak asuh anak jatuh ke saya dengan catatan Pengadilan Agama Cibinong mewajibkan Eko Prasetyo memberikan nafkah kepada ke dua anak kandungnya sebesar Rp. 6 juta setiap bulannya di luar biaya kesehatan dan pendidikan," ungkapnya kepada TribunnewsBogor.com.

Ia melanjutkan, sejak September 2002, Eko Prasetyo sama sekali tidak pernah memberikan nafkah baik kepada Agung Dewi maupun kepada kedua anaknya.

Walhasil, Dewi pun mengajukan surat ke tempat Eko bekerja untuk memohon bantuan mediasi pertemuan secara kekeluargaan dengan Eko Prasetyo.

"Saat mengajukan surat yang kedua kalinya akhirnya kami bertemu dengan pejabat HRD tapi tetap saja Eko tidak menunjukkan itikad baiknya utuk menjalankam Amar Putusan PA Cibinong, terutama pemberian nafkah untuk Galih dan Andrea," jelasnya.

Kini, perjuangan Agung Dewi bersama Galih dan Andrea yang sekarang sudah beranjak dewasa masih berlanjut hingga Galih dan Andrea benar-benar mendapatkan haknya dari Eko Prasetyo.

Sementara itu, Andrea yang tak jarang menghubungi Ayahnya itu lewat media sosial WhatsApp mengaku sangat merindukan Ayahnya.

"Saya hanya ingin ketemu kemudian ngobrol, tapi rasanya sulit sekali, pernah saya WhatsApp 'pih ini Andre, kok ga dibales' malah langsung diblock, ungkapnya.

Tak hanya itu, ia pun mengaku kerap menghubungi Ayahnya lewat sambungan telepon seluler, sayangnya Andrea tak berhasil melakukan pembicaraan dengan Ayahnya.

"Saya selalu coba telepon pinjam pakai ponsel teman, karena nomor saya diblock, tapi ketika telepon itu nyambung, yang mengangkat wanita," tuturnya.

Namun demikian, Andrea sempat bertemu bertatap muka dengan Ayahnya pasa momen lebaran tahun 2016 lalu walaupun hanya beberapa menit saja.

"Saya sama kakak saya coba datang ke rumahnya, kebetulau dibukain pintunya tapi ga diajak masuk ke dalam, ga banyak yang dibicarakan hanya 'nanti kapan-kapan ketemu ya', begitu," ucapnya.

Setelahnya, Andrea dan Galih yang mencoba berupaya kembali datang ke kediaman Ayahnya untuk bertemu itu tidak berhasil.

"Pas lebaran berikutnya tidak bertemu karena tidak dibukakan pintu juga, harapan saya hanya ingin ketemu, setidaknya ingat punta anak dua sekarang sudah remaja," urainya.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan TribunnewsBogor.com masih mencoba menghubungi Eko untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut terkait persoaln Galih dan Andrea.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved