Pilpres 2019

Sebut AHY Pendatang Baru, Ketua DPP PKS: Prabowo Jangan Abaikan Kata Ulama, Bisa Celaka 7 Turunan

"Anda mau bersama kita atau nggak sih sebenarnya? Kalau tidak, tinggal saja sana, kembali saja ke Jokowi," ujarnya.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Youtube, Instagram/kolase
DPP PKS Aboe Bakar (kiri) saat di Mata Najwa, Rabu (8/8/2018) malam, AHY dan Prabowo (kanan) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Saat ini, publik tengah menanti sosok cawapres yang akan dipilih Prabowo dalam Pilpres 2019 mendatang.

Kabarnya, kandidat cawapres Prabowo mengerucut tinggal dua nama, yakni Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Kamis (9/8/2018) dini hari.

Gerindra pun masih membahas dua nama itu bersama Partai Demokrat, PAN dan PKS.

Tak heran, agenda pertemuan Prabowo Subianto dengan elite ketiga partai politik lainnya cukup padat.

"Jadi dikonsultasikan dari pagi sampai malam, ini dikonsultasikan. Hasilnya ya malam ini mau kami putuskan," ujar Muzani.

Meski demikian, merebak kabar miring seiring dengan kemunculan nama Sandiaga yang terkesan tiba-tiba.

Dengan adanya pernyataan tersebut, otomatis dua nama yang direkomendasikan oleh ijtima ulama tidak dipilih oleh Prabowo, yakni Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad (UA).

Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al-Habsyi dalam siaran langsungnya di acara Mata Najwa menyebut Agus Harimutri Yudhoyono sebagai pendatang baru.

Hal itu disampaikan Aboe Bakar saat ditanya Najwa Shihab soal AHY jadi cawapres Prabowo.

Awalnya, ia mengatakan kalau koalisi Prabowo sebenarnya sudah dimudahkan dengan pertemuan besar, yakni ijtima ulama.

Ramai Jenderal Kardus Hingga Muncul Nama Sandiaga, Sudjiwo Tedjo: Aslinya Belum Tentu Seperti Itu

Poros Ketiga Terbentuk Usai Jokowi dan Prabowo Umumkan Cawapres, Gatot Nurmantyo Capresnya?

Kemudian Najwa Shihab menanyakan soal posisi AHY yang juga disebut sebagai cawapres.

"Nggak ada urusan, itu dia baru pendatang baru," ujarnya disambut tawa para kader partai lainnya.

Namun ia mengatakan, nama-nama seperti AHY dicalonkan jadi cawapres Prabowo termasuk sah saja.

Sebab, kata dia, ijtima ulama menyebut dua nama ini juga bukan tanpa alasan.

Ia kemudian menyampaikannya dengan mambacakan sebuah pantun.

"Gadis manis bikin tenunan

tenun dijual saat pameran

jangan abaikan apa yang ulama katakan

bisa celaka 7 turunan," ujarnya.

Ia kemudian memberikan pesan untuk mengingatkan kepada Prabowo.

Ribut Soal Jenderal Kardus, Romahurmuziy Tulis Ini : Nyari Presiden Apa Nyari Kardus Sih?

Jelang Pilpres 2019, Jokowi, Prabowo dan Sandiaga Sudah Ajukan Permohonan Keterangan Tidak Pailit

"Hei Prabowo dengarkan! Ini adalah pertemuan kita untuk memenangkan, bukan sekedar jadi presiden. Bahwa ijtima ulama itu wakil umat besar se-Indonesia dan itu nggak sembarangan," jelasnya.

Kemudian ia lagi-lagi menegaskan kalau Prabowo mau menang, maka ia harus mendengarkan ijtma ulama.

"Ingat, untuk menyelesaikan kemenangan dan mengalahkan pihak sana, harus dengarkan ijtima ulama di disi, kalau mau menang," ujarnya.

Ia juga mengatakan kalau AHY adalah urusan enteng, sehingga Prabowo harus mencari ulama yang lain.

"Tidak mungkin kita ketemu nasional dengan nasional, militer-dengan militer, LGBT itu," ujarnya.

Bahkan ketika kader Demokrat mengatakan kalau Ustaz Abdul Somad sudah menolak, Aboe Bakar malah menanyakan Demokrat masih mau bersama atau tidak.

"Anda mau bersama kita atau nggak sih sebenarnya? Kalau tidak, tinggal saja sana, kembali saja ke Jokowi," ujarnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved