Tawuran Pelajar
Dalam Sepekan Pelajar SMK dan SMP di Bogor Tewas, 1 Orang Kritis, Penyebabnya Cuma Gengsi
Menurutnya, saat ini korban tewas sudah dirujuk dari Rumah Sakit Trimitra Cibinong menuju rumah sakit Polri Kramatjati Jakarta.
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dalam kurun waktu sepekan, siswa SMP dan SMK di Bogor tewas dijalanan.
Bukan karena kecelakaan, pelajar tersebut tewas usai terkena sabetan senjata tajam oleh pelajar lain.
Nyawanya pun tak terselamatkan lantaran luka yang diderita cukup seius.
Dalam insiden tawuran di dua lokasi berbeda itu juga terdapat seorang pelajar menderita kritis dan dilarikan kerumha sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Insiden tawuran pelajar yang menelan korban jiawa ini terjadi dengan waktu yang berdekatan.
Insiden awal terjadi tawuran pelajar di wilayah Cileungsi Kabupaten Bogor pada Rabu (12/9/2018) yang mengakibatkan dua orang pelajar SMK terluka.
Seorang diantaranya meninggal dunia dan temannya mengalami kritis.
Tawuran pelajar itu pecah di depan Masjid Al-Mukarramah, Jalan Transyogi, Kampung Sawah, Desa Cileungsi Kidul, Kabupaten Bogor antara dua sekolah SMK yang berbeda.
Korbannya adalah Stivevani (16) tewas usai dibacok pelaku menggunakan senjata tajam.
Tawuran di depan Masjid Al-Mukarramah, Jalan Transyogi, Kampung Sawah, Desa Cileungsi Kidul, Kabupaten Bogor menewaskan satu orang pada Rabu (12/9/2018) malam.
• Tawuran di Cileungsi Bogor, Warga Tak Berani Melerai
Agung (18) mendengar suara puluhan orang berlarian dari arah Cileungsi menuju masjid tersebut.
"Lagi ngopi kang di deket masjid, tiba-tiba ada yang lari dari arah Cileungsi. Sementara korban keluar dari arah belakang masjid jumlahnya lebih banyak kelompok korban dari pada pelaku," ungkapnya kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di rumahnya, Kamis (13/9/2018).

Menurutnya, korban mengalami luka bacok di bagian dada, kaki dan mulut.
Agus menuturkan bahwa korban dikeroyok oleh lima orang menggunakan clurit.
"Warga pada gak mau deketin karena mereka membawa berbagai jenis senjata seperti clurit, pedang dan gergaji," bebernya.
Aksi tawuran itu berlangsung selama lima menit, sekira 21.30 WIB korban sudah tergeletak dengan posisi miring.
"Korban nih sudah tergeletak dalam keadaan posisi miring. Teman-temannya langsung nolongin dibawa pakai motor bonceng tiga ke arah Cileungsi sana," ujarnya.
Terpisah, Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena membenarkan bahwa telah terjadi aksi tawuran.
"Kejadiannya benar, anggota masih di lapangan dalam penyelidikan," ucapnya.
AKP Ita menyebut sebanyak dua orang menjadi korban.
• Polisi Amankan 18 Pelajar Terkait Tawuran Di Cileungsi Bogor, 6 Orang Jadi Eksekutor
"Meninggal dunia satu orang, luka satu orang," sebutnya.
Sementara itu, Kaporlres Bogor AKBP Andi M Dicky mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan 18 oknum pelajar yang melakukan penyerangan terhadap 2 pelajar lain di Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Belasan oknum pelajar yang diketahui berasal dari SMK BP ini, kata Dicky, punya peranan masing-masing seperti provokator hingga eksekutor.
"18 orang kita amankan, punya peranan masing-masing, yaitu pelaku eksekutor 6 orang, 2 orang bawa sajam, 1 provokator, ada juga yang turun membantu," kata Dicky saat ditemui TribunnewsBogor.com, di Mako Polres Bogor, Jumat (14/9/2018).
Pelajar SMP Tewas
Usai terjadi tawuran pelajar SMK yang menelan korban jiwa, insiden tawuran pelajar kembali terjadi di Bogor.
Kali ini korbannya merupakan siswa SMP yang berusia 14 tahun bernama Kusuma Yuda.
Insiden tawuran ini terjadi di jalan jakarta bogor depan rumah sakit Trimitra Cibinong, Kabupaten Bogor pada Jumat (14/9/2018) lalu.
Polisi menduga pelajar SMP yang tewas di cibinong, Kabupaten Bogor terkena sabetan celurit.
"Korban luka parah, diduga kena sabetan culurit," kata Kanit Reskrim Polsek Cibinong, AKP Sarjiman kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (14/9/2018) malam.
Menurutnya, saat ini korban tewas sudah dirujuk dari Rumah Sakit Trimitra Cibinong menuju rumah sakit Polri Kramatjati Jakarta.
"Korban saat dirujuk ke rumah sakit Polri Kramatjati untuk dilakukan otopsi," tambahnya.
• Pelajar SMP yang Tewas Di Cibinong Sudah Ditinggal Ayahnya Sejak Masih Balita

Saat ini, jasad korban sudah dikebumikan oleh keluarganya pada Sabtu (15/9/2018) kemarin di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cirimekar, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Sementara itu, keluarga korban terlihat terpukul setelah tahu anak lelakinya meninggal dunia.
Ibu korban, Fajaria (38) mengtakan, anaknya selama ini tinggal bersama kakek dan neneknya.
Sebab, ia harus bekerja di luar kota untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Bapaknya udah gak ada, saat umur dua tahun bapaknya meninggal," kata Fajaria kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (16/9/2018).
Yuda yang lahir tanpa punya saudara kandung, harus hidup tanpa seorang ayah.
Diakui Fajaria, sebagai ibu dia harus menjadi tulang punggung keluarga bahkan bekerja hingga ke luar kota.
"Sejak kecil sama kakek neneknya terus, karena saya juga jarang pulang karena kerja," kata Fajaria.
Penyebab Tawuran
Kapolres Bogor, AKBP A.M Dicky, mengatakan bahwa penyebab terjadinya tawuran ini hanyalah masalah sepele.
"Sebenarnya masalah sepela aja, masalah gengsi-gengsi sekolah saja. Kalau anak-anak ini sekolah bawa senjata tajam, ini niatnya sudah tidak sekolah lagi, niatnya sudah urakan," kata Dicky saat ditemui TribunnewsBogor.com di Mapolres Bogor.
• Siswanya Sering Tertangkap Tawuran, Polres Bogor Akan Rekomendasikan Cabut Izin Sekolah

Ia menuturkan bahwa pihaknya sejak awal sudah giat melakukan patroli antisipasi tawuran pelajar.
Namun, kata dia, hal itu belum cukup karena dalam antisipasi ini perlu adanya kerjasama seperti dengan para orangtua siswa, pihak-pihak sekolah dan juga masyarakat.
Ia juga meminta kepada warga untuk langsung melapor ke kepolisian terdekat, atau Satpol PP, Koramil jika mendapat palajar bergerombol dan diyakini membawa senjata tajam.
"Kami dari Polres Bogor tidak akan segan-segan bagi siapa pun yang ketangkap bawa sajam saat dirazia. Jangan minta ampun, jangan minta tolong, jangan minta kebijaksanaan, siapa pun, umurnya dewasa tidak dewasa akan saya proses. Karena ini urusannya sudah nyawa, korban jiwa sudah ada, dan ini sudah berkali-kali," ungkap Dicky. (*)