Cerita Kapolsek Ciawi Turunkan Angka Tawuran Pelajar, Hukuman Push Up Saja Gak Mempan
Operasi warnet ia lakukan karena di warnet, sering ditemukan siswa yang bolos, baik yang SD, SMP, maupun yang sudah SMA dari berbagai sekolah.
Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Lamanya menyelesaikan hukuman, akan membuat siswa jenuh.
Dari kejenuhan ini, siswa bisa berfikir dan merenung bahwa ia salah.
"Ini adalah cara yang saya lakukan agar siswa yang bermasalah bisa jera. Kalau hukuman fisik, saya amati kurang efektif. Saat siswa menyelesaikan hukumannya, di sini orang tuanya akan menunggu anak tersebut," tuturnya.
Langkah lainnya, Muhtarom melakukan operasi di malam minggu.
Sama seperti operasi warnet, tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tawuran.
Siswa yang 'nongkrong' sampai tengah malam bahkan subuh, dikatakan Kapolsek Ciawi ini, bisa berpotensi melakukan hal menyimpang.
Semua tindakan ini ia lakukan terus menerus sampai sekarang.
"Kegiatan ini masih rutin kami lakukan agar tawuran pelajar tidak terjadi. Kami pun ikut bekerja sama dengan masyarakat dan Alhamdulillah, dari yang awalnya zona merah, Ciawi sekarang sudah zona hijau," lanjutnya.
Kegiatan ini, dikatakan Muhtarom akan dilakukan dan tidak boleh sampai kecolongan.
"Awal 2015 Ciawi itu zona merah. Memang perlahan, sekira satu tahun kemudian, yakni 2016, menjadi zona kuning. Lalu pada 2017, dari zona kuning ke zona hijau sampai sekarang. Kami akan terus menjaga hal ini agar tidak kembali seperti tiga tahun yang lalu. Sudah banyak korban dari tawuran pelajar ini," tutupnya.
