Gempa di Donggala
Selamat dari Gempa dan Tsunami di Palu, Pramugari Garuda Indonesia Ini Sempat Pasrah
Meski bersama beberapa orang lainnya, namun satu temannya yang ia kenal, Kartika, telah berhasil keluar hotel terlebih dahulu.
Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Lalu, rekan sekamarnya, Kartika, berada di bukit bersama Flight Service Manager, Surjo Prasetyo.
Captainnya, Abdul Rozaq, ternyata juga selamat dan berada di roof top depan dan yang tersisa, hanya tinggal First Officer, Sri Ageng Muhamad Imran, belum ditemukan.
• Cerita Fahmi Selamatkan Istri yang Hamil Tua, Berhasil Menyelundup ke Pesawat Hercules Berkat Dokter
"Kami ini bertujuh dari Garuda Indonesia. Terakhir saya tanya sudah jam berapa sekarang, katanya baru sekira pukul 18.00 WITA. Sampai pukul 19.30 WITA, kami masih di atas dan hanya terjadi gempa susulan dengan skala kecil," katanya.
Tak lama, air surut dan sebuah mobil van masuk ke area hotel.
Seseorang dalam mobil itu langsung menyoroti ke atas hotel dengan senter dan satu di antaranya berteriak 'Mana yang dari Garuda?'
Ternyata, di dalam mobil itu ada Sri Ageng Muhamad Imran.
"Kami langsung di evakuasi turun ke bawah dengan tangga besi. Tangga besi ini didapat oleh bapak Dian yang saya sendiri tidak mengetahui darimana ia mendapat tangga itu," jelasnya.
Mereka berlima akhirnya berkumpul, kecuali Kartika dan Surjo yang berada di bukit.
Sekira satu jam, kata Tria, mereka berada di dalam mobil di sekitaran area hotel meski gempa masih terasa.
Pihak hotel Mercure pun datang dan memberitau untuk pindah ke masjid Agung. Akhirnya diputuskan untuk pindah ke masjid.