Pendaki Wanita ASEAN Pertama yang Capai Everest Beri Pesan untuk Prabowo, Ajak Sandi Mampir ke Jogja
Pernyataan Mardani Ali Sera ini dipatahkan oleh banyaknya netizen di media sosial Twitter yang mengungkap kebenaran aslinya.
Penulis: Uyun | Editor: Ardhi Sanjaya
Atas prestasinya ini jugalah, Clara Sumarwati mendapatkan penghargaan Bintang Nararya dari pemerintah era Soeharto.
Melihat banyaknya masyarakat yang penasaran dengan sosoknya, wanita diduga sebagai Clara Sumarwati ini pun akhirnya menunjukkan dirinya pada publik lewat sebuah video.
Video ini diunggah oleh Agus Suhendar, sekira beberapa jam lalu, Jumat (12/10/2018).
Dalam video tersebut, wanita yang ditulis sebagai wanita pertama di Asia Tenggara yang naik ke puncak Everest menegaskan bahwa dirinya adalah wanita yang mendaki gunung Everest pada tahun 1996 silam.
Lebih lanjut, ia juga mengajak cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno untuk berkunjung ke rumahnya di Yogyakarta.
"Selamat pagi, salam sejahtera untuk bapak Prabowo dan Bang Sandiaga Uno.
Hari ini bang Sandiaga ke Jogja, mampir mas ke tempat saya. Main bersama- teman-teman dan bercengkrama di halaman rumah saya
Saya wanita pertama ASEAN yang memecahkan rekor sebagai wanita pertama yang mencapai puncak Everest tahun 1996, terima kasih. 2019 Presiden," tutur Clara Sumirwati.
Hingga berita ini dibuat, TribunnewsBogor.com masih mengonfirmasi soal video tersebut pada akun Agus Suhendar.
Pun dilansir dari Wikipedia, wanita kelahiran Jogjakarta, 6 Juli 1967 itu juga mencatatkan diri sebagai pendaki gunung wanita dari Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai puncak Everest pada tahun 1996.
Akan tetapi, banyak pihak publik Tanah Air yang menyangsikan torehan prestasi Clara Sumarwati, anak ke-6 dari delapan putera-puteri pasangan Marcus Mariun dan Ana Suwarti.
Pasalnya, saat mencapai puncak Everest, foto yang ditunjukkan Clara Sumarwati ini hanya sedang memegang bendera yang tertancap di puncak. Sama sekali tak menunjukkan wajah dan sosok aslinya.

Akibat banyak yang tak percaya padanya itulah, membuat Clara Sumarwati depresi.
Ia bahkan harus bolak-balik keluar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof dr Soerojo, Magelang. Clara pertama kali masuk dan dirawat di RSJ pada 1997.
Selama di RSJ, dia pun kerap bercerita bahwa dia pernah mendaki Gunung Everest. Namun, ceritanya kerap diabaikan oleh para tenaga medis karena dianggap hanya sebagai bagian dari khayalannya.