Beredar Chat Grup WhatsApp Mahasiswa UIKA Diwajibkan Ikut Aksi Reuni 212, Ini Tanggapan Rektor
Akun @gusdurianbogor menyebut kalau seorang dosen UIKA memaksa mahasiswanya untuk ikut dalam aksi 212.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TANAHSAREAL - Sebuah capture-an percakapan di grup WhatsApp soal kewajiban mahasiswa UIKA untuk mengikuti aksi Reuni 212 menjadi perbincangan di media sosial.
Akun Instagram @gusdurianbogor mengunggah capture-an percakapan tersebut dan di-mention ke akun Twitter beberapa tokoh, termasuk Presiden RI, Jokowi.
Akun @gusdurianbogor menyebut kalau seorang dosen UIKA memaksa mahasiswanya untuk ikut dalam aksi Reuni 212.
Pada capture-an percakapan grup WhatsApp itu, terlihat pengumuman kepada mahasiswa wajib mengikuti aksi Reuni 212 sebagai pengganti UTS.
Berikut isi chat pada gambar yang beredar dimedia sosial.
'Assalamualaikum diumumkan untuk uts pak D****n diganti menjadi mengikuti aksi 212 pada 2 Desember 2018, wajib ikut soalnya disana nanti ada pak Dahlannya
Wajib, nanti kalaunenggaknikut enggak dapat nilai'
Postingan tersebut dikoentari oleh Ernest Prakasa.
'Bukan masalah pro atau anti Reuni 212, tapi masa iya seorang dosen perguruan tinggi negeri menyalahgunakan wewenang seperti ini?'
Namun seperti diketahui UIKA atau Universitas Ibnu Khaldun bukanlah Universitas Negeri Di Kota Bogor.
Sementara itu saat dikonfirmasi terkait informasi tersebut Rektor UIKA Dr. H. E. Bahruddin, M.Ag mengatakan bahwa informasi tersebut hoaks.
"Iya jadi itu bisa dikatakan informasi hoaks," katanya Selasa (27/11/2018).
Bahruddin menjelaskan bahwa menurutnya informasi tersebut tidak sesuai kenyataan.
Karena faktanya kata Bahrudin, UTS Sudah berlangsung.
