Banyak Anak Muda Suka Minum Kopi, IPB Akan Buka Sekolah Peminatan Kopi
Institut Pertanian Bogor (IPB) akan membuka peminatan Sekolah Kopi di program vokasi IPB tahun 2019 mendatang.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sebagai komoditas ekspor unggulan Indonesia, kopi menjadi perhatian semua pihak supaya kualitasnya tetap unggul dan produksi meningkat.
Untuk mewujudkan upaya tersebut perlu adanya sinergitas antara pemerintah, petani, dan akademisi atau peneliti.
Sebagai perguruan tinggi, Institut Pertanian Bogor (IPB) menyambut tantangan tersebut dengan akan dibukanya peminatan Sekolah Kopi di program vokasi IPB tahun 2019 mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rektor IPB, Dr Arif Satria pada Sarasehan Nasional Kopi, Sabtu (15/12/2018) lalu di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor.
"Berbicara kopi, ini menarik untuk kita karena tren kopi di dunia sudah tidak diragukan lagi. Nah sekarang IPB sedang menyiapkan roadmap kopi, salah satunya adalah akan dibuka peminatan kopi di Sekolah Vokasi tahun 2019,” ujar Dr Arif Satria.
Menurutnya, kopi merupakan sebuah komoditi yang harus diperhatikan dari hulu sampai hilir oleh semua pihak.
Dengan dibukanya program peminatan kopi ini diharapkan mampu menciptakan sistem on farm yang bagus dan proses pasca panen termasuk food processing dapat terjamin dan menghasilkan produk berkualitas.
Ia juga berharap, melalui program peminatan kopi ini dapat dihasilkan lulusan berkualitas yang siap menjadi barista handal.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Arif Satria menuturkan bahwa tren anak muda sekarang lebih suka minum kopi daripada minum teh.
Ia juga berencana untuk membangun coffee shop yang diperuntukkan bagi mahasiswa.
Pembangunan coffee shop ini dimaksudkan supaya mahasiswa menikmati kopi di sela-sela perkuliahan.
Coffee shop tersebut akan dibangun berdekatan dengan student service center supaya mahasiswa dapat mengajukan layanan sambil menikmati kopi.
Tahun 2018, kopi menyumbang 34,5 persen kontribusi ekspor perkebunan Indonesia.
Volume ekspor kopi pada tahun 2018 sebesar 229,73 ribu ton dengan nilai ekspor 669,5 juta USD atau setara dengan Rp 10,19 triliun.
Volume ekspor dan nilai ekspor tersebut mengalami penurunan dari tahun 2017 dimana volume ekspornya mencapai 467,8 ribu ton seharga 1,19 milyar USD atau setara dengan Rp 16,08 triliun.
