Adu Argumen dengan Rizal Ramli, Mahfud MD: Yang Dipertaruhkan Hak-hak Generasi Penerus

Menurut Rizal Ramli, pendekatan normatif dan prosedural membuat Indonesia sering kalah dalam arbitrase Internasional.

Editor: Ardhi Sanjaya
infonawacita.com
Mahfud MD 

Mahfud MD pun membalas pernyataan tersebut.

Ia juga membenarkan apa yang disampaikan oleh Rizal Ramli jika dirinya memaparkan persoalan PT Freeport Indonesia dari sisi normatifnya.

Namun, ia mengatakan jika masalah utamanya memang terkait norma.

Mahfud MD lantas bertanya alasan Rizal Ramli yang tidak menyelesaikan permasalahan tersebut padahal kala itu Rizal Ramli menduduki posisi penting di pemerintahan.

"Sahabat saya Pak RR (Rizal Ramli, red) betul, saya berbicara normanya.  Karena disitulah simpul problemnya.

Tapi Pak RR kan pernah di posisi penting. Kalau tahu ada cacat hukum atau penyogokan saat itu, mengapa saat Anda jadi menkeu tak anda selesaikan?

Jawabannya, tentu, krn masalahnya tak semudah itu," jelas Mahfud.

 

Rizal Ramli kemudian membalas unggahan Mahfud.

Rizal Ramli mengungkapkan, tiga bulan setelah permasalahan Freeport, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berakhir masa jabatannya.

Bahkan, jelasnya, CEO PT Freeport kala itu, James Moffett sebelumnya sudah mengaku salah dan mau membayar seharga 5 miliar dollar agar tak masuk penjara karena menyogok pejabat RI kala itu.

"Sahabat saya Pak @mohmahfudmd  mungkin lupa 3 bulan kemudian Gus Dur diganti.

CEO James Moffett sudah ngaku salah, makanya bersedia bayar $5M daripada masuk penjara karena menyogok pejabat RI," kata Rizal.

Kembali memaparkan argumennya, Mahfud MD pun membalas dan mengatakan bahwa divertasi adalah hal yang tepat.

Terkait James Moffett, Mahfud MD menjelaskan bahwa hal tersebut terpisah dengan apa yang ia bahas.

Terlebih kasus tersebut telah berlalu hingga 18 tahun.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved