Pilpres 2019
Rizal Ramli Sebut Debat Capres Seperti Pacar yang Tertukar, Dugaan Prabowo Emosional tak Terbukti
izal Ramli pun mengatakan kalau pada Debat Capres kedua, penampilan Prabowo tak sesuai dengan dugaan miring masyarakat.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
Mantan Menteri Koordinator Maritim, Rizal Ramli ikut hadir dalam acara HUT FSPMI ke 20 di sports mall, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, (6/2/2019).
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, tersebut, Rizal Ramli berpidato di depan ribuan buruh.
• Adu Argumen dengan Rizal Ramli, Mahfud MD: Yang Dipertaruhkan Hak-hak Generasi Penerus
• Dua Koalisi Capres Minta Pandangan Rizal Ramli Soal Masalah Ekonomi di Indonesia
Dalam pidatonya tersebut Rizal mengatakan ingin sekali Indonesia daulat pangan. Sebuah negara harus berdaulat pangan agar bisa tumbuh sebegai negara maju. Keinginan tersebut ia sampaikan kepada dua Calon Presiden, yakni Jokowi dan Prabowo.
Dari kedua calon tersebut, Rizal mengatakan hanya Prabowo lah yang sudah siap menjadikan Indonesia berdaulat pangan, sementara itu Jokowi, hingga kini belum menjawab pertanyaan atau permintaan darinya.

"Saya ajukan pertanyaan yang sama melalui media kepada presiden Jokowi. Apakah kalau mas jokowi terpilih bulan April, sistem import pangan akan diteruskan," ujar Rizal.
Menurut Rizal pertanyaan tersebut hingga kini belum dijawab. Apabila pertanyaannya tersebut tidak dijawab, hingga menjelang pemungutan suara, ia menyarankan untuk tidak memilih Jokowi dalam Pemilu Presiden 2019 mendatang.
"Masih ada waktu dua bulan lagi. Kalau belum menjawab, saya minta rakyat Indonesia untuk tidak memilih beliau," katanya.
• Sri Mulyani Jelaskan Upaya Pemerintah Atasi Nilai Tukar Rupiah, Rizal Ramli Menanggapi
• Ini Kata yang Paling Banyak Diucap Jokowi dan Prabowo Saat Debat Capres 2019
Menurutnya kedaulatan pangan sangat penting bagi sebuah negara, agar tidak ketergantungan terhadap negara lain. Sementara itu kondisi sekarang ini, menurutnya pemerintah selalu mengimpor bahan pangan, mulai dari beras, gula, dan lainnya.
"Kita ditawari kerja, kerja, kerja, tapi pemerintah kerja untuk siapa? Pemerinah malah Impor ugal-ugalan, rakyat disuruh kerja, kerja, kerja, tapi hasilnya dinikmati petani di Thailand dan Vietnam dan lainnya, karena impor dari sana," pungkasnya.