Info PPDB 2019
Kisruh PPDB 2019, Kecewa Sistem Zonasi Siswa Nyaris Bunuh Diri hingga Bakar Piagam Perhargaan
informasi yang didapat YM tinggal perumahan Griya Kajen Indah RT 4 RW 12, Desa Gandarum, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Penulis: widi henaldi | Editor: Soewidia Henaldi
Minimnya sosialisasi Dinas pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur yakni jalur zonasi, jalur berprestasi dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi.
• Bima Arya Terima Laporan Dugaan Manipulasi Data di PPDB, Pemkot Bogor Telusuri Faktanya
• Agar Antrean Rapi, SMPN 157 Berikan Tiga Warna Pada Nomor Pendaftaran PPDB
"Hari pertama pendaftaran saya mengantarkan anaknya melakukan pendaftaran online namun melalui jalur zonasi.
Namun oleh guru dan kepala sekolah dasar, disarankan untuk masuk jalur prestasi.
Di hari kedua, mendaftar ke jalur prestasi namun tidak bisa, mengingat sudah mendaftar di jalur zonasi.

Saya, sebagai orangtua kecewa. Kita sudah mendaftar ke jalur prestasi kata pihak sekolah (SMP) tidak bisa, harusnya daftar di sekolah diluar zonasi," jelasnya.
Dirinya mengungkapkan kendati kecewa dengan sistem yang ada, ia tetap melanjutkan anaknya masuk sekolah swasta agar tidak kecewa berkelanjutan.
"Anak saya sudah di daftarkan ke sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kajen dan seharusnya dengan sistem seperti ini pihak pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri dulu,"ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Pekalongan, Sumarwati saat dihubungi Tribunjateng.com belum memberikan keterangan terkait dengan gagalnya siswa yang masuk ke jalur prestasi tersebut.
Bunuh Diri
Berbeda dengan YM, sistem zonasi juga membuat seorang siswa SMP di Pontianak, Kalimantan Barat nyaris bunuh diri.
Hal ini terungkap saat puluhan orangtua calon murid yang mendaftar di SMA Negeri Pontianak melakukan aksi di DPRD Kalbar.
Para orangtua calon siswa tersebut mengadukan nasib anak-anak mereka yang tak berhasil masuk sekolah negeri.

Para orangtua siswa tersebut diterima anggota DPRD Kalbar, Ermin Elviani, Zulkarnain Sireger, dan Mad Nawir, Rabu (26/6/2019).
Dilansir dari Tribunpontianak.com, bahkan satu di antara orangtua murid tersebut mengadu bahwa anaknya stres hingga mau bunuh diri karena tak bisa masuk SMA negeri.
"Anak saya sudah tiga hari ini tidak mau keluar kamar dan tidak mau makan. Dia frustasi mau bunuh diri karena tidak bisa masuk SMA negeri," ucap satu diantara orangtua murid saat menyampaikan keluhan di DPRD.