Curhatan Sopir Angkot di Bogor, Berjuang Cari Penumpang Meski Penghasilan Rp 50 Ribu Sehari
Setiap pagi hingga sore hari, Indrawan menyusuri jalanan Kota Bogor dengan angkot hijau yang dibawanya mencari penumpang.
Penulis: Tsaniyah Faidah | Editor: Damanhuri
Tarif yang dipatok bagi masing-masing penumpang Rp 2.000 hingga Rp 7.000 disesuaikan dengan jarak dan status penumpang.
Ia tak menampik kondisi sulit yang dialami dia dan rekan-rekan sopir angkot lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Namun Indrawan dan lainnya hanya bisa pasrah dengan adanya persaingan tersebut.
"Sekarang ini benar-benar sulit cari uang. Penghasilannya turun drastis dari 5 tahun lalu. Penumpangnya makin sepi. Untung pemilik angkot ngertiin, diturunin biaya setoran kami," papar dia.
Pria bertubuh gempal itu mengungkapkan bahwa keberadaan transportasi online yang saat ini semakin marak sangat memengaruhi kelangsungan angkutan kota di Kota Bogor.
Banyak penumpang yang memanfaatkan transportasi online karena lebih mudah dan nyaman.
Padahal, menurut Indrawan, untuk tarif tidak terlalu jauh beda dengan angkot.
Namun modernitas yang menuntut kepraktisan membuat orang-orang kini lebih memilih menggunakan aplikasi untuk memesan transportasi online.
Hanya tinggal menunggu di rumah, pesanan kendaraannya akan datang menjemput.
"Banyak penumpang sekarang lebih milik naik yang online dibanding naik angkot. Sangat berpengaruh terhadap pendapatan kami sebagai sopir angkot," ungkap Indrawan.