Kisah Asmara Sopir dengan Istri Majikan Berujung Pembunuhan Berencana dan Kuasai Harta
Kasus pembunuhan berencana di Kelapa Gading Jakarta Utara dilatarbelakangi kisah asmara.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Polsek Kelapa Gading berhasil mengungkap kasus pembunuhan berencana terhadap seorang suami yang dilakukan istri bersama komplotannya.
Aksi pembunuhan gagal setelah korban, VT (42) berhasil menyelamatkan diri.
Polisi menangkap pelaku di Bali dan Jakarta Utara.
Pembunuhan berencana terhadap VT didalangi oleh istrinya sendiri YL (40) dibantu selingkuhannya, BH (33) dan dua pembunuh bayaran.
YL mengeluarkan uang hingga Rp 300 juta untuk menyewa dua pembunuh bayaran.
Belakangan BH mengaku, uang yang diserahkan kepada pembunuhan bayarang baru Rp 100 juta.
Sisanya Rp 200 juta habis digunakan untuk berfoya-foya di Bali.

Bagaimana awal ceritanya BH bisa menjalin hubungan dengan YL yang tak lain adalah majikannya sendiri?
Berikut penuturan BH kepada wartawan TribunJakarta.com.
• Mayat dalam Kondisi Tengkurap Ditemukan di Pinggir Jalan, Diduga Korban Pembunuhan
Di kantor Polsek Kelapa Gading BH mengaku telah menjalin hubungan asmara dengan YL sekitar satu tahun.
Perkenalan BH dengan YL terjadi di Surabaya, sekitar akhir 2018.
Saat itu BH tengah menjadi penyelenggara salah satu acara di ibu kota Jawa Timur tersebut.
• Ditemukan Tewas dengan Kondisi Mengenaskan, Pria di Bojonggede Pernah Dapat Ancaman Pembunuhan
Saat itulah ia bertemu YL dan mulai berkenalan.
"Pertama kenal di pelatihan di Surabaya, saya penyelenggara event, istri korban salah satu peserta," kata BH kepada TribunJakarta.com saat ditemui di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (2/10/2019).
Waktu berselang, dua sejoli ini mulai rutin berkomunikasi.
Komunikasi yang mulai intens membuat YL mulai menaruh hati kepada BH, begitupun sebaliknya.
• Mirip Kasus Aulia Kesuma, Wanita Ini Juga Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Suami, Motifnya Asmara
Sampai-sampai, di pertengahan tahun ini, BHS diajak ke Jakarta untuk bekerja di perusahaan VT yang merupakan wiraswasta di bidang teknologi informasi.
Sopir Pribadi
Pekerjaan awal, kata BH, adalah sebagai sopir korban.
"Pada saat tersebut memang belum ada posisi apa-apa. Tapi suaminya sangat tertarik dengan skill dan kemampuan saya, yaudah untuk sementara waktu jadi driver," aku BH.
Karena sudah tertarik dengan YL, tawaran itupun diiyakan BH.
Ia berangkat ke Jakarta pertengahan tahun ini dan mulai dekat dengan keluarga VT dan YL.
BH pun mengaku sangat senang bisa ke Jakarta.
• Terungkap Perilaku Guru CS yang Hukum Siswa SMP Hingga Tewas, Ibu Korban : Kami Tidak Terima !
Sebab, hasratnya selama ini untuk bekerja di ibu kota akhirnya terpenuhi.
Di Jakarta, hubungan BH dan YL makin erat.
"Jadi mungkin beliau nyaman dengan saya. Saya pun nyaman komunikasi dengan beliau, jadi deket seperti itu aja," kata BH.
Cemburu
Setahun setelah hubungan keduanya semakin dekat, YL mulai menunjukkan rasa cemburu ke suaminya.
YL menuding suaminya telah berselingkuh.
Hingga akhirnya disusun lah rencana pembunuhan terhadap VT.
Selain itu, YL juga berencana menguasai harta suaminya bersama BS.
Akhirnya, pada Juni lalu, mereka sepakat menggunakan racun sianida untuk diminumkan kepada VT.
Rencana pembunuhan dengan racun sianida ini gagal total karena YL yang ditugaskan memberi racun itu malah tidak berani.
Padahal, sianida sudah terlanjur dibeli dan diracik BH.
Percobaan pembunuhan kedua kemudian direncanakan Juli lalu.
Sewa Pembunuh Bayaran
Untuk rencana pembunuhan kedua ini, YL dan BH menyewa pembunuh bayaran.
Sesuai perencanaan, eksekusi terhadap VT dilakukan 13 September lalu.
Kala itu, BH yang berada dalam satu mobil dengan VT berkendara di sekitaran Kelapa Gading.
Sesampainya di depan North Jakarta Intercultural School Kelapa Gading, BH meminta izin keluar dari dalam mobil dengan alasan mual.
Saat itulah eksekusi dilakukan. Salah satu pembunuh bayaran menghampiri VT yang berada di kursi pengemudi dan menghunuskan pisaunya ke leher korban.
Melihat VT belum meregang nyawa, pembunuh ini mencoba menghunuskan pisaunya ke perut korban.
Akan tetapi aksinya gagal. VT berhasil melepaskan diri dan mengemudikan mobilnya menjauhi TKP.
VT lalu menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sebelum akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kelapa Gading.
Kabur ke Bali
Setelah gagal membunuh VT untuk kedua kalinya, BH diam-diam memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan dari prahara rumah tangga majikannya.
Menurut Kapolres Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto, BH dua kali menipu YL terkait pembiayaan untuk rencana pembunuhan VT.
Pertama, BHS menipu YL ketika hendak membeli sianida untuk meracuni suaminya.
Ia mengaku kepada YL jika sianida harus dibeli di Singapura seharga 3 ribu dollar Singapura atau sekitar Rp 30 juta.
Untuk mendapatkan uang sebanyak itu, YL sampai mencuri ATM suaminya.
Kenyataannya, BHS membeli sianida itu melalui online seharga sekitar Rp 500 ribu.
BH kemudian berangkat ke Singapura untuk mengambil uang dari ATM milik suami YL.
"Racun sianida itu terbukti dibeli secara online di Indonesia," ungkap Budhi.
"Itu hanya pengakuan BH kepada YL agar diberikan uang lebih untuk membeli barang tersebut," ucapnya.
Penipuan kedua, BHS menyarankan YL untuk menyewa dua pembunuh.
BH kembali meminta uang Rp 300 juta kepada YL untuk membayar BK dan HER.
Bingung harus cari uang di mana, YL terpaksa menggadaikan mobil, emas.
Ia juga mencuri uang suaminya untuk memenuhi permintaan BH.
Uang Rp 300 juta itu akhirnya YL berikan kepada BHS.
Namun, BHS malah menggunakan sebagian besar uang itu untuk foya-foya.
Sebanyak Rp 100 juta untuk membayar BK dan HER.
"Sisanya yang Rp 200 juta digunakan oleh BHS untuk berfoya-foya," ujar Kombes Budhi Herdi Susianto.
Akhirnya, pada 16 September 2019, polisi berhasil meringkus BH di Bali, lalu menangkap YL di kediamannya.
BHS dan YL dijerat 340 KUHP juncto pasal 53 KUHP tentang pembunuhan berencana subsidair pasal 353 ayat 2 KUHP.
Sopir dan majikan perempuannya itu terancaman hukuman maksimal seumur hidup.
Sementara BK dan HER masih dicari polisi.(TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustinus)