Pandji Sebut Penyebrang Bisa Lewat MRT Jika Ogah Panas di JPO, Yunarto Tepuk Tangan: Keren Anies

Pandji Pragiwaksono mengomentari artikel berita soal pandangan pengamat tata kota yang mengatakan JPO tanpa atap tidak berguna

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Kolase Kompas.com dan Instagram Pandji Pragiwaksono
Pandji Sebut Penyebrang Bisa Lewat MRT Jika Ogah Panas di JPO, Yunarto Tepuk Tangan: Keren Anies 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya memberi komentar terhadap ucapan komika Pandji Pragiwaksono soal jembatan penyeberangan orang ( JPO) tak beratap di Jalan Sudirman Jakarta.

Dalam komentarnya, Yunarto Wijaya sindir Pandji Pragiwaksono bahwa apapun yang dilakukan Anies Baswedan adalah hal yang keren.

Awalnya Pandji Pragiwaksono mengomentari artikel berita soal pandangan pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga yang mengatakan JPO tak beratap tidak berguna saat musim hujan.

Menurut Pandji Pragiwaksono, jika alasannya seperti itu maka semua yang berhubungan dengan pejalan kaki juga sebaiknya dibongkar, yakni trotoar, zebra cross dan pelican crossing.

Sebab menurut Pandji Pragiwaksono, fungsi JPO dan beberapa yang ia sebutkan itu adalah sama-sama untuk menyeberang dari trotoar ke trotoar.

Pengamat Sebut JPO Tak Beratap Tidak Berguna Saat Hujan, Pandji: Kalau Gitu Trotoar Juga Bongkar Aja

Muncul Petisi Desak Anies Unggah Rancangan Anggaran DKI, William PSI: Kami Mau Libatkan Publik

Ketua DPRD Akan Surati Anies Meski Belum Pegang Draf KUA-PPAS, Yunarto: Digital Tapi Kurang Smart

Hanya bedanya, JPO berada di atas jalan sementara zebra cross ada di tepi jalan.

"Kalau gitu trotoar juga bongkar aja. Zebra Cross.

Pelican Crossing juga. Pokoknya apapun yg dipake pejalan kaki utk berjalan kaki selama ini, ilangin aja.

Kalau alasannya adalah tidak berguna kalau hujan (ataupun panas)," tulisnya.

Ia pun kemudian membandingkan antara zebra cross dengan JPO.

Ia tampak heran kenapa JPO tak beratap jadi masalah sementara zebra cross selama ini juga tidak diberi atap.

"Bantu gue berpikir dong. JPO yg dicabut atapnya ini kan nyebrangin org dari trotoar ke trotoar.

Persis zebra cross tapi di atas jalan. Fungsinya sama dgn trotoar.

Gue & semua org yg jalan kaki & naik transportasi umum, ga ngomel trotoar ga ada atap. Kenapa yg ini jadi masalah?," tulisnya lagi.

 Alasan Pandji Pragiwaksono Pilih 01 di Pilpres 2019 : Gue Gak Pengen Ada Jokowi Vs Prabowo Part 3 !

Rupanya soal JPO tak beratap ini mendapat tanggapan berbeda dari Direktur NU Online, Savic Ali.

Melalui akun Twitter-nya, Savic Ali menilai ide buat atap JPO ini hanya untuk memenuhi imajinasi orang yang mungkin jarang jalan kaki.

Tweet itu bahkan ikut dikomentari juga oleh Pandji Pragiwaksono.

"JPO tanpa atap. Mgk dipikir Jkt ini Eropa-Amerika yg 4 musim.

Sbg org yg tiap hari byk jln kaki menyusuri trotoar dan nyebrang JPO ide buang atap ini hanya buat memenuhi imajinasi org yg (mgk) jarang jln kaki," tulis Savic Ali.

Kemudian ia juga menambahkan bahwa pejalan kaki akan lebih nyaman jika ada atapnya.

Pasalnya hal tersebut melihat kondisi Jakarta yang panas.

"Buat pejalan kaki ya tetep nyaman ada atap.

Nyaman jg kalo sisi trotoar ada pohon.

Jkt ini panasnya minta ampun cuy...," tulisnya lagi.

 Gaya Berpakaian Mendikbud Nadiem Makarim di Bandara Diperbincangkan : Bukan Gaya Pejabat

 Nia Ramadhani Ngaku Pernah Makan Nasi Hanya Pakai Garam

"Desain itu mesti berpusat pada kebutuhan dan perilaku manusia.

Human centered design, itu paradigma yg lg ngetop. Kok ini mundur.

Kalo jln kaki pas lg panas trus nemu area yg ada penghalang mataharinya (entah pohon entah atap) itu rasanya plong," tambahnya.

Kemudian ada akun yang menandai akun Pandji Pragiwaksono untuk menjawab.

Menurut Pandji Pragiwaksono, fungsi JPO dan zebra cross ini sama saja karena tak ada pohonnya.

"Ya kan JPO tanpa atap ini fungsinya kyk zebra cross.

Zebra cross kan jg ga ada pohonnya. Atau jangan2 ada?," tulis Pandji Pragiwaksono.

Kemudian hal itu dijawab lagi oleh Savic Ali.

"Sebelumnya ada atapnya. Trus apa dasar pikirannya atap dibuang? Atap bermanfaat di Jkt yg tropis alias panas hampir sepanjang taon," tulis Savic Ali.

Kemudian Pandji Pragiwaksono pun mengatakan kalau pejalan kaki bisa memilih alternatif lain saat hujan, yakni lewat Stasiun MRT Setiabudi Astra.

"Kyknya krn pilihan nyebrang dgn peneduhnya udah ada Bang lewat stasiun MRT Setiabudi Astra.

Sehingga JPO dijadikan bagian dari lanskap udara terbuka," tulisnya.

 Perempuan Tanah Jahanam Kembali Batal Diputar di Dua Bioskop Tua, Joko Anwar Ungkap Penyebabnya

 Kepergok Berduaan dengan Oknum Perwira Polda, Istri Malah Usir Suami Lalu Ngamar dengan Selingkuhan

Tweet itu yang kemudian dikomentari oleh Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya pun menyindir Pandji Pragiwaksono yang menganggap semua yang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah hal keren.

Ia pun melampirkan emoji tepuk tangan untuk memuji Anies Baswedan.

"Keren deh Anies pokoknya... (emoji tepuk tangan)," tulis Yunarto Wijaya sambil memberikan emoji tepuk tangan.

Kemudian Yunarto Wijaya pun meminta publik untuk tidak terbawa ke perdebatan JPO.

"Ayo fokus ke lem aibon alias transparansi anggaran...

Jangan teralihkan sama Perdebatan JPO lepas atap...

Ada berapa ratus JPO bisa hilang dari anggaran kalo APBD digarong karena tidak transparan?," tulis Yunarto Wijaya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved