Semprot Nadiem Makarim, Fahri Hamzah: Perdebatan Kalian di Pusat Bikin Orang Kampung Pesimis
Menurut Fahri Hamzah, awalnya ia membayangkan Nadiem Makarim akan menjadikan wabah pendidikan modern seperti Gojek, ternyata malah bikin pesimis.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritik kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang akan mengapus Ujian Nasional (Ujian Nasional).
Menurut Fahri Hamzah, itu tidak sesuai dengan visi Presiden Jokowi.
Alhasil Fahri Hamzah pUjian Nasional mempertanyakan kenapa bisa presiden yang sama mengambil dua kebijakan yang berbeda.
Menurut Fahri Hamzah, keputusan Nadiem Makarim menghapus Ujian Nasional itu seharusnya dipersiapkan dulu aturannya baru dilakukan penghapusan.
Dilansir TribUjian NasionalnewsBogor.com dari Kompas.com Jumat (13/12/2019), Nadiem Makarim mengklarifikasi sejumlah pemberitaan yang menyebut dirinya mewacanakan menghapus Ujian Nasional pada tahUjian Nasional 2021 mendatang.
Ia menegaskan, kata yang lebih tepat bukanlah menghapus Ujian Nasional, melainkan mengganti Ujian Nasional dengan sistem penilaian baru.
"Beberapa hal agar tidak ada mispersepsi, Ujian Nasional itu tidak dihapuskan. Mohon maaf, kata dihapus itu hanya headline di media agar diklik, karena itu yang paling laku. Jadinya, Ujian Nasional itu diganti jadi asesmen kompetensi," kata Nadiem Makarim dalam rapat bersama Komisi X DPR di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Selain dengan asesmen kompetensi, Ujian Nasional juga akan diganti dengan survei karakter.
Menurut Nadiem Makarim, kedua penilaian itu merupakan penyederhanaan dari Ujian Nasional.
Ia pun menegaskan sekali lagi bahwa bahasa yang tepat bukanlah menghapus Ujian Nasional, melainkan mengganti sistem Ujian Nasional.
• Fahri Hamzah Komentari Kabar Nadiem Makarim Bakal Hapus UN : Katanya Enggak Ada Visi Menteri ?
• Nadiem Makarim Klarifikasi, UN Tidak Dihapus, Hanya Diganti Jadi . . .
"Yang dihapus itu adalah format seperti yang sekarang. Yang dihapus itu adalah format per mata pelajaran mengikuti kelengkapan silabus daripada kurikulum," papar dia.
"Diganti, tapi dengan asesmen kompetensi minimum, yaitu hampir mirip-mirip seperti PISA, yaitu literasi, numerasi, plus ada satu survei karakter," sambung Nadiem Makarim.
Mengenai asesmen kompetensi minimum dan survei karakter itu, Nadiem Makarim telah menjelaskannya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI.
Terdapat tiga alasan mengapa Ujian Nasional perlu diganti dengan kedua pola penilaian tersebut.
Ujian Nasional dinilai terlalu fokus kepada kemampuan menghapal dan membebani siswa, orang tua serta guru.