Kisah di Balik Viral Video Siswi SMA Pura-pura Diculik Bohongi Orangtua, Tak Sekadar Cari Perhatian

Viral seorang siswi SMA di Makassar dikabarkan diculik. Belakangan terkuak jika kabar tersebut tidak benar.

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
Tribunnews.com/wisegeek.com
Ilustrasi Penculikan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kabar siswi SMA di Makassar diculik baru-baru ini viral di media sosial.

Namun ternyata fakta sebenarnya siswi SMA tersebut tidak diculik.

Siswi SMA itu hanya pura-pura diculik.

Hal itu terungkap setelah pihak kepolisian turun tangan untuk menindaklanjuti kabar viral di media sosial itu.

Siswi SMA berinisial IPS (16) ini berbohong kepada orangtuanya telah diculik sejumlah orang.

IPS mengaku jika bola matanya akan diambil dan jasadnya bakal dibuang ke laut.

Pengakuan tersebut ada dalam percakapan WhatsApp IPS dengan ayahnya.

Adapun dalam video yang beredar IPS mengaku dibius oleh dua orang yang menggunakan mobil hitam saat berada di samping minimarket.

Kemudian dalam video lainnya seorang pengemudi ojek online mengaku menemukan IPS di Jalan Malino Gowa, Selasa (28/1/2020).

Takut Bahaya Virus Corona, Raffi Nagita Pakai Masker di Prancis, Teman Dekat Luna Maya Cemaskan Ini

Viral Kakek Duduk di Jalanan Sentul Bogor Bawa Tongkat Paku Disangka Modus Baru, Ini Faktanya

Seperti dikutip dari Kompas.com, pengemudi itu menyebut jika IPS telah menjadi korban penculikan.

Polisi pun melakukan penyelidikan hingga akhirnya terkuak jika apa yang dilakukan IPS hanya prank atau tidak benar-benar terjadi.

Hal itu disampaikan langsung Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Indratmoko saat dikonfirmasi.

"Iya benar prank lagi," ujarnya, Rabu (29/1/2020).

Ternyata bukan tanpa sebab IPS berani melakukan hal itu.

IPS berani melakukan prank tersebut karena untuk mendapat perhatian dari orangtua.

"Iya, dia melakukan ini (rekayasa) sebab kurangnya kasih sayang orangtua korban terhadap dirinya," ujar Indratmoko.

Indratmoko menambahkan, jika pihaknya masih mengkaji aspek hukum dari laporan bohong soal penculikan itu.

"Imbauannya jangan main-main dengan laporan penculikan karena ada ancaman pidananya," ucap Indratmoko.

Orangtua sempat hendak melapor

Keluarga IPS sempat hendak membuat laporan resmi setelah viralnya kabar penculikan itu.

Namun sebelum melapor, kejadian sebenarnya lebih dulu terungkap.

Demikian yang disampaikan Kanit Jatanras Polrestabes Makassar Iptu Eka Bayu Budhiawan

"Kemudian terungkap dibuat rekayasa. Jadi yang mau Lapor bapaknya ini gak jadi," ujar Bayu.

Bertahan 4 Hari di Rumah, Bayi Tanpa Tempurung Kepala Meninggal Sebelum Dibawa ke Rumah Sakit

KRONOLOGI Wartawan Dikeroyok Calo SIM di Satpas Polda Metro, Dibawa ke Tempat Sepi Lalu Dipukuli

Bayu pun mengungkapkan bahwa kebohongan IPS terkuak setelah polisi memeriksa teman siswa kelas 1 SMA itu.

Sebelum diculik, IPS mengaku ingin ke rumah temannya. IPS juga mengatakan, sudah memberi tahu temannya lewat pesan singkat.

"Tapi saya tanya temannya tidak ada ngechat begitu," kata Bayu saat dihubungi, Rabu (29/1/2020).

Bayu menambahkan, IPS ditemukan di Jalan Malino, Gowa, usai berjalan kaki dari sekolahnya di Kecamatan Tamalate, Makassar.

Bukan dibawa oleh orang tak dikenal. IPS juga mengirimi pesan kepada ayahnya tentang cerita bohong penculikanya.

Remaja putri ini juga bercerita ponselnya diambil penculik.

"Padahal HP-nya ada disimpan di tasnya," imbuh Bayu.

Bayu membenarkan bila motif IPS merekayasa penculikannya tersebut lantaran ingin cari perhatian dari orangtuanya.

Menurut Bayu, IPS sering dimarahi orangtuanya.

Kasus hampir serupa juga terjadi beberapa waktu lalu di Rappocini.

Seorang gadis berusia 14 tahun di Rappocini, Makassar diculik dan disekap selama tiga hari.

Gadis berinisial VGL itu dilaporkan menjadi korban penculikan oleh enam pria tak dikenal pada Minggu (19/1/2020) di rumahnya.

Namun belakangan terungkap fakta sebenarnya dibalik kabar penculikan gadis tersebut.

Seperti dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, gadis tersebut ternyata tidak diculik.

Hal itu diketahui setelah polisi turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap VGL.

Sebelumnya, pihak keluarga VGL memang sempat melaporkan dugaan penculikan itu ke pihak kepolisian.

Bibi korban, Metty (60) mengungkapkan, VGL diculik setelah pulang dari rumah kerabatnya sekitar pukul 18.00 WITA, Minggu.

Saat hendak memasuki lorong rumah, tiba-tiba enam lelaki dengan menggunakan penutup wajah memaksanya masuk ke mobil.

Kemudin VGL juga dikabarkan dibius hingga tidak sadarkan diri.

"Saat dikasi naik, anaknya disuntik di tangan kiri. Ada bekas suntikan," kata Metty saat diwawancara di kediaman korban, Kamis (23/1/2020) malam. 

VGL kemudian dibawa ke rumah kosong dan disekap di sana selama tiga hari.

Kedua tangan dan kaki remaja kelas 3 SMP itu diikat di kursi. 

Selama penyekapan, penculik meminta nomor telepon kedua orangtuanya.

Penculik tersebut ingi meminta uang tebusan Rp 50 juta.

Namun, VGL tidak memberikan nomor kedua orangtuanya itu. 

"Selama tiga hari itu anaknya tidak makan. Kami juga saat itu selalu keluar mencarinya hingga malam tapi hasilnya nihil," ucap Metty. 

VGL lolos saat ia berhasil melepaskan ikatan tali di tangannya. VGL kemudian melompat dari jendela. 

"Baru keluar rumah, dia minta tolong kepada pengendara yang lewat yang masih saudara gereja," kata Metty.

Yang terbaru, VGL akhirnya angkat suara memberi pengakuan soal kabar penculikan itu.

Remaja yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu mengakui bahwa dirinya tidak diculik oleh 6 pria bertopeng. 

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo membenarkan hal tersebut.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo saat diwawancara terlait kasus rekayasa penculikan remaja putri di Polda Sulsel, Jumat (24/1/2020).
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo saat diwawancara terlait kasus rekayasa penculikan remaja putri di Polda Sulsel, Jumat (24/1/2020). ((KOMPAS.COM/HIMAWAN))

Menurutnya, awalnya VGL memang mengakui dirinya diculik 6 pria bertopeng di Jalan Bonto Daengi Rate 2 Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Makassar, Minggu (19/1/2020).

Namun, saat diperiksa polisi, keterangan VGL terus berubah-ubah.

"Pengecekan pada bekas suntikan tidak ditemukan namun yang ditemukan lebam biru pada lengan yang diduga sengaja dibuat dan mengaku bekas suntikan," ujar Ibrahim saat rilis di lobi Polda Sulsel, Jumat (24/1/2020).

Ibrahim mengatakan keganjilan lainnya yang ditemukan saat penyelidikan adalah terkait kondisi lorong depan rumah VGL.

Saat itu diketahui sangat ramai namun tidak ada warga atau saksi yang melihatnya.

Begitu pun saat VGL berada di rumah tantenya, kata Ibrahim, tantenya curiga mengapa keponakannya tersebut tidak ingin pulang. 

Setelah dibujuk, kata Ibrahim, akhirnya korban mengakui telah tinggal di rumah temannya.

Sehari di rumah temannya, ia kemudian bertemu dengan remaja pria berinisial A yang merupakan tukang parkir. 

"Korban kemudian meminta untuk ikut A lalu dibawa ke tempat kerja A sebagai tukang parkir di salah satu rumah sakit di Makassar," tutur Ibrahim. 

Setelah 3 hari menghilang, pada Selasa (20/1/2020) korban akhirnya bersedia pulang dan diantar oleh A ke rumahnya tetapi diturunkan di depan lorong rumahnya. 

Sempat berselisih dengan ibunya

Sebelum menghilang pada Minggu (19/1/2020), VGL trrnyata sempat berselisih dengan ibunya.

Hal itu lantas membuat VGL pergi ke rumah temannya.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo mengungkapkan, VGL awalnya takut pulang ke rumahnya lantaran menghilang, selama 3 hari dari tempat tinggalnya.

"Saat dilakukan konfirmasi kepada korban akhirnya terungkap bahwa korban ini sengaja membuat penculikan itu karena takut pulang ke rumahnya," kata Ibrahim saat diwawancara wartawan di lobi Polda Sulsel, Jumat (24/1/2020).

Dalam situasi itu, akhirnya VGL merekayasa cerita penculikan oleh 6 pria bertopeng saat berada di lorong rumahnya sekitar 18.00 WITA.

"Saat dicerita pertama, ibunya merespons tanpa konfirmasi yang jelas kepada anaknya dan langsung laporan ke Polrestabes," imbuh Ibrahim.

Meski telah berbohong, Ibrahim mengatakan tidak akan memproses cerita VGL tersebut.

Saat ini, VGL dikembalikan kepada orangtuanya untuk dibimbing secara langsung.

"Mengingat anak ini masih di bawah umur, dia juga masih mempunyai masa depan yang jelas, ini juga tidak ada efek kepada publik, tidak ada efek juga kepada orang lain, nanti kita lihat hal bijaksana seperti apa yang akan kita lakukan," tandas Ibrahim.

(TRIBUNNEWSBOGOR.COM/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved