Cari Dukun Sakti Hingga ke Parangtritis untuk Santet Suaminya, Aulia Kesuma Sampai Beli Kuda
Keinginan itu muncul setelah Aulia Kesuma kesal karena Pupung Sadili enggan menjual rumah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Penulis: Damanhuri | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Otak pembunuhan sadis yang menewaskan ayah dan anak, Aulia Kesuma saat ini masih menjalani proses sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Aulia Kesuma diketahui sebagai otak pembunuhan berencana kepada suaminya sendiri Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan putranya Muhammad Adi Pradana (23).
Pupung dan Dana tewas ditangan pembunuh bayaran suruhan Aulia Kesuma.
Tak hanya itu, jasad ayah dan anak ini juga dibakar di dalam mobil disekitaran daerah Sukabumi, Jawa Barat.
Rupanya, ada fakta yang terungkap dalam proses persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pada hari Senin (10/2/2020) kemarin, Aulia Kesuma mengikuti proses sidang dakwaan.
Jaksa penuntut umum (JPU) Sigit Hendardi meceritakan awal Aulia Kesuma ingin membunuh Pupung Sadili.
Keinginan itu muncul setelah Aulia Kesuma kesal karena Pupung Sadili enggan menjual rumah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Padahal, saat itu mereka terlilit utang di bank yang setiap bulan harus dibayar Rp 200 juta.

Peristiwa itu terjadi ketika Lebaran pada Juni 2019.
Kekesalan tersebut membuat Aulia Kesuma nekat menghabisi nyawa Pupung Sadili.
Aulia Kesuma mulanya ingin Pupung Sadili mati dengan cara menyantetnya.
Niat menyantet untuk membunuh Pupung Sadili itu lantas disampaikan Aulia Kesuma kepada mantan pembantunya.
"Aulia meminta jasa Kasrini (red: mantan pembantu) agar mencarikan dukun untuk menyantet korban Edi Candra Purnama supaya meninggal," jelas JPU seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta, Senin (10/2/2020).
Hingga kemudian, Kasrini dan suaminya Rody Syahputra Jaya membantu Aulia Kesuma mencari dukun sakti yang bisa menyantet Pupung Sadili di kawasan Parangtritis, Yogyakarta.
• Aulia Kesuma Menangis di Ruang Sidang Hingga Kepala Anaknya Dipukul, Keluarga Korban: Air Mata Buaya
Bahkan, Aulia Kesuma sampai membeli seekor kuda agar keinginnya membunuh sang suami bisa tercapai.
Kuda tersebut digunakan untuk ritual santet yang ditujukan kepada sang suami.
Aulia Kesuma juga mengeluarkan biaya Rp 45 juta untuk ritual beli kuda dan imbalan untuk dukun santet.
Namun, upaya santet sang dukun suruhan Aulia Kesuma tidak berhasil.
kemudian, Aulia Kesuma dan Rody Syahputra Jaya sepakat membunuh Pupung Sadili dengan ditembak.
Rody Syahputra Jaya kemudian meminta Rp 25 juta untuk biaya beli peluru.
• PSK di Bawah Umur Ditarget Layani 50 Pria Hidung Belang Dalam Sebulan, Didenda Jika Tak Tercapai

Namun, upaya pembunuhan itu kembali gagal karena Rody mengaku kesulitan menembak Pupung Sadili yang jarang keluar rumah.
Hingga kemudian, Rody Syahputra Jaya kembali mencarikan dukun santet lagi di daerah Yogyakarta.
Di bulan Agustus 2019, Rody Syahputra Jaya mendapatkan dukun baru dan memberitahukannya kepada Aulia Kesuma.
Aulia Kesuma dan sang anak, Geovanni Kelvin yang kini berstatus sebagai terdakwa terbang ke Yogyakarta untuk menemui dukun santet tersebut.
Aulia, putranya dan Rody menemui dukun bernama Mbah Borobudur, lalu membahas cara membunuh Pupung Sadili dengan disantet.
Kemudian, dibuat skenario perampokan dengan biaya operasional Rp 50 juta atau dibakar dengan biaya operasional Rp 25 juta.
"Terdakwa satu Aulia dan terdakwa dua Geovanni memilih membunuh korban dengan cara dibakar, lalu mengirimkan uang senilai Rp 25 juta kepada pelaku Rody," jelas JPU Sigit.
Tangis Aulia Kesuma
Keluarga korban pembunuhan ayah dan anak di Lebak Bulus meluapkan emosinya saat terdakwa Aulia kesuma dan putranya Geovanni Kelvin hendak meninggal ruang sidang lima Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
Persidangan dengan agenda pembaaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) selesai sekitar pukul 17.30.
Aulia sempat menangis di ruang sidang.
• Pengakuan Aulia Kesuma Bikin Jengkel Keluarga, Kakak Kandung Pupung Ungkap Sifat Korban Sebenarnya

Kepada Majelis Hakim, ia mengaku teringat suami yang telah dibunuhnya, Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili.
"Air mata buaya," teriak seorang keluarga Pupung.
"Pembunuh, dasar pembunuh!" teriak anggota keluarga lainnya.
Tak cuma berteriak, seorang anggota keluarga korban juga nekat memukul kepala Geovanni saat terdakwa hendak dibawa ke ruang tunggu tahanan.
"Jangan dipukul," ucap seorang anggota polisi yang mengawal terdakwa.
Kamis (6/2/2020) lalu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah lebih dulu menggelar sidang kasus yang sama dengan terdakwa dua eksekutor sewaan Aulia.
Mereka adalah Kusmawanto alias Agus dan Muhammad Nursahid alias Sugeng.
• Rayuan Maut Aulia Kesuma Pada Pupung Sadili, Suami Luluh Diajak ke Ranjang Usai Minum Jus Obat Tidur
Kuasa Hukum Bantah Soal Dukun Santet
Kuasa hukum Karsini alias Tini, Rody Syaputra Jaya alias Rody, dan Supriyanto alias Alpat menbantah jika kliennya diminta Aulia Kesuma mencarikan dukun santet untuk menghabisi nyawa Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili.
Dari keterangan Rody kepada kuasa hukum, Aulia memang meminta dicarikan dukun.
Namun bukan untuk membunuh, melainkan membuat rumah tangga Aulia dan Pupung lebih harmonis.
"Awalnya hanya untuk mendamaikan hubungan rumah tangga antara korban dengan ibu Aulia," kata anggota tim kuasa hukum Tini dkk, Martin Gea, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020).
"Menurut keterangan Rody, rumah tangga bu Aulia dan korban itu dalam keadaan tidak akur. Jadi hanya meminta bantuan mencarikan dukun untuk mengakurkan rumah tangga mereka, bukan untuk membunuh," jelasnya.
Dalam surat dakwaan, Tini disebut sebagai mantan pembantu infal Aulia.
Ia juga orang yang pertama kali diminga Aulia untuk mencarikan dukun santet guna membunuh Pupung.
• Aulia Kesuma Ajak Balitanya saat Bertemu Pembunuh Bayaran, Dana Duel dengan Pelaku di Kamar

Tini lalu mengenalkan Aulia dengan suaminya, Rody Syaputra Jaya alias Rody yang akan mencarikan dukun untuk membunuh Pupung.
Namun, Rody meminta uang sebesar Rp 45 juta sebagai biaya ritual santet dan imbalan dirinya. Tanpa berpikir panjang, Aulia memenuhi permintaan Rody.
Setelahnya, Rody mengajak Supriyanto alias Alpat mencari dukun santet di Parangtritis, Yogyakarta. Akan tetapi, ritual santet yang dilakukan sang dukun tidak berhasil.
Pada akhirnya, Aulia menyewa dua pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Pupung dan Dana.
Mereka adalah Kusmawanto alias Agus dan Muhammad Nursahid alias Sugeng.
Pembunuhan itu dilakukan di kediaman Pupung di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, 23 Agustus 2019.
Dua hari kemudian, jasad Pupung dan Dana dibakar di dalam mobil di wilayah Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
(TribunnewsBogr.com/Tribun Jakarta)