Cerita Ayah Pasien BPJS yang Anaknya Tewas Karena Ditelantarkan: Kamar Pun Kami Bersihin Sendiri
Duka masih menyelimuti kelurga pasien BPJS Kesehatan yang meninggal dunia diduga karena ditelantarkan pihak rumah sakit.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Duka masih menyelimuti kelurga pasien BPJS Kesehatan yang meninggal dunia diduga karena ditelantarkan pihak rumah sakit.
Orangtua korban Lilik Ansori mengaku tak menyangka jika putranya M Rezky Mediansori (21) mendapatkan pelayanan yang buruk dari rumah sakit lantaran menggunakan BPJS Kesehatan.
Padahal, kata Lilik Ansori, BPJS Kesehatan keluarganya bayar secara mandiri setiap bulan alias tidak ditanggung oleh pemerintah.
Seperti diketahui, M Rezky Mediansori (21) pasien BPJS Kesehatan kelas 3 meninggal dunia di selasar depan ruang rawat penyakit dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Lampung pada Senin (10/2/2020) sekitar pukul 15.00 WIB.
Warga Palas, Lampung Selatan itu menghembuskan nafas terakhirnya diduga karena ditelantarkan pihak rumah sakit.
Lilik Ansori mengaku sangat kecewa dengan pelayanan di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Lampung terhadap pasien BPJS Kesehatan.
Lilik Ansori menceritakan, saat tiba di RSAM Lampung, kondisi kesehatan putranya memang sudah dalam keadaan kritis dengan tubuh kejang-kejang serta panas tinggi.
Sehingga perlu segera mendapatkan pertolongan medis untuk menyelamatkan nyawa anaknya saat itu.
Menurut Lilik Ansori, anaknya yang saat ini telah meninggal dunia itu masuk ke IGD RSAM Lampung pada pukul 06.00 WIB, Minggu (9/2/2020) pukul 06.00 WIB.
Namun, ia menyesalkan anaknya tak langsung ditangai oleh dokter di rumah sakit tersebut.
“Namanya gawat darurat, harusnya sigap. Anak saya ini butuh penanganan khusus. Karena di RS Kalianda (RS Bob Bazar) itu masuk IGD, di Abdul Moeloek juga masuk IGD,” kata Lilik saat ditemui di rumahnya di Dusun Pasar Senin Baru, Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan, Selasa (11/2/2020) mengutip Kompas.com.
• VIDEO Pasien BPJS Kelas 3 Ditelantarkan di Rumah Sakit Viral, Keluarga Histeris: Ternyata di Kuburan

Ayah korban menambahkan, anaknya didiagnosa demam berdarah saat dirujuk dari RS Bob Bazar Lampung Selatan.
“Padahal sudah ada keterangannya anak saya ini demam berdarah. Saya tanya mana dokternya, kata perawat baru datang jam lima sore,” kata ketika menceritakan pelayanan kesehatan rumah sakit yang dialami oleh keluarganya.
Kemudian pukul 22.00 WIB, setelah diperiksa dan konsultasi dengan dokter Riki, anaknya dipindahkan ke ruangan rawat.
“Namun, bukan ruangan penyakit dalam, tapi di ruangan penitipan, di ruang penyakit syaraf,” kata Lilik menambahkan.