Kejanggalan Sikap Ayah Bunuh Siswi SMP Lalu Dibuang ke Gorong-gorong, Sejak Awal Sudah Bohongi Guru

Sikap ayah dari siswi SMP yang ditemukan tewas di gorong-gorong sejak awal dianggap Psikolog tak rasional

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Ardhi Sanjaya
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA/TribunJabar/ist
Pengakuan ayah dari siswi SMP yang ditemukan tewas di gorong-gorong terkait kematian anaknya dianggap psikolog tak rasional. 

Padahal, saat itu putrinya tidak ada bersamanya.

Budi menyebut jika dirinya saat itu hanya ingin guru DS segera pergi dari tempat ia bekerja.

"Supaya cepat saja, Saya lagi sibuk kereja dan supaya guru sekolah anak saya cepat pulang,

waktu itu juga selain supaya guru itu cepat pulang, saya teringat kalau DS sedang bersama saya," ucapnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Ayah korban DS (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolah sempat tertangkap kamera pada malam hari pertama penemuan mayat di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020).
Ayah korban DS (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolah sempat tertangkap kamera pada malam hari pertama penemuan mayat di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020). ((KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA))

Di sisi lain, Budi pun mengaku dirinya adalah sosok pelupa.

Kondisi itu, lanjutnya, akibat dari ibunya kerap mengonsumsi obat-obatan saat mengandung dirinya.

Budi sendiri mengaku lupa saat menjawab pihak sekilah yang sempat menemuinya,

Ia hanya ingat kallau DS sedang bersama dirinya.

"Saya ada sakit di otak, hilang ingatan, karena efek ibu saat mengandung saya terlalu banyak minum obat. Katanya gitu kata orang tua saya," terangnya.

Namun demikian, Budi mengingat kalau beberapa hari sebelum kejadian dirinya pernah bertemu dengan anaknya di tempat kerjanya.

"Terakhir saya bertemu dengan DS beberapa hari sebelum ditemukan anak saya meninggal," katanya.

Dianggap tak rasional

Pernyataan Budi Rahmat ini ditanggapi Rikha Surtika Dewi, psikolog Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas).

Seperti diwartakan Kompas.com, ia menilai sikap ayah siswi SMP yang tewas membohongi guru anaknya dan mengaku hilang ingatan sangat tak rasional.

Menurutnya, sikap figur seorang ayah sejatinya akan merasa terpanggil jika anak kandungnya meninggal dan akan menghadiri pemakamannya yang terakhir kalinya meskipun memiliki penyakit terberat semasa hidupnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved