Warga Bogor Meninggal Karena Corona
BREAKING NEWS - Positif Corona Warga Bogor Meninggal Dunia, Korban Berusia 67 Tahun
Seorang warga Kabupaten Bogor positif corona berusia 67 tahun meninggal dunia dimakamkan di Jakarta
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Soewidia Henaldi
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Seorang warga Kabupaten Bogor meninggal dunia setelah positif virus corona atau Covid-19.
Kabar meninggalnya warga Kabupaten Bogor akibat virus corona dibenarkan Bupati Bogor, Ade Yasin.
Ade Yasin menjelaskan, pasien ini merupakan pasien positif corona pertama di wilayah Kabupaten Bogor yang meninggal dunia sejak virus corona mulai merebak.
Korban meninggal dunia seorang ibu berusia 67 tahun bekerja sebagai pegawai konsultan pajak di sebuah perusahaan swasta.
"Tanggal 14 Maret dilakukan pemeriksaan laboratorium Covid-19 oleh RS Persahabatan. Keluar hasil tanggal 16 Maret 2020 via telepon oleh Sudinkes Jakarta Timur dengan hasil positif. Tadi malam pasien tersebut meninggal dunia di rumah sakit tersebut," kata Ade Yasin saat ditemui TribunnewsBogor.com di Cibinong, Kamis (19/3/2020).
Ade Yasin mengatakan bahwa korban akan langsung dimakamkan di Jakarta.
"Akan langsung dimakamkan di Jakarta. Jadi tidak dibawa pulang ke Bogor, langsung dimakamkan di Jakarta," kata Ade Yasin.
Golongan Darah
Daya tahan tubuh atau imunitas disebut mampu menjadi benteng dalam melawan penularan virus corona atau penyakit Covid-19.
Tapi ternyata tak hanya itu, sebuah penelitian membuktikan bahwa kemampuan virus berinkubasi juga berpengaruh pada golongan darah manusianya.

Sebuah studi pendahuluan di China menyebutkan, orang dengan golongan darah tipe O dinilai lebih resisten terinfeksi virus corona.
Sementara, orang dengan golongan darah A dimungkinkan lebih rentan terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 ini.
Dilansir dari South China Morning Post, peneliti medis di China mengambil pola golongan darah dari 2.000 pasien yang terinfeksi virus corona di Kota Wuhan, China dan Shenzhen dan membandingkannya dengan populasi setempat.
• Studi Penelitian: Golongan Darah A Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona
• Batal Umrah, 5 Pejabat PDAM Cianjur Plesir ke Eropa saat Wabah Corona, Hotman Paris Sindir Menohok
• Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri di Rumah, Berbahan Daun Sirih dan Jeruk Nipis Saja
Golongan darah A Peneliti menemukan, pasien bergolongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi dan mereka cenderung mengalami gejala yang lebih parah.
Sementara itu, para peneliti juga mengungkapkan, studi ini adalah langkah awal dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Meskipun demikian, peneliti mendesak pemerintah dan fasilitas medis untuk mempertimbangkan perbedaan golongan darah tersebut ketika merencanakan langkah-langkah mitigasi atau merawat pasien dengan Covid-19.
FOLLOW:
"Orang-orang dari golongan darah A mungkin secara khusus perlu memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi virus corona," tulis para peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan dengan Pusat Pengobatan Berbasis Bukti dan Terjemahan di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan.
"Pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dengan golongan darah A mungkin perlu menerima pengawasan yang ketat dan perawatan yang agresif," ujar Wang.
• 4 Pasien Positif Corona di Jateng Pernah Seminar di Bogor, 2 Meninggal
• Cara Pencegahan Virus Corona bagi Ibu Hamil: Bisakah Janin dalam Kandungan Terinfeksi Covid-19?
Golongan darah O
Di sisi lain, sebuah makalah yang diterbitkan di situs pracetak untuk Ilmu Kesehatan di bawah lembaga penelitian dan pendidikan, Cold Spring Harbor Laboratory, di New York, AS, mengungkapkan golongan darah O memiliki resistensi terhadap virus corona dibandingkan dengan golongan darah non-O.
Hal itu bisa dilihat dari 206 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan, 85 di antaranya mempunyai golongan darah A.

"Mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah A-B-O pada pasien dan tenaga medis untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko orang," ujar Wang.
Diketahui, studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China, termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai, dan Shenzen. Penulis mengingatkan, mungkin ada risiko dalam menggunakan penelitian untuk memandu praktik klinis saat ini.
• Simak Cara Mencuci Tangan yang Benar Menggunakan Sabun dan Hand Sanitizer, Bisa Cegah Corona
Keterbatasan penelitian Seorang peneliti dari State Key Laboratory of Experimental Haematology di Tianjin yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Gao Yingdai, menyampaikan, hal itu dapat ditingkatkan dengan ukuran sampel yang lebih besar.
Meskipun angka 2.000 tidaklah kecil, jumlah itu bisa dianggap kecil lantaran dibandingkan oleh jumlah total pasien global yakni 180.000 kasus.
Gao mengungkapkan, keterbatasan lain dari penelitian ini adalah tidak memberikan penjelasan yang jelas tentang fenomena tersebut, seperti interaksi molekuler antara virus dan berbagai jenis sel darah merah.
Sementara diketahui, golongan darah ditentukan oleh antigen. Antigen merupakan suatu komponen pada permukaan sel darah merah yang dapat memicu respons imun.
• Update Virus Corona di Dunia: 214.894 Orang Terinfeksi, 83.313 Sembuh, dan 8.732 Meninggal Dunia
Sementara, ahli biologi Austria, Karl landsteiner menemukan golongan darah utama yakni tipe A, B, AB, dan O pada 1901.
Penemuan ini memungkinkan transfusi darah yang aman dengan mencocokan golongan darah pada pasien.
Perbedaan golongan darah telah diamati pada penyakit menular lainnya, termasuk virus Norwalk, hepatitis B, dan sindrom pernapasan akut (SARS). Terkait studi baru ini, Gao menjelaskan penelitian ini mungkin membantu para profesional medis, tetapi warga tidak harus menganggap data terlalu serius.
"Jika kamu tipe A, tidak perlu panik. Itu tidak berarti Anda akan terinfeksi 100 persen," ujar Gao.
"Kemudian, jika kamu tipe O, itu tidak berarti kamu juga benar-benar aman. Anda masih perlu mencuci tangan dan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh pihak berwenang," lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti China Sebut Golongan Darah O Lebih Resisten terhadap Virus Corona"
(*).