Teror Virus Corona
Curhat Dokter ke Najwa Shihab soal Virus Corona: Kami Harus Perang, Tapi Tak Dikasih Senjata Lengkap
Pernyataan dr. Aman Bhakti Pulungan soal ketidakadanya transparansi soal data pasien menarik perhatian Najwa Shihab.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Aman Bhakti Pulungan mengungkap keluhannya kepada Najwa Shihab.
dr. Aman Bhakti Pulungan mengurai perihal kurangnya amunisi para dokter guna memerangi virus corona.
Harus berperang melawan wabah virus corona, para dokter rupanya tak dibekali dengan keterbukaan soal data hingga amunisi lainnya.
Hal tersebut secara terbuka disampaikan dr. Aman Bhakti Pulungan dalam tayangan Mata Najwa edisi Rabu (18/3/2020).
Diketahui sebelumnya, wabah virus corona di Indonesia telah meluas.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan jumlah pasien yang meninggal akibat virus corona ( Covid-19) terus bertambah.
Bahkan sampai dengan Kamis (19/3/2020), tercatat 25 pasien yang meninggal akibat virus tersebut.
"Kita lihat dari kematian yang kemarin di Bali 1, Banten 1, kemudian DKI Jakarta menjadi 17, kemudian Jawa Barat 1, Jawa Tengah 3, Jawa Timur 1, dan kemudian Sumatera Utara 1, maka total kasus kematian adalah 25 orang," kata Yuri dalan konferensi persnya, di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Menurut Yuri, tercatat 309 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
• UPDATE Virus Corona, Ini 7 Arahan Terbaru Jokowi untuk Penanganan Covid-19
• Antisipasi Virus Corona, Anggota DPRD Kota Bogor Jalani Tes Kesehatan Setelah Kunjungan Kerja
Dengan pasien yang meninggal sebanyak 25 orang, angka kematian di Indonesia mencapai sekitar 8 persen.
Angka fantastis yang dicapai Indonesia dalam waktu kurang dari satu bulan itu tentu membuat warga panik.
Menanggapi soal drastisnya peningkatan angka positif virus corona di Indonesia, dr. Aman Bhakti Pulungan ikut bersuara.
Dilansir TribunnewsBogor.com, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia itu mengurai kritikannya kepada pemeriintah.
dr. Aman Bhakti Pulungan mengeluh soal tidak adanya keterbukaan terkait data pasien virus corona yang mereka tangani.
"Kita melihat peningkatannya ini sudah terlalu besar. Dari awal bulan, dua kasus, dan sekarang 200 lebih. Tidak ada statistik yang seperti ini. Dan sebetulnya secara statistik kita juga sulit membaca atau memprediksi karena datanya tidak transparan," ungkap dr. Aman Bhakti Pulungan.