Kronologi Pelajar SMP Tewas Ditikam Teman Satu Sekolahnya, Polisi: Mereka Beda Geng
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Budi Cahyono mengungkapkan, korban maupun tersangka sama-sama saling mengenal.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Menurut Kompol Budi Cahyono, tawuran diawali adanya aksi saling ejek antara MH dan HF lewat media sosial.
Dalam pesan di media sosial, keduanya saling menantang satu sama lain.
"Kamu cemen, kamu kecil, berani nggak tawuran? Kalau berani ayo ketemu di kolong tol," ucap Budi mencontohkan isi pesan tersebut.
Kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB pada Rabu (18/3/2020 pekal lalu, kelompok tersangka langsung menyambangi kolong tol tempat kelompok korban berkumpul.
Di situlah terjadi tawuran maut ini.
Kelompok pertama ialah kelompok korban, MH (14), yang kala itu tengah bermain futsal di kolong tol.
Sementara kelompok kedua ialah kelompok tersangka, HF (14), yang sebelum kejadian tengah berkumpul di warnet.
Kedua kelompok remaja ini saling serang menggunakan senjata tajam.
"Mereka ledek-ledekan lewat Instagram, antara kelompok korban dengan kelompok pelaku," kata Budi di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/3/2020).

Akhirnya, seorang pelajar berisinial MH tewas setelah sabetan celurit milik HF mengenai punggung korban.
"Setelah itu si korban roboh dibawa oleh warga ke rumah sakit RSUD Koja. Namun nyawanya tak tertolong," kata Kapolsek.
Polisi menerangkan, kedua kelompok ini diduga telah mempersiapkan senjata tajam sebelum melakukan aksi tawuran yang berujung maut tersebut.
Senjata tajam berjenis celurit yang dibawa kelompok tersangka, HF (14), dan korban MH (14), disimpan di kolong tol tempat tawuran terjadi.
Kompol Budi Cahyono mengatakan kolong tol itu berada di wilayah Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Korban mengambil satu celurit yang sudah disimpan di dalam kolong tol itu, sudah dipersiapkan. Begitupun kelompok pelakunya mengambil celurit yang dipersiapkan di kolong tol itu," ucap Budi di kantornya, Senin (23/3/2020).