Teror Virus Corona
Asmara Abigail Tunjukkan Kondisi Italia yang Kosong, Baim Wong Syok Dengar Fakta Mengerikan : Gila !
Fakta yang disampaikan Asmara Abigail itu tampak membuat Baim Wong terkejut.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Aktor sekaligus Youtuber Baim Wong mengaku khawatir atas kondisi sahabatnya, Asmara Abigail.
Sebab saat wabah virus corona tengah melanda dunia, pemain film serta model Asmara Abigail diketahui tengah terjebak di Italia.
Hingga saat ini, Asmara Abigail masih melakukan lockdown dan tinggal di Milan, Italia.
Mengetahui hal tersebut, Baim Wong sebagai sahabat sesama artis pun menanyakan keadaan Asmara Abigail.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari vlog Baim Paula, Baim Wong melakukan video call dengan Asmara Abigail.
Kepada Baim Wong, Asmara Abigail melaporkan kondisi terkini Italia.
Sebelumnya, Asmara Abigail pun menjelaskan peraturan yang ada di Italia saat lockdown diterapkan di negara mereka.
Guna menekan penyebaran virus corona yang sudah mencapai lebih dari 50 ribu penderita, Italia memberlakukan peraturan yang ketat.
Termasuk soal urusan membeli bahan pokok di swalayan.
• Curhat Driver Ojol Soal Profesinya saat Corona, Colek Influencer : Kemana yang Subscribernya Banyak?
• Virus Corona Merebak, Ridwan Kamil : Saya Imbau Warga yang Bekerja di Jakarta Tidak Mudik
Di Italia, supermarket hanya memperbolehkan sedikit orang untuk berada di dalamnya, yakni 5 hingga 20 orang.
"Peraturan swalayan, satu keluarga hanya satu orang yang belanja untuk keluarga. Karena jumlah orang di satu ruangan itu dihitung, enggak boleh banyak. Satu tempat bisa cuma lima orang. Kita harus jaga jarak minimal 1 - 2 meter," ungkap Asmara Abigail.
Usai mengungkap kondisi Italia tersebut, Asmara Abigail pun menunjukkan kondisi terkini dari tempat tinggalnya.
Sambil mengarahkan ke arah jalanan, Asmara Abigail mengaku bahwa jalanan Italia kini kosong.
Hanya ada satu atau dua orang yang lewat, itu pun mereka berjalan dengan tergesa-gesa.
"Di sana itu kosong banget. Coba lihatin," kata Baim Wong.
"Nih, Aku kasih lihat ya. Ini di depan balkon rumah Aku, enggak ada orang," ucap Asmara Abigail.
"Ih kosong," pungkas Baim Wong.
"Paling ada tuh ya, satu, ini yang baru keluar," imbuh Asmara Abigail.

Lebih lanjut, Asmara Abigail pun mengurai kondisi Italia pasca virus corona mewabah.
Diakui Asmara Abigail, semua transportasi di Italia kini dibatasi.
Bahkan diakui Asmara Abigail, militer dan polisi kini berjaga di setiap sudut.
Hal itu dilakukan guna mencegah warga berkerumun.
• Bikin Fadjroel Pegang Dahi, dr Tirta Kritik Jubir Pemerintah untuk Corona : Bicara yang Penting Saja
• dr Tirta Sentil Atta Halilintar hingga Reza Arap soal Bantuan saat Wabah: Jual 1 Mobilmu Lalu Donasi
Warga yang hendak keluar rumah pun harus memiliki surat izin resmi.
"Di sini pesawat, kereta itu sudah sedikit banget. Di sini militer sama polisi itu udah di mana-mana. Karena kalau kita enggak ada tujuan, jalan-jalan sendirian enggak jelas, kalau dicek polisi, kita musti bawa surat jalan," pungkas Asmara Abigail.
Sebab, jika warga ketahuan keluar rumah tanpa alasan yang jelas, mereka bisa dijebloskan ke penjara.
"Kalau misal kita dicek dan ternayta kita positif Covid-19, itu kita bisa masuk penjara sampai 3 bulan, sampai 12 tahun," pungkas Asmara Abigail.
FOLLOW US :
Fakta yang disampaikan Asmara Abigail itu tampak membuat Baim Wong terkejut.
Pun ketika Baim Wong mengetahui fakta lain soal imbas mengerikan dari virus corona di Italia.
Yakni soal sistem kesehatan di Italia yang kacau balau.
"Itali itu punya sistem fasilitas kesehatan, salah satu terbaik di dunia dengan standar Eropa. Nah sistem kesehatannya Italia itu udah babak belur karena Corona. Kita dalam sehari itu bisa 4 ribu kasus naiknya," ucap Asmara Abigail.
• Bupati Karawang Positif Corona, Demokrat Minta Peserta Kongres Jalani Tes
• Sederet Pesepak Bola yang Beri Donasi untuk Perangi Corona, Lionel Messi hingga Cristiano Ronaldo
Tak hanya itu, Asmara Abigail juga menyebut bahwa Italia sebagai salah satu di dunia yang memiliki sistem kesehatan terbaik di dunia saja bisa kolaps akibat virus corona.
Mendengar fakta tersebut, Baim Wong geleng-geleng kepala seraya tak percaya.
"Militer udah turun, jadi peti mayat semuanya sudah masuk ke truk militer dan udah enggak ada tempat lagi di pemakaman. Dan dokter sama suster sudah banyak banget yang positif," ungkap Asmara Abigail.
"Jadi dengan standar Eropa yang salah satu terbaik di dunia, rumah sakit di Italia kolaps," sambungnya.
"Ih gila ya !" respon Baim Wong.

Tak hanya itu, Asmara Abigail juga mengurai penanganan tenaga medis di Italia atas kasus virus corona.
Diakui Asmara Abigail, jika ada warga yang punya positif Covid-19 tapi tidak demam maka tidak akan ditangani.
Kalau ia tidak ada demam, warga tersebut tidak akan dirawat di rumah sakit dan diminta untuk penyembuhan sendiri di rumah.
Sebab diakui Asmara Abigail, rumah sakit di Italia sudah tidak sanggup lagi menampung pasien.
"Karena rumah sakit udah enggak ada tempat. Rumah sakit di Italia itu udah pakai barak-barak," ucap Asmara Abigail.
"Gila !" pungkas Baim Wong kaget.
• Ini Upaya yang Dilakukan Lapas Kelas II Gunung Sindur Demi Cegah Virus Corona
• Gara-gara Wabah Corona, Rilis Film Wonder Woman 1984 Ditunda
Asmara Abigail pun mengurai alasan mengapa banyak warga Italia yang meninggal akibat virus corona.
"Di Italia itu negara nomor dua dengan penduduk usia tua terbanyak di dunia setelah Jepang," ucap Asmara Abigail.
"Karena itu yang meninggal banyak ya ?" tanya Baim Wong.
"Iya, jadi 23% penduduk Italia itu umurnya di atas 60 tahun," kata Asmara Abigail.
Terakhir, Asmara Abigail memberikan tips untuk mencegah penyebaran virus corona untuk masyarakat.
"Sebisa mungkin kalau kita mau keluar rumah pakai masker, pakai kacamata, pakai sarung tangan, pilih satu sepatu yang dipakai buat keluarga, jadi virusnya cuma nempel di sepatu," kata Asmara Abigail.
"Itu ngaruh ya ?" tanya Baim Wong.
"Iya itu ngaruh, jadi virusnya bisa nempel. Jadi bajunya direndam disinfektan. Kita mandi juga dicampur disinfektan. Karena ini lumayan bahaya," pungkas Asmara Abigail.
Kenapa Banyak Pasien Virus Corona Meninggal di Italia ?
Meski bermula dari China, namun salah satu negara dengan kasus kematian tertinggi akibat virus corona adalah Italia.
Data per 22 Maret 2020, lebih dari 47.000 orang di Italia terinfeksi virus corona dengan angka kematian sebesar 4.032 kasus.
Bahkan, Italia mencetak rekor tertinggi dengan 627 kasus kematian dalam 24 jam.
China sendiri memiliki jumlah orang terinfeksi dua kali lipat, yakni 81.250 kasus. Namun, jumlah kematiannya 3.253 kasus.
Hal ini berarti angka kematian di Italia mencapai 8 persen, dibandingkan China yang hanya 4 persen.
Sementara itu, Jerman yang memiliki 13.000 kasus infeksi hanya memiliki 42 kasus kematian atau 0,3 persen.
Sementara itu, Indonesia juga memiliki tingkat angka kematian yang tinggi.
Per 22 Maret 2020 pukul 15.52 WIB terdapat 514 kasus konfirmasi dengan jumlah kematian 48 kasus dan 29 kasus sembuh.
Sebanyak 437 kasus berada dalam perawatan.
• Wabah Virus Corona, Hotman Paris Geram Lihat Warga Masih Kumpul di Kafe : Betapa Seriusnya Keadaan
• RSUD Terima Sumbangan 100 Set APD dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB University
Tingkat kematian tinggi di Italia
Prof Walter Ricciardi, juru bicara Menteri Kesehatan Italia, mengatakan bahwa tingginya angka kematian di negara tersebut disebabkan oleh demografinya.
Italia memiliki populasi manula terbanyak kedua di dunia.
“Usia pasien yang meninggal di rumah sakit mayoritas adalah manula, dengan rata-rata usia 67 tahun,” tutur Ricciardi seperti dikutip dari Telegraph, Senin (23/3/2020).
Sebuah studi yang dilakukan oleh JAMA Network baru-baru ini menyebutkan bahwa hampir 40 persen infeksi dan 87 persen kematian di Italia terjadi pada pasien dengan usia lebih dari 70 tahun.
Kemudian, tingginya populasi manula berpengaruh terhadap terbatasnya fasilitas di rumah sakit yang tersebar di negara tersebut.
Pasien yang berusia lanjut memiliki kebutuhan untuk fasilitas yang memadai dan lengkap.
Jaringan rumah sakit di Italia kewalahan menghadapi hal ini.
Seorang perawat membawa perangkat darurat di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Rabu (11/3/2020).
Selain itu, Ricciardi juga menyebutkan bahwa tingginya mortality rate di Italia disebabkan oleh cara dokter/ petugas medis menghitung angka kematian.
“Pasien yang meninggal di rumah sakit yang menangani virus corona, dihitung sebagai pasien meninggal karena virus corona itu sendiri,” tuturnya.
Ricciardi menuturkan bahwa berdasarkan reevaluasi yang dilakukan oleh National Institute of Health, hanya 12 persen dari total pasien yang meninggal karena virus corona.
“Sementara 88 persen pasien memiliki setidaknya satu penyakit bawaan. Banyak yang memiliki dua atau tiga,” tambahnya.