Kisah Kakek Penjual Opak di Bogor, Tinggal Bersama Anak Yatim hingga Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Abeng mengatakan bahwa sudah sekitar empat tahun lalu Ia berjualan opak sejak sang istri meninggal dunia.

TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Abeng (73) warga Ciampea yang berjualan opak di sekitar Jalan Dewi Sartika, Jalan Kapten Muslihat ketika sedang beriatirahat setelah berkeliling menjual dagangannya 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Panas terik matahari tak membuat Abeng patah semangat untuk menjual opak.

Siang tadi TribunnewsBogor.com, berkesempatan bertemu penjual opak berusia 73 tahun itu.

Abeng  warga Ciampea Bogor biasa berjualan opak di sekitar Jalan Kapten Muslihat Kota Bogor.

Saat itu Abeng yang sedang berpuasa beristirahat sejenak setelah memikul opak dagangannya mengitari jalan Dewi Sartika dan Jalan Kapten Muslihat.

Abeng mengatakan bahwa sudah sekitar empat tahun lalu Ia berjualan opak sejak sang istri meninggal dunia.

Selain untuk mengisi kesibukan Abeng berjualan opak juga untuk melatih fisiknya agar kuat ketika melaksanakan ibadah haji.

Omzet Anjlok Sejak Pandemi Covid-19, Kanung Bakery Bogor Kembali Bangkit Lewat Penjualan Online

Curhat Penjual Es Jagung Rela Tak Pulang Kampung Demi Cegah Penyebaran Covid-19: Harus Mengalah

Ya, ternyata sejak tahun 2004 Abeng sudah mendaftarkan diri untuk berangkat ke tanah suci.

"Iya Alhamdulillah ada babanda (barang yang bisa dijual) untuk dibayarkan berangkat haji, waktu itu saya bayar pas 2004, ini jualan sekalian juga latihan fisik," kata Abeng kepada TribunnewsBogor.com sembari tersenyum.

Setelah penantiannya sejak tahun 2004, tahun ini Abeng mendapat kesempatan untuk berangkat haji.

Namun Ia pun khawatir jika haji tahun ini batal diberangkatkan karena Covid-19.

"Iya enggak tau berangkat atau tidak nunggu pengumuman soalnya belum ada pemberitahuan, tapi kita tetap latihan dan mempersiapkan diri untuk ibadah," ujarnya.

Abeng yang sehari hari berjualan opak, enye-enye dan rangginang ini tinggal bersama lima anak yatim yang merupakan cucunya sendiri.

Biasanya hasil dari jualan opak Ia pakai untuk kebutuhan sehari hari dan membeli opak untuk kembali dijual.

"Iya kalau penghasilan mah Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan, bapak ge dirumah aya yatim lima," katanya.

Ia pun berharap diusianya yang senja itu bisa tetap sehat untuk menjalani ibadah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved