Psikolog Forensik Ragu Gilang Alami Fetish Kain Jarik: Kemungkinan Ada Penyimpangan Lain

Psikolog Forensik menyebut dugaan fetish harus ditegakkan, tetapi juga pencabulan sudah pasti hampir bisa diterima.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
Youtube/tvOneNews
Psikolog Klinis Forensik A Kasandra Putranto bicara soal kasus viral fetis kain jarik berkedok riset akademi. 

Nah korban inilah yang menurutnya harus dilihat, apa saja yang sudah pernah dilakukan oleh pelaku terhadapnya.

Mungkin misalnya ada foto, dibungkus, dilakban, dan diikat.

"Tapi ada juga yang melaporkan pernah disentuh, kemudian juga ada intimidasi dan sebagainya," katanya.

Untuk itu menurutnya ini sudah masuk ranah pencabulan.

"Dugaan fetish harus ditegakkan, tetapi juga pencabulan sudah pasti hampir bisa diterima. Oleh karena itu tentu saja sudah menjadi ranah hukum, di mana akhirnya kepolisian tentu juga sedang dalam usaha mencari yang bersangkutan," kata dia.

Sosok Predator Fetish Kain Jarik Terbongkar - Mahasiswa Semester 10, Tak Kapok Pernah Diarak Warga

Viral di Medsos soal Fetish Kain Jarik, Apa Arti Fetish? Kenali Penyebab dan Jenisnya

Ia pun menyebut kalau dugaan gangguan seksual yang dialami Gilang harus dibuktikan terlebih dulu kan.

"Cuma kan penyimpangan seksual itu kan banyak, apakah itu terkait juga dengan masalah disorientasi, apakah itu dengan objeknya, nah persoalannya adalah ketika kita bicara fetish adalah benda mati atau tubuh, nah sementara konon katanya ada fotonya saja, ada yang kemudian dibungkus kemudian dilakban, ada yang bahkan tidak pakai jarik," jelas Kasandra Putranto.

Itu artinya, menurut Kasandra Putranto, Gilang cenderung tidak konsisten antara satu dengan yang lainnya saat melakukan aksinya.

Untuk itu harus dikumpulkan terlebih dahulu semuanya, dan juga harus dilakukan pemeriksaan terhadap korban.

Viral cerita fetish kain jarik berkedok riset di Twitter
Viral cerita fetish kain jarik berkedok riset di Twitter (Twitter @m_fikris)

"Baru dapat kita kembangkan apakah betul ini termasuk fetish atau bukan, saya yakinnya juga mungkin ada kemungkinan lain, dugaan lain itu juga patut diperhitungkan karena sekarang ini justru semua orang sudah semakin yakin bahwa itu fetish dan sudah langsung memberi nama yang menurut saya justru belum boleh dilakukan," ungkapnya.

"Persoalannya adalah di kasus ini saja mungkin saya rasa hanya saya yang meragukan bahwa itu fetish, karena semuanya sudah langsung mengeluarkan pendapat bahwa ini fetish dan diyakini kebenarannya, bahkan sudah dilabel," tambahnya.

Padahal berdasarkan cerita korban di media sosial, ia melihat adanya bentuk kekerasan, di mana beberapa korban ada yang mengaku diikat kemudian dilakban.

"Bahkan ada juga yang tidak menggunakan jarik, jadi sebenarnya pengenaan label fetish jarik tidak tepat, karena ternyata tidak konsisten gitu. Persoalannya, yang jadi sumber pemuasan ke kebutuhannya itu adalah jariknya atau orangnya? Kalau orangnya, ini kan berarti sudah benda hidup ya, berarti kan kembali lagi dugaan fetish ini tidak dapat kita tegakkan," jelasnya.

Sehingga untuk menggali tentang penyebab itu, menurut Kasandra Putranto, pelakunya harus kita temukan dan kemudian diperiksa.

"Yang jelas, ada kemungkinan penyimpangan yang lain, yang bukan fetish," tuturnya.

Unair Sebut Gilang Juga Pernah Fetish Jarik Saat Jadi Panitia Maba: Tapi Tidak Dilaporkan ke Dekanat

Ngeri Cerita Fetish Pria Dibungkus Kain Jarik, Ernest Prakasa Kaget Pernah Foto Bareng Sang Predator

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved