Pertengkaran Ayah dan Paman Berujung Maut, Anak Menyesal Ikut Menyerang: Saya Membela Bapak
Bapak dan anak di Prabumulih terlibat kasus pembunuhan. Korban diketahui masih ada ikatann keluarga dengan pelaku.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Terlibat pertikaian, seorang pria di Prabumulih, Sumatera Selatan tewas.
S (50) tewas setelah mendapat serangan bertubi-tubi dari keponakannya EU (25) dan juga sepupunya J (50).
Diketahui Jumat merupakan ayah dari EU.
Dilansir dari TribunSumsel, peristiwa berdarah itu terjadi pada Minggu (6/12/2020).
Berdasarkan keterangan EU, peristiwa itu berawal ketika dirinya melihat sang ayah ribut dengan korban.
Ketika itu EU tengah mengasah parang untuk berburu babi.
Baca juga: Terungkap Alasan Pria Bunuh Selingkuhan dan Kubur Mayatnya di Pondasi, Ternyata Korban Diduga Hamil
Baca juga: Anak Tewas Tak Wajar, Ibu Tiri Ini Ditangkap, Misteri Terungkap saat Jenazah Korban Hendak Dikubur
Kemudian ia mendengar suara ribut antara korban dan ayahnya.
EU lantas menghampiri ayah dan korban sambil membawa parang.
"Saya saat itu sedang mengasah parang rencana mau berburu babi, tapi tiba-tiba mendengar ayah sedang ribut dengan korban," ujarnya.
Ia melihat korban sudah dalam kedaan tersungkur ke tanah.

Setelah itu, EU langsung menyerang korban sebanyak tiga kali.
"Melihat bapak sendiri ribut saya kesal dan membela bapak, saya langsung kapak korban sebanyak tiga kali," tuturnya.
Kemudian pelaku pergi ke rumah kepala desa untuk menyerahkan diri.
"Saya menyesal pak, saya naik motor ke rumah kades menyerahkan diri. Saat itu melihat bapak duduk di teras rumah menghela napas, setelah itu saya tidak tahu," lanjutnya.
Baca juga: Bertahun-tahun Misteri Wanita Tewas di Kebun Salak Terungkap, Korban Dibunuh Secara Sadis
Baca juga: Pengakuan Pria Bunuh Selingkuhan 4 Bulan Lalu, Panik Lakukan Ini Sebelum Kubur Mayat di Pondasi
Sementara itu, menurut menantu korban, Yohanes peristiwa tersebut terjadi diduga karena J menuduh ayah mertuanya mencuri ayam.
"Pelaku yang masih keluarga membawa linggis dan langsung memukul kepala bapak mertua," ujar Yohanes.
Kemudian, menantu J, Welly merangkul dan menghalangi mertuanya itu.
"Tapi kemudian pelaku EU yang mengetahui kejadian keluar rumah sembari membawa parang," katanya.
Seketika EU mengayunkan parang ke tangan dan kepala korban hingga bersimbah darah.
"Wak Jumat kabur dan Erik kemungkinan naik motor langsung ke polsek menyerahkan diri," lanjutnya.
Baca juga: Pengakuan Pemuda Bunuh Remaja 14 Tahun di Kebun Singkong: Saya Diejek Miskin, Enggak Bisa Beli HP
Baca juga: Pamer HP Baru Berujung Maut, Remaja Tewas Dibunuh Temannya di Kebun Singkong : Kesal Dibilang Miskin
Di sisi lain, Welly mengatakan bahwa dirinya sempat melerai perkelahian antara mertua dan pamannya.
Hanya saja tiba-tiba kakak iparnya datang membawa parang.
"Saya pegangi ayah mertua saya tiba-tiba datang kakak ipar, saat itu tidak saya lihat. Kakak ipar langsung menebaskan parang ke paman, saya langsung lepaskan bapak mertua dan lemas tak bisa apa-apa," katanya.
Saat itu, Welly melihat S masih bernapas dan meregang nyawa.
"Saya cari bantuan ke sana ke sini, saya lihat paman kejang meregang nyawa. Saya mau bantu tapi tidak berani, saat itu saya merasa serba salah takut dibilang membela mertua, sementara tidak ditolong paman mati," kata pria dua anak yang mengaku seumuran dengan EU tersebut.
Rohana, ibu dari S tampak sangat sedih kehilangan anak kandungnya.
"Ya Allah mati anak aku oy," ucapnya.
Rohana tak kuasa menangan tangis setelah anaknya meninggal secara tragis.
"Anak jantanku oy," tutur nenek itu sedih.
Sementara Wely yang menjadi saksi dalam kejadian itu merasa campur aduk.
"Saya ini sedih dan bercampur aduk perasaan, korban itu Wak (paman-red) saya. Sedangkan pelaku itu mertua (J) dan kakak ipar saya (EU), serba salah saya ini," ungkapnya.
Kasat Reskrim AKP Abdul Rahman membenarkan jika pihaknya masih memburu satu pelaku lagi.
"Kita masih memburu satu pelaku, satu pelaku lainnya telah kami amankan," katanya.
Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat pasal 170 ayat 3 tentang pengeroyokan yang menyebabkan meninggal dunia. (*)