Derita Istri Siri Hamil Minta Nikah secara Hukum Berujung Maut, Dibunuh Dalam Bus Jasadnya Dibuang
Kasus pembuangan mayat wanita hamil di taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur terungkap. Polisi amankan dua orang.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Polisi berhasil mengungkap kasus pembuangan mayat wanita hamil di taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Korban beridentitas Hilda Hidayah (22) itu ternyata tewas dibunuh.
Jasad korban diketahui ditemukan pada Minggu (7/4/2019) silam.
Setelah dilakukan penyelidikan cukup lama, kasus tersebut pun berhasil diungkap polisi.
Dilansir dari TribunJakarta, korban merupakan pekerja rumah makan di Terminal Kapung Rambutan.
Dari kasus pembunuhan tersebut, polisi mengamankan dua orang masing-masing beridentitas
"Pelaku sudah berhasil kita amankan, ada dua pelaku. Satu atas nama Muhammad Qhairul Fauzie, kita amankan di kawasan Cawang dan atas nama Hendra Supriatana di Palimanan, Kabupaten Cirebon," ujar Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Arie Ardian Rishadi Rabu (16/12/2020).
Sementara itu Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar mengatakan bahwa pelaku utama pembunuhan sekaligus pembuangan Hilda merupakan Hendra Supriyatna alias Indra (38).
Ia mengatakan, mulanya korban dan pelaku berpacaran.
Baca juga: Sebelum Dimutilasi usai Berhubungan Badan, Pegawai Minimarket Sempat Bikin Manusia Silver Ketakutan
Baca juga: Terungkap Adegan Tengah Malam Kasus Mutilasi di Bekasi, Pelaku Kesal Bangun Tidur Celananya Terbuka
Namun, saat itu status Indara sudah berkeluarga, sedangkan korban masih gadis.
Status Indra yang bahkan telah memiliki anak itu nampak membuat pihak keluarga Hilda tak merestui hubungan.
Hingga akhirnya sepeti dilansir dari TriunJakarta.com, korban dan pelaku merahasiakan hubungan mereka.
"Pelaku awalnya berpacaran dengan korban. Saat berpacaran si korban masih gadis, sementara pelaku sudah berkeluarga," kata Saiful di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020).
Kemudian, kata, Kakak ipar Hilda, Abdun (45), pihak keluarga mendapat kabar jika korban dan pelaku tinggal bersama di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
"Desember 2018 pihak keluarga dapat kabar kalau mereka sudah menikah siri dan tinggal bersama. Setelah nikah siri Hilda enggak ngasih kabar lagi ke keluarga," ujar Abdun.

Pihak keluarga pun tak mengetahui bahwa Hilda hamil sembilan bulan, termasuk saat kabar penemuan jasad santer di media massa.
Abdun mengatakan, pihak keluarga baru mengetahui Hilda tewas setelah anggota Polsek Makasar menemui mereka pada Senin (14/12/2020) pagi.
"Kita sebenarnya sudah menanyakan Hilda di mana ke teman pelaku ini, tapi katanya Hilda sekarang di Cikarang. Tinggal sama pelaku yang kerja sebagai sopir Bus Mayasari," tuturnya
Kapolsek Saiful melanjutkan, setelah pihak keluarga mengonfirmasi jasad Hilda berdasar pakaian yang dikenakan, penyelidikan yang sempat buntu berlanjut.
Dari keterangan pihak keluarga, penyelidikan berujung pada penangkapan MQ alias U (20) di kawasan Cawang pada Senin (14/12).
"Unyil ini ditangkap Tim Rajawali, dia merupakan kernet dari bus yang dikemudikan Indra, pelaku utama pembunuhan. Dari keterangan Unyil lalu kita tangkap Indra," sambung Saiful.
Baca juga: Geger Bayi Dikubur di Pekarangan Sempat Dikira Anak Kambing, Diduga Dibunuh Ibu Kandung
Baca juga: Nekat Habisi Teman, Pria Ini Ngaku Emosi: Saya Tak Masalah Ditagih Utang, Tapi Jangan Menghina
Kini keduanya sudah diamankan di Mapolsek Makasar guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait tindak pembunuhan yang dilakukan.
"Tersangka Indra dikenakan pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Untuk Unyil 338 KUHP juncto 56 KUHP," lanjut Saiful.
Korban dihabisi suami
Kompol Saiful Anwar mengatakan pelaku menghabisi nyawa Hilda di dalam bus.
Hilda dibunuh suami sirinya sendiri, Indra.
"Dalam bus tersebut pelaku memukul kepala korban menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus hingga korban tewas," kata Saiful.
Peristiwa itu berawal saat Hilda yang saat kejadian hamil sembilan bulan hasil hubungannya dengan Indra mendatangi pelaku di Terminal Cikarang.
Tepat pada Rabu (3/4/2019) pukul 21.00 WIB Hilda hendak meminta Indra meresmikan hubungan pernikahan mereka secara hukum negara.
"Korban meminta pertanggungjawaban pelaku sejak hamil lima bulan. Tapi pelaku selalu menolak karena sudah berkeluarga, dalam bus mereka bertengkar sampai pelaku membunuh korban," ujarnya.
Memastikan korban tewas, Indra sempat mencekik Hilda sekitar lima menit.
"Setelah memastikan korban tewas pelaku turun dari bus memanggil Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) yang merupakan kernetnya saat menjadi sopir bus Mayasari," tuturnya.
Indra meminta bantuan Unyil membuang jasad Hilda.
Dari Terminal Cikarang, Indra dan Unyil membawa jasad Hilda menggunakan bus lalu membuangnya di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala.
"Sesampainya di sana pelaku menggali tanah lalu menguburnya hingga posisi jasad korban tertutup sebatas perut. Setelahnya pelaku kabur," lanjut Saiful.
Dalam perjalanan, balok kayu pengganjal pintu bus yang digunakan Indra membunuh korban dibuang di Kali Cipinang pinggir Tol Jagorawi.
Sementara batang besi yang digunakan menggali tanah dan handphone Hilda dibuang di Kalimalang, Cibitung guna memuluskan pelarian mereka.
"Kita sempat kesulitan mengungkap kasus karena identitas korban tidak ada. Identitas korban baru diketahui pada 14 Desember 2020, setelahnya kita melakukan penyelidikan menangkap pelaku," sambung dia.
Unyil diringkus di hari yang sama saat identitas Hilda diketahui, tepatnya sekira pukul 16.00 WIB di kawasan Cawang, Kecamatan Kramat Jati.
Sementara Indra yang kini beralih kerja jadi sopir ekspedisi diringkus di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Harjosari, Semarang pada Rabu (16/12/2020).
"Pelaku utama (Indra) ditangkap saat bertugas sebagai sopir truk ekspedisi. Karena baru diamankan hari ini jadi sekarang masih proses pemeriksaan lebih lanjut," kata Saiful.
Pengakuan pelaku
Indra mengaku menyesal telah menghabisi nyawa Hilda yang tengah hamil.
"Awalnya mau menyerahkan diri, tapi enggak berani karena harus kerja menghidupi keluarga. Saya kan punya keluarga juga," kata Indra di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020).
Alasan sudah memiliki istri dan anak juga disampaikan saat menolak permintaan Hilda agar pernikahan mereka diresmikan secara hukum negara.
"Pas membunuh itu saya tahu dia sudah hamil, karena dia minta tanggung jawab (nikah secara hukum negara). Dia sering marah-marah ke saya karena itu," ujarnya.
Indra mengaku kesal hingga akhirnya tega melakukan aksinya.
"Sudah sekitar satu tahun berhubungan. Awalnya enggak niat membunuh, tapi karena dia minta pertanggungjawaban (menikah secara hukum) saya kesal," kata Indra.
"Kalau selama tinggal ngontrak kadang saya pulang nemuin dia. Karena kan saya juga sudah punya keluarga," tambah dia.
(TribunnewsBogor.com/TribunJakarta)