Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Sriwijaya Air Jatuh

Bayi 11 Bulan Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Berhasil Diidentifikasi

Satu dari lima korban yang teridentifikasi merupakan bayi berusia 11 bulan. Bayi bernama Fao Nuntias Zai itu merupakan anak dari Arneta Fauzia.

Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas Basarnas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. 

Penyebab jatuhnya pesawat juga masih dicari oleh pihak terkait.

Sementara itu Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan perpanjangan proses pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ182 hingga Senin (18/1/2021).

Kendati demikian belum diketahui apakah pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 akan dilakukan perpanjangan atau tidak.

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memutuskan tentang kelanjutan operasi SAR Sriwijaya Air.

"Kita melihat hasil nanti karena kan perpanjangan pertama itu kan sampai dengan hari Senin. Nanti akan kita evaluasi apakah mau diperpanjang atau tidak menunggu hasil evaluasi besok," kata Bambang Suryo Aji, Minggu (17/1/2021).

Bambang menilai, tim SAR belum menemukan perekam pembicaraan pilot di kokpit (cockpit voice recorder/CVR).

Selain itu, body part korban SJ182 terus ditemukan petugas di lapangan setiap harinya.

Masih ditemukan body part korban SJ182, dapat membantu proses indentifikasi yang dilakukan tim DVI Mabes Polri di RS Polri Kramat Jati, Jakarta.

"Nanti kita lihat perkembangannya apakah di sana berkurang. Kalau di lapangan masih keliatan banyak korban yang masih kita evakuasi, kita akan terus melaksanakan evakuasi," katanya.

Bambang menambahkan, proses pencarian juga mempertimbangkan kondisi cuaca.

Alasannya, di titik pencarian selain angin dan arus bawah laut cukup kencang, terkadang menghambat proses pencarian korban dan puing pesawat.

"Yang menjadi persoalan sekarang adalah memang cuaca, karena di tempat lokasi itu selain angin dan arus bawah itu yang cukup kencang," ujarnya.

Menurut dia, keadaan cuaca itu mempengaruhi pelaksanaan pencarian khususnya pencarian CVR dan korban Sriwijaya Air.

Maksimalkan pencarian CVR dan ROV

Hingga saat ini, Basarnas terus melakukan pencarian perekam pembicaraan pilot di kokpit (cockpit voice recorder/CVR) di titik lokasi Pesawat Sriwijaya SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved