Kisah Nenek di Bogor 10 Tahun Hidup Tanpa Listrik, Yoyoh Andalkan Lampu Semprong untuk Penerangan
Nenek tua yang tinggal di Desa Benteng, Ciampea, Kabupaten Bogor ini cuma bisa pasrah hidup tanpa listrik.
Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAMPEA - Gelap gulita jika malam sudah tiba, itu yang dirasakan seorang warga bernama Yoyoh.
Nenek tua yang tinggal di Desa Benteng, Ciampea, Kabupaten Bogor ini cuma bisa pasrah hidup tanpa listrik.
Keadaan gelap gulita seperti area yang terisolasi itu akibat rumahnya tidak ada aliran listrik meski saat ini zaman sudah modern.
Kondisi tersebut sudah dialami Yoyoh dan seorang putranya bernama Ade Supriyatna selama puluhan tahun.
Yoyoh mengatakan bahwa dirinya takut memasang listrik lantaran takut biaya listrik itu terlalu besar sehingga dirinya memilih untuk tinggal tanpa aliran listrik.
"Sudah 10 tahun tidak ada listrik. Tiangnya juga jauh. Saya takut kalau harus bayar listrik setiap bulannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Yoyoh bercerita bahwa setiap malam tiba, dia yang hidup bersama putranya hanya menggunakan lampu semprong sebagai penerangan.
"Kalau malam saya hanya pakai lampu semprong. Setiap hari kan ini dicuci. Ada tiga semprong di sini," bebernya.
Yoyoh mengaku bahwa untuk menghibur diri dalam kesehariannya, dia hanya ditemani suara radio.
"Setiap hari tidak nonton tv. Hanya mendengarkan radio saja yang pakai baterai," ungkapnya.
Tak hanya itu, untuk keperluan minum, masak dan mandi Yoyoh serta anaknya itu harus mengambil air terlebih dahulu di sungai.
"Kalau untuk air, saya ngambil dulu di sungai. Setelah itu dimasak atau untuk mandi," jelasnya.
Sementara itu, putra Yoyoh, Ade Supriyatna menjelaskan bahwa dirinya sejak kecil sudah diurus sang ibu lantaran ayahnya sudah meninggal dunia sejak diri Ade masih bayi.
"Saya sudah tinggal di sini sejak tahun 2000an. Sejak itu memang tidak ada listrik. Kalau mau nonton saya harus numpang ke tetangga," ungkapnya.
