Bandingkan dengan Gatot, Aksi SBY ke Megawati Diungkit Lagi, Darmizal: Itu Kemunafikan atau Khianat?
penggagas KBL Partai Demkrat, Darmizal membandingkan sikap SBY dan Gatot Nurmantyo lalu mengukngit kembali sikap SBY ke Megawati
Penulis: Uyun | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Penggagas KLB Partai Demokrat, Darmizal membandingkan sikap SBY dan Gatot Nurmantyo.
Setelah itu, Darmizal pun menyindir engan mengungkit aksi SBY kepada Megawati di Pilpres 2004.
Menurut Darmizal, perilaku Gatot Nurmantyo dan SBY itu bertolak belakang.
Terlebih lagi, setelah mendengar pengakuan Gatot Nurmantyo yang mengaku sempat ditawari jadi ketum Partai Demokrat versi KLB untuk turunkan AHY.
Namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Gatot Nurmantyo.

Menurutnya, jika ia menerima tawaran jadi ketum Demokrat versi KLB, maka sama saja dengan mengkhianati SBY.
Pasalnya pada zaman SBY, Gatot Nurmantyo dijunjung tinggi dan dinaikkan jabatannya hingga jadi panglima TNI.
Baca juga: Sempat Diajak Gabung Demokrat Moeldoko, Gatot Nurmantyo Buat Pengakuan Mengejutkan, AHY Breaksi
Baca juga: Darmizal Nangis Menyesal Pernah Dukung SBY, Demokrat : Jangan Baper, Ini Bukan Sinetron Korea
"Saya sampaikan kalau harus menurunkan AHY, moralitas saya tidak bisa.
Karena saya dari brigjend, kemudian bintang 3 terus jadi jabatan pangkostrad itu zamannya pak SBY. Terus jadi KSAD juga," papar Gatot Nurmantyo, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Najwa Shihab, Kamis (11/3/2021).
"Jadi, moral dan etika saya tidak bisa, tidak mungkin," tambahnya.
FOLLOW:
Mendengar pengakuan Gatot Nurmantyo, Darmizal lantas membandingkan dengan SBY.
Menurtunya, Gatot Nurmantyo masih punya rasa sungkan dan tahu berterima kasih.
"Apa yang dilakukan pak Gatot ini agal berbeda dengan perilaku SBY.
Pak Gatot merasa sungkan, ketika dia seolah-olah pangkatnya dibantu SBY untuk naik," ujar Darmizal.
Baca juga: Tolak Vonis 4 Tahun, Irjen Napoleon: Saya Lebih Baik Mati daripada Martabat Keluarga Dilecehkan
Baca juga: Pemkot Bogor Bakal Siapkan Gedung Besar Untuk Vaksinasi Massal
Sementara itu, Darmizal menyebut SBY sudah mengkhianati Megawati.
Seperti diketahui, SBY menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) di 2001 di era kepemimpinan Megawati saat jadi presiden.
Semenjak itu, karir politik SBY mulai bersinar lalu bergabung dengan Partai Demokrat.

Akan tetapi, saat akan Pilpres 2004, SBY disebut membuat Megawati kecewa.
Pasalnya, di hadapan Megawati, SBY mengaku tidak akan mencalon diri jadi Capres 2004, namun kenyataannya justru berbeda.
SBY mencalon diri jadi capres di Pilpres 2004 bersama JK dan menang telak dari Megawati yang merupakan saingannya.
"Kalau itu jadi acuan kita, coba renungi kembali tangis Megawati di tahun 2004,"
Baca juga: DAFTAR Korban Bus Masuk Jurang, Korban Tewas 27 Orang, Puluhan Ambulans Jenazah Jemput Korban di TKP
Baca juga: Ngaku Diminta Pendapat Soal Ucapan Megawati, Ernest Prakasa ke Najwa : Idup Saya Lagi Lumayan Tenang
"Ketika orang yang digadang-gadang beliau jadi Meko Polhukam ditanya di dalam sidang 'apakah ada di antara kalian yang mau maju sebagai calon presiden 2004'.
Coba siapa yang jawab tidak ( ya SBY). Bukan rahasia lagi," ungkap Darmizal.
Hal tersebut pun sama seperti ketika SBY ditanya soal pendiri Partai Demokrat dan membantahnya.

Namun kini ketika isu KLB Partai Demokrat dilaksanakan untuk saingi kubu AHY, SBY secara tegas menyebut ia adalah pendiri Partai Demokrat.
"Dan ketika ditanya oleh Tempo, SBY menyatakan saya tidak terlibat pendirian Partai Demokrat. Sekarang dia menyatakan sebagai pendiri," tegas Darmizal.
Baca juga: Jelang Piala Menpora RI 2021, Pelatih Persikabo Tak Mau Pandang Remeh Kekuatan Lawan
Baca juga: Korban Cerita Detik-detik Bus Masuk ke Jurang, Penumpang Teriak Allahu Akbar saat Bus Jungkir Balik
Melihat sikap SBY, Darmizal pun menyindir mantan orang nomor satu di RI.
"Itu apakah kemunafikan, atau khianat yang terjadi?" tegas Darmizal.

Kembali, Darmizal pun membandingkan sikap Gatot Nurmantyo dan SBY.
"Pak Gatot mungkin sudah benar. Tapi di 2004 ketika ditanya jawabnnya tidak, eh malah menyatakan iya. Dan sekarang mengakui Partai Demokrat kalau dia pemiliknya," tambah Darmizal.
"Itu sedih lho," pungkas Darmizal.