Info Kesehatan
Mengenal Virus Corona Eek dari Jepang yang Sudah Masuk Indonesia, Apakah Bahaya? Ini Penjelasannya
Mutasi varian E484K dapat mengubah permukaan protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia.
Varian tersebut, yang diketahui telah muncul di Inggris, dikhawatirkan sangat cepatmenular.
Sebanyak 594 kasus virus corona baru dilaporkan di prefektur Osaka pada hari Minggu, sehari setelah rekor 666 dikonfirmasi.
“Varian virus telah muncul di seluruh dunia sejak tahun lalu, termasuk mutasi E484K yang terdeteksi dalam semakin banyak kasus di Tokyo,” kata para pejabat.
Sekitar 70 persen pasien virus corona yang dites di rumah sakit Tokyo bulan Maret lalu membawa mutasi E484K.
Mutasi ini dijuluki Eek oleh beberapa ilmuwan dan dikenal karena dapat mengurangi perlindungan vaksin, kata penyiar publik NHK.
Mutasi "Eek" ditemukan pada 10 dari 14 orang yang dites positif mengidap virus di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo pada Maret, kata laporan itu.
Selama dua bulan hingga Maret, 12 dari 36 pasien Covid-19 membawa mutasi varian jenis baru ini.
Tidak ada dari mereka yang baru-baru ini bepergian ke luar negeri atau melaporkan kontak dengan orang yang mengalaminya.
Baca juga: Tanda Virus Corona Membuat Orang yang Pernah Sakit Covid-19 Stres, Waspada Jika Alami Salah Satunya
Apa itu varian E484K?
Melansir BMJ (5/4/2021), disebutkan varian virus ini kini menjadi salah satu yang menyebar dengan cepat di Inggris.
Berikut ini adalah hal-hal yang telah diketahui dari mutasi E484K:
Bukan varian baru
Mutasi ini telah terjadi pada varian berbeda dan telah ditemukan pada varian Afrika Selatan (B.1.351) dan Brasil (B.1.1.28).
Mutasi terjadi pada protein spike (bagian berbentuk paku) dan dinilai bisa berpengaruh pada respons kekebalan tubuh dan kemanjuran vaksin.
Teridentifikasi di Inggris Public Health England (PHE) menyebut pihaknya telah mengidentifikasi 11 kasus varian B1.1.7 Inggris yang membawa mutasi E484K.