8 Pemeriksaan Kesehatan yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah, Calon Pengantin Harus Tahu
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Syah Rini Wisdayanti, Sp.OG, M.Kes, menjelaskan pentingnya pengecekan kesehatan
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pernikahan menjadi suatu hal yang sakral bagi pasangan kekasih serta keluarga, tak heran jika begitu banyak persiapan yang harus dilakukan.
Tak hanya soal mental dan finansial yang menjadi hal penting untuk disiapkan, tetapi juga kondisi kesehatan setiap orangnya.
Sebelulm menikah, ada beberapa pemeriksaan kesehatan yang Kawan Puan dan pasangan perlu lakukan. Semuanya penting untuk hubunganmu di masa mendatang.
Meski, persiapan mengenai kondisi kesehatan baru beberapa tahun ini begitu digencarkan.
Pada dasarnya memeriksakan kondisi kesehatan tubuh memang sudah sepatutnya dilakukan oleh masyarakat, termasuk pasangan yang akan menikah.
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah ini akan membantu keberhasilan kehamilan hingga menangani penyakit turunan, terutama bagi kamu yang ingin segera memiliki anak.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Syah Rini Wisdayanti, Sp.OG, M.Kes, menjelaskan pentingnya pengecekan kesehatan sebelum menikah.
Menurutnya, premarital check-up penting dilakukan untuk mengenali riwayat, risiko, maupun kondisi kesehatan yang dimiliki masing-masing pasangan, dilansir dari laman Kompas.com.
"Ketika hal itu sudah diketahui, artinya bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan masalah kesehatan sedini mungkin," jelas Syah Rini.
Selain itu, dr. Syah Rini juga menjelaskan beberapa jenis pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan sebelum menikah. Apa saja?
1. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus
Salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan adalah melihat golongan darah dan rhesus masing-masing pasangan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus serta efeknya terhadap calon ibu dan bayi.
Seorang perempuan yang memiliki rhesus negatif kemudian menikah dengan laki-laki rhesus positif kemungkinan akan memiliki bayi rhesus positif.
Jika terjadi hal tersebut dalam proses kehamilan, maka dapat menyebabkan isoimunisasi rhesus yang memungkinkan darah bayi masuk ke dalam tubuh ibu.