Sehari Butuh 192 Tabung Oksigen, RSUD Kota Bogor Andalkan Bantuan saat Tidak Ada Pasokan
Ketersediaan pasokan oksigen saat ini menjadi penting ditengah meningkatnya pasien Covid-19 yang memerlukan oksigen.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Di tengah tingginya kasus Covid-19 kata pria yang akrab disapa Bang HS itu banyak warga yang sedang menjalani isolasi mandiri meninggal dunia karena kekurangan oksigen.
Dari data yang diperoleh TribunnewsBogor.com sejak 3 Juli 2021 hingga 11 Juli 2021 tim pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di Posko Satgas Covid-19 sudah memakamkan 40 pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.
"Iya kita melakukan ini ketika kita melihat banyak orang terpapar di rumah-rumah, terutama yang isoman itu tidak mendapat pertolongan oksigen, pernah pasien isoman itu menyumbangkan korban meninggal terbanyak karena mereka tidak tertangani secara medis," katanya kepada TribunnewsBogor.com.
Ketika itu Bang HS pun sempat melakukan penelusuran terkait ketersediaan oksigen.
Dan benar saja, faktanya ketersediaan isi ulang di lokasi pengisian ulang memang minim.
"Pada saat itu oksigen sangat sulit sekali, pasien-pasien ini datang ke rumah sakit dan rumah sakit pun kekurangan dan pada puncak puncaknya krisis (ketersediaan oksigen)," katanya.
Ketika itu Hazairin Sitepu atau yang dikenal dengan Bang HS berinisiatif membuat gerakan yang dinamakan gerakan anak negeri.
"Ketika kita mulai buka, kemudian kita lihat antusias pasien isoman itu luar biasa sekali dan setiap hari sampai tengah malam berdatangan dan itu (isi oksigen) kita berikan gratis," katanya.
Tak hanya kepada warga yang sedang menjalani isolasi mandiri, isi tabung oksigen juga diberikan secara gratis kepada rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan.
Seperti diketahui di Kota Bogor beberapa rumah sakit sempat menghentikan sementara operasional IGD untuk pasien yang mengalami gangguan pernapasan situasi dan kondisi itu terjadi ketika ketersediaan oksigen di rumah sakit habis.
"Kemudian kita juga membantu rumah sakit rumah sakit dan itu sudah lebih dari 10 rumah yang kita bantu dan kantor kita ini sempat penuh dengan ambulance para dokter yang memang memerlukan oksigen untuk pasien," katanya.
Gerakan ini kata Bang HS tidak memiliki banyak pertimbangan lain karena pada situasi mendesak yang terpikir hanyalah bagaiamana caranya bisa bergerak untuk mebantu.
Setelah itu Ia pun merangkul para karyawan untuk ikut serta dan mengajak para dermawan, rekanan, teman sahabat dan sebagainta untuk ikut bergerak bersama gerakan anak negeri.
"Karena penyelamatan yang sangat darurat itu (untuk saat ini) adalah oksigen ketika kehabisan oksigen maka akan selesai, seperti tadi, ada ibu-ibu yang nangis sangat panik sekali karena butuh oksigen buat keluarganya, Alhamdulillah kita cepat bantu dan sekarang oksigennya sudah dilarikan ke rumahnya," ujarnya.
Kegiatan sosial yang dilakukan Bang HS bukanlah yang pertama karena memang beberapa kali ketika terjadi bencana alam pihaknya juga turut serta dalam gerakan sosial.
"Untuk semua ini tak ada pertimbangan lain, karena ini kerja kemanusiaan tidak ada mempetimbangkan kaya miskin tidak ada mempertimbangkan agamanya apa, semua dalam posisi yang sama, ada yang memerlukan bantuan dan perlu ada yang membantu," katanya.