Virus Corona di Bogor
Curhat Pemulung di Bogor, Tetap Bertahan Dihantam Pandemi Covid-19 : Nyari Barang Bekas Ikut Sulit
Untuk bisa bertahan hidup, Iwan harus menyusuri tiap jengkal jalan di Kota Bogor untuk mencari barang bekas yang masih bisa dijual ke penampung.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Soewidia Henaldi
Bima mengatakan, sejak PPKM Darurat diberlakukan sudah 17.200 paket sembako disalurkan yang merupakan bantuan dari berbagai instansi dan masyarakat lainnya.
Terbaru, hari ini Posko Logistik menerima suntikan bantuan dari Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (300 paket sembako), Mall BTM (1.000 paket sembako), Kanama Resto (380 paket makanan, minuman dan vitamin), Bank Mandiri (40 paket nutrisi untuk tim pemulasaraan jenazah) dan Komunitas Pelari Kota Bogor (200 paket sembako).
“Ini membuktikan bahwa solidaritas kita luar biasa. Modal sosial kita memenangkan lawan pandemi ini adalah solidaritas sosial kita. Inilah yang dibagikan langsung lewat kelurahan kepada warga yang Isoman dan warga yang membutuhkan karena terdampak ekonomi,” ujar Bima Arya.
Baca juga: Penampakan Beras Batu Bantuan Sosial PPKM di Banten, Dicuci Berulangkali Tetap Tak Bisa Dikonsumsi
Ia mengaku tidak bisa memprediksi kapan PPKM ini berakhir karena angka-angka Covid-19 masih fluktuatif.
“Sementara kita melihat kebutuhan warga masih sangat tinggi untuk dibantu. Alhamdulillah bantuan terus mengalir dari masyarakat. Sempat menipis, tapi sekarang masuk lagi dari para pembaca Kompas, dari Mall BTM, Bank Mandiri, bahkan ada individu yang datang ke sini untuk menyumbang,” terangnya.

“Selain itu, ada juga gerakan ASN peduli. ASN se-Kota Bogor menyisihkan gajinya, uangnya kemudian dibelikan makanan di warung-warung (UMKM) di wilayah oleh para Lurah untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Itu gerakan-gerakan yang kita dorong selama masa PPKM ini,” tambah Bima Arya.
Sementara itu, Kang Mahar yang merupakan pelari asal kota hujan membawa amanah dari komunitas pelari berupa donasi 200 paket sembako.
Selain membawa sembako, ia pun datang dengan mengenakan kostum nyentrik yang diberi nama ‘Burung Pipit yang Lucu’.
Baca juga: Kibarkan Bendera Putih, Pelaku Wisata di Puncak Bogor Minta PPKM Dilonggarkan
“Saya mengumpulkan dari teman-teman pelari, kemudian donasi tersebut kami belikan sembako untuk warga Bogor terdampak PPKM. Respon dari teman-teman cukup banyak, dana yang terkumpul 6 juta dan kami jadikan 200 paket sembako,” katanya.
“Di kalangan pelari saya sudah cukup dikenal selalu unik menggunakan kostum yang saya namakan Burung Pipit yang Lucu. Saya share di instagram, kemudian teman-teman merespon. Semua orang sedang kesulitan, kita harus sama-sama saling membantu. Dengan berbagi kita bisa lepas dengan kesulitan ini. Selain berbagi buat warga Bogor, sekalian juga syukuran Indonesia mendapatkan medali emas cabang bulutangkis di Olimpiade,” ujar Mahar.
Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Tomy Trinugroho mengatakan, pihaknya mengirimkan 300 paket sembako yang berisi tepung, beras, minyak goreng, sarden, dan lain sebagainya itu akan disalurkan ke 11 kelurahan yang ada di Kota Bogor.
Tomy mengungkapkan, selain Kota Bogor, program Dana Kemanusiaan Kompas ini juga menyasar kota-kota lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Aceh, termasuk Jakarta.
"Kami paham, PPKM ini membuat sebagian masyarakat sangat berat dan terpukul secara ekonomi maupun kesehatan. Jadi bantuan ini hanya sebagian kecil saja," ungkap Tomy.
"Bantuan ini dari pembaca Harian Kompas. Jadi donasi yang diberikan kepada Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dan tugas kami untuk menyalurkan secara tepat sasaran. Pada masa yang akan datang bantuan ini akan terus kami berikan. Kami juga akan tingkatkan dengan bantuan vitamin dan masker," pungkasnya.(*)