Dikira Sampah Biasa, Petugas PPSU Cakung Kaget saat Buka Kardus Isinya Menakutkan : Gak Habis Pikir
Meski curiga, sebagai petugas kebersihan PPSU, Sudiro pun mengangkat kardus tersebut, karena mengira sampah biasa.
Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
Baik penyebab kematian, waktu pasti kematian, bentuk penganiayaan yang dialami, hingga apakah korban dalam kondisi hamil atau tidak dapat diketahui dari hasil autopsi tersebut.
"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil autopsi dari pihak RS Polri Kramat Jati. Untuk penyelidikan terkait kasusnya juga masih berjalan. Saksi yang sudah diperiksa sejauh ini dua," ujarnya.
Identitas korban Terkuak
Identitas perempuan korban pembunuhan yang mayatnya ditemukan terbungkus kardus dan diikat tali di Jalan Raya Bekasi, Kecamatan Cakung pada Selasa (10/8/2021) terungkap.
Jasad wanita yang ditemuka oleh anggota PPSU Kelurahan Cakung Barat itu bernama Maroah (17), warga Kota Pemalang, Jawa Tengah.
Tante korban, Waryuni (40) mengatakan identitas keponakannya itu dipastikan berdasar hasil pencocokan sidik jari dan pencocokan sampel DNA korban.
"Kemarin dari polisi itu kasih kabar ke keluarga, akhirnya kita datang untuk tes DNA ke sini (RS Polri Kramat Jati). Hasilnya sesuai, korban keponakan saya," kata Waryuni di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (11/8/2021).
Saat pertama mendapat kabar dan diminta datang ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan mengurus administrasi dan pencocokan sampel DNA, pihak keluarga tak menyangka Maroah dibunuh.
Sepengetahuan pihak keluarga Maroah yang merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan tidak dalam keadaan hamil sebagaimana dugaan jajaran Polsek Cakung.
"Sudah sekitar dua bulan di Jakarta bekerja jadi ART.
Memang dia ini dari dulu bekerja jadi ART, jadi pulang kampung beberapa bulan terus berangkat lagi kerja. Pernah kerja di Bekasi jadi ART juga," ujarnya.
Merujuk keterangan kedua orangtua Maroah di Pemalang, Waryuni menuturkan keponakannya itu terakhir berkomunikasi dengan pihak keluarga sekitar tiga hari sebelum jasad ditemukan.

Hanya saja dia mengaku tidak mengetahui pasti di mana Maroah tinggal selama dua bulan terakhir bekerja sebagai ART, alasannya Waryuni tak banyak berkomunikasi langsung dengan korban.
"Saya tinggal di Jakarta Barat, keluarga di Jakarta cuman saya satu-satunya. Makannya saya yang datang ke sini (RS Polri Kramat Jati) untuk mengurus pengambilan jenazah," tuturnya.
(TribunBogor/TribunJakarta)