Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Sosialisasi Perundingan Perdagangan Internasional, Kota Bogor Siap Jadi Hub RCEP

Jerry Sambuaga menyampaikan, RCEP adalah sesuatu yang signifikan karena fakta terbesar kedua di dunia setelah WTO dan Indonesia didalamnya.

Editor: Mohamad Rizki
Istimewa/Pemkot Bogor
Kemendag bekerja sama dengan Disperdagin Kota Bogor menggelar Sosialisasi Hasil Perundingan Perdagangan Internasional 

Secara umum, Kemendag telah menyelesaikan 23 perjanjian dagang di seluruh dunia, termasuk RCEP.

Ini membuktikan Indonesia secara posisi kuat dan memainkan peran yang penting di bilateral maupun regional.

Sekretaris Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Ari Satria dalam laporannya menyebutkan, sosialisasi telah dilakukan ke beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Bandung, Jakarta dan Cilegon.

“Penandatangan Perjanjian RCEP disaksikan secara langsung Bapak Presiden Joko Widodo.

Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dengan Disperdagin Kota Bogor, diharapkan ada masukan dan dukungan dari seluruh stakeholder serta masyarakat umum terkait implementasi RCEP yang rencananya pada awal tahun 2022,” kata Ari Satria.

Dengan adanya masukan diharapkan menambah kesiapan Indonesia sehingga dapat mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikannya secara penuh pada tahun 2022.

Selain itu juga adanya sinergitas program antara pusat dan daerah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dalam sambutan menyebutkan, sosialisasi ini merupakan pertemuan yang penting bagi semua agar dapat memahami RCEP.

Sekda menuturkan, usulan pembentukan RCEP sebagai satu komunitas perdagangan yang baru muncul pada tahun 2011 saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN.

“Walaupun baru dibentuk tahun 2020, ini merupakan kutub perdagangan ekonomi yang cukup besar, menjanjikan dan mungkin cukup ditakuti, karena dari fakta perdagangan terbesar ini mencakup sekitar 29,6 persen dari populasi dunia, menyumbang 30,2 persen dari produk domestik bruto dan 27,4 persen dari perdagangan dunia,” paparnya.

Dia menambahkan, RCEP ini akan menjadi prospek yang sangat menjanjikan.

Namun tanpa sosialisasi, daerah tidak akan mengetahuinya, mulai dari aturan hingga dampaknya.

Sebagai suatu bangsa kata Sekda, Indonesia tidak bisa berdiri sendiri dalam bidang perdagangan, harus ikut serta dalam satu komunitas dunia.

Sementara di sisi lain dalam regional bersama anggota ASEAN lainnya, Indonesia masuk dalam satu era perdagangan regional Asia yakni AFTA.

“Jadi kami yang ada di daerah ingin mengetahuinya lebih jauh lagi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved