Dulu Area Prostitusi, Warga Cibinong Bogor Ubah Lokasi Ini Jadi Mushola Al-Sadar
Mushola tersebut berlokasi di kolong flyover Cibinong yang dulunya sangat kumuh dan dikenal kerap dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Warga Kampung Padurenan RT 2 dan RT 3, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor menyulap area yang kerap dijadikan tempat prostitusi menjadi sebuah mushola.
Mushola ini pun diberi nama oleh warga dengan nama Mushola Al-Sadar.
Mushola tersebut berlokasi di kolong flyover Cibinong yang dulunya sangat kumuh dan dikenal kerap dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.
Ketua RT 02 Zakaria mengatakan bahwa ide soal mushola itu muncul saat warga menggelar kegiatan bakti sosial Kampung Ramah Lingkungan (KRL).

Saat itu, area kolong fly over Cibinong yang berulang kali dibenahi dan dibersihkan, selalu kembali kumuh bahkan selalu ada kabar negatif seperti adanya prostitusi dan transaksi narkoba.
"Kerja bakti bersih-bersih, kata masyarakat sekitar sini, bikin mushola harusnya nih. Mungkin dengan mushola, mereka yang berbuat yang enggak-enggak lihat mushola agak malu, agak sungkan, gitu ya," kata Zakaria kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (14/10/2021).
Sampai akhirnya, ide warga ini disampaikan kepada pemerintah setempat dan direspon positif.
Pembangunan mushola yang dilakukan tahun 2019 ini pun dilakukan secara gotong royong dari donasi berbagai pihak.
Namun, pembangunannya dilakukan dengan pembatasan-pembatasan tertentu karena di bawah jalan raya milik pusat, seperti tidak boleh menggali sumur, bangunan tidak menyentuh tiang flyover dan lain-lain.

"Luasnya kurang lebih 400-500 meter persegi. Untuk luas tempat salatnya 7x8 meter," kata Zakaria.
Mushola itu pun dilengkapi dengan alat pendingin ruangan atau AC, alat pengeras suara, tempat parkir, majelis, tak terkecuali tempat wudhu.
Mushola ini juga terus dimanfaatkan masyarakat seperti menjadi tempat kegiatan keagamaan warga setempat seperti pengajian kaaum pria dan wanita setiap pekannya.
"(Nama) Awalnya bercanda, kan ada pengajian setiap malam Rabu, keliling. Namanya apa ini, gak ada namanya, kata diantara orang tua. Udah Al-Sadar aja katanya, mudahan dengan pengajian ini pada sadar. Ketika mushola itu dibangun, pakai nama pengajian, karena udah gak keliling lagi, tapi dipusatkan di situ," katanya.
Setelah mushola selesai dibangun, kawasan kolong yang kumuh itu kini berubah menjadi lebih tertata rapi dan bersih.
Bahkan PSK-PSK yang dikabarkan kerap mangkal dari sore sampai subuh di kawasan itu kini sudah tidak nampak lagi.
"Sebelum ada mushola, tadinya perempuan-perempuan itu yang sewa-sewa di jalan, ngejajar tuh, mejeng kalau sore, miris banget memang. Setelah ada ini (mushola) alhamdulillah, sekarang udah gak ada," ungkapnya.