Makna Teks Sumpah Pemuda, Beserta Peran Para Tokoh Perumusan Naskah, Ada yang Terancam Hukuman Mati
Sumpah Pemuda saat itu dibacakan oleh Soegondo Djojopoespito yang menjabat sebagai Ketua Kongres.
Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
6. Kartosoewirjo
Pria bernama lengkap Sekarmadji Maridjan Kartosiewirjo ini merupakan pemimpin DI/TII yang mendeklarasikan Negara Islam Indonesia.
Walau begitu, dia merupakan salah satu tokoh penting dalam pembuatan Teks Sumpah Pemuda 1928.
Pria Kelahiran 7 Februari 1905 ini merupakan segelintir putra bangsa yang berhasil mengenyam pendidikan Eropa kala itu.
Dia bersekolah di Holland Inlandsche School (HIS) di Rembang.
Tempat itu merupakan sekolah elit khusus untuk anak-anak Eropa totok dan Indo (campuran).
7. Amir Syarifuddin Harahap
Wakil dari Jong Batak Bond.
Saat perumusan Sumpah Pemuda dia kerap menyumbangkan ide-ide brilian.
Amir juga merupakan aktivis anti Jepang dan pernah terancam hukuman mati.
8. Sie Kong Liong
Sie Kong Liong adalah pemuda keturunan Tionghoa, beliau mempunyai peran yang penting dalam kelancaran Kongres Pemuda pada saat itu.
Hal itu dikarenakan beliau telah menyediakan rumahnya sebagai tempat dilaksanakannya Kongres Pemuda.
Rumah tersebut kini jadikan Museum Sumpah Pemuda, terletak di Jalan Kramat No.106, Jakarta Pusat.
Baca juga: Kenang Perjuangan Pahlawan Nasional Pada 9 Ramadhan, Petji Bagikan Takjil Dengan Kendarai Ontel
9. W.R. Supratman
Nah, masih ingat W.R. Supratman?
Yap, dialah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Tidak banyak yang tahu bahwa pria bernama lengkap Wage Rudolf
Soepratman ini merupakan seorang wartawan dan pengarang.
Selain itu, dia juga pandai dalam memainkan biola.
Saat penutupan Sumpah Pemuda, dia memainkan sebuah lagu secara instrumental dengan biola (tanpa teks) yang kini dikenal sebagai lagu Indonesia Raya.
10. S. Mangoensarkoro
Merupakan seorang tokoh penting yang lahir pad tahun 1904.
Pria bernama lengkap Sarmidi Mangoensarkoro ini merupakan pejuang di bidang pendidikan.
Saat Kongres Pemuda I dan II, dia sering berbicara mengenai pendidikan untuk bangsa Indonesia.
Berkat konsentrasinya yang kuat dalam bidang tersebut, dia dipercaya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950.
Baca juga: Prasasti Tugu Pahlawan di Bojonggede Dibangun Oleh Kepala Desa
11. A.K. Gani
Pria bernama asli Adnan Kapau Gani ini merupakan aktivgis pemuda yang lahir di Palembang, Sumatra Barat pada tahun 1905.
Dia bergerak dalam organisasi Jong Sumatra Bond.
12. Mohammad Roem
Merupakan aktivis pemuda sekaligus mahasiswa hukum.
Rasa nasionalisme dalam dirinya terbakar setelah mendapatkan perlakukan diskriminatif di sekolah Belanda.
Akhirnya, pria yang sering disapa Moh.Roem ini bertekad untuk ikut serta dalam perumusan ikrar Sumpah Pemuda.
13. Kasman Singodimedjo
Perintis keberadaan Pramuka di Indonesia.
Dia juga dikenal sebagai orator yang ulung.
Pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah ini pernah menjabat sebagai Jaksa Agung INdonesia dari tahun 1945 hingga 1946.
14. Dolly Salim
Meski bukan merupakan anggota Kongres, Dolly Salim memiliki peran penting dalam Sumpah Pemuda.
Wanita bernama lengkap Theodora Athia Salim ini adalah sosok yang melantunkan lagu Indonesia Raya melalui biolanya.
Tak hanya itu, Dolly Salim bahkan juga melantunkan lirik lagu tersebut. Namun, kata “merdeka” diganti dengan “mulia” agar Belanda tidak terusik.
Baca juga: Makna Sumpah Pemuda Menurut Bek Persikabo 1973 Herwin Tri Saputra
Lantas, bagaimana Sejarah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 itu?
Dikutip dari Bobo, sekitar tahun 1915, para pemuda Indonesia mulai bangkit, meskipun pada saat itu masih dalam kelompok-kelompok suku.
Salah satu pemuda yang memulai ini adalah Satiman Wirjosandjojo, yang menjadi penggerak organisasi Tri Koro Dharmo.
Organisasi Pemuda Tri Koro Dharmo
Berdasar buku Indonesia dalam Arus Sejarah, organisasi Tri Koro Dharmo berdiri pada tanggal 7 Maret 1915.
Dalam bahasa Indonesia, Tri Koro Dharmo artinya Tiga Tujuan Mulia.
Tiga tujuan mulia yang dimaksud adalah sakti, bukti, dan bakti.
Mereka menginginkan perubahan cara pandang pemuda dengan kondisi yang ada di Indonesia.
Anggotanya adalah para pelajar dari perguruan dan sekolah-sekolah di pulau Jawa dan Madura.
Kemudian anggotanya bertambah lebih luas, yaitu ditambah pelajar dari pulau Bali dan Lombok.
Setelah itu, perkumpulan ini namanya berganti menjadi Jong Java.
Lalu, ada berbagai pertemuan organisasi atau kongres yang diadakan untuk menyebarkan pentingnya peran pemuda di Indonesia.
Organisasi ini berusaha memberantas buta huruf agar pemuda Indonesia bisa bebas melihat dunia dengan membaca.
Sebelumya, terdapat organisasi Perhimpunan Indonesia, yang beranggotakan pelajar Indonesia di Belanda.
Di tahun 1913, beberapa tokoh seperti Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, masuk ke dalam organisasi Perhimpunan Indonesia.
Kemudian dari sana, perhimpunan ini juga mulai berperan aktif untuk Kemerdekaan Indonesia.
Sultan Sjahrir dan Mohammad Hatta juga merupakan tokoh yang menjadi anggota Perhimpunan Indonesia.
Baca juga: Sambut Hari Sumpah Pemuda, Karang Taruna OPS Siapkan Pertunjukan Kabaret dan Puisi
Persatuan Pemuda Tanah Air
Setelah Perhimpunan Indonesia pulang ke tanah air, para pemuda memiliki tujuan untuk mengurangi perpecahan di Indonesia.
Perpecahan pada masa itu diakibatkan oleh banyaknya perbedaan aneka suku bangsa dan agama yang ada di Indonesia.
Kemudian, organisasi pemuda di Indonesia mulai tumbuh.
Di antaranya ada Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islaminten Bon, Pemuda Kaum Betawi, dan Pemuda Pelajar-Pelajar Indonesia.
Para pemuda pun ingin bersatu demi Indonesia merdeka, karenanya mereka pun ingin berkumpul dalam sebuah musyawarah besar.
Akhirnya, Kongres Pemuda I diadakan pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926.
Saat itu, para pemuda masih terbawa oleh kesukuannya masing-masing.
Mereka kemudian sadar kalau mereka mengedepankan kepentingannya sendiri-sendiri, akan mempersulit persatuan Indonesia untuk melawan penjajah.
Kongres Pemuda II pun diadakan pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.
Para pemuda mulai bersatu dengan perasaan bangga sebagai anak bangsa Indonesia.
Saat itu, kepanitian kongres ini juga berasal dari berbagai perkumpulan.
Pemuda dari berbagai organisasi daerah berkumpul di Batavia membuat kesepakatan bersama untuk bersatu, inilah yang kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.
(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com)