Info Kesehatan

Covid-19 Bisa Sebabkan Kabut Otak, Apa Itu? Ini Penjelasan Ilmuwan

Ada satu efek samping khusus yang terus muncul pada pasien Covid-19, yakni kabut otak atau brain fog.

Editor: Tsaniyah Faidah
Warta Kota
Ilustrasi - Covid-19 bisa sebabkan kabut otak 

Teori lain adalah bahwa kabut otak mungkin disebabkan oleh virus yang mengakibatkan peradangan kronis, bahkan setelah seseorang pulih dari Covid-19.

Baca juga: Berkebun saat Pandemi Covid-19, Mahasiswa IPB Ajari Warga Tanam Daun Bawang dan Pakcoy

Teori terakhir, menurutnya adalah karena seseorang dapat mengembangkan hipoxia, kondisi kurangnya oksigen ke otak ketika terinfeksi Covid-19.

Sehingga, menimbulkan efek samping seperti kabut otak.

"Disfungsi kognitif kemungkinan multi faktorial dan mungkin akibat dari efek virus corona langsung pada sistem saraf pusat, efek kekebalan, beberapa faktor risiko dasar atau kombinasi dari semuanya," jelas ahli penyakit menular dr Amesh A Adalja.

"Pada pasien yang parah, obat penenang dan obat ICU lainnya mungkin berperan," lanjutnya.

Baca juga: Kasus Melandai, Tempat Isolasi Covid-19 di Kabupaten Bogor Kosong

Berapa lama kabut otak bisa bertahan setelah terpapar Covid-19?

"(Kabut otak) kemungkinan menghilang dari waktu ke waktu pada kebanyakan pasien," kata Adalja.

Penelitian yang khusus mengamati pasien Covid-19 setelah sembuh, masih menemukan kerusakan tingkat tinggi pada fungsi kognitif.

Tapi kondisi ini dinilai bisa sembuh setelah 10 bulan atau lebih.

Meskipun ada banyak hal yang tidak diketahui saat ini, Becker dan timnya terus meneliti kabut otak pasca Covid-19 dan berharap mendapatkan lebih banyak jawaban yang spesifik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Ungkap Covid-19 Bisa Sebabkan Kabut Otak hingga Pengaruhi Fungsi Kognitif"

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved