Kasus Pembunuhan di Subang

Danu Kekeuh Banpol di TKP Pembunuhan Tuti dan Amalia Bukan Khayalan, Pengacara: Ada Bukti Fotonya

Danu yang berstatus saksi di kasus ini pun bersikukuh bahwa petugas banpol yang mengajaknya masuk ke TKP kasus Subang bukan sosok tokoh fiktif.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
kolase Tribun Jabar
Akhirnya Identitas Banpol yang Suruh Saksi Bersihkan TKP Kasus Subang Terkuak, Danu Ungkap Pengakuan Terbaru 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Menanggapi pernyataan Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi A Chaniago yang menyebut tidak ada banpol yang masuk ke TKP perampasan nyawa Amalia dan Tuti, Danu pun buka suara.

Danu yang berstatus saksi di kasus ini pun bersikukuh bahwa petugas banpol yang mengajaknya masuk ke TKP kasus Subang bukan sosok tokoh fiktif atau khayalan.

Bahkan pihaknya mengklaim memiliki sejumlah bukti berupa foto banpol tersebut.

"Ini merupakan temuan yah, kita hanya menyampaikan temuan ini kepada polisi waktunya kapan, di jam sekian itu ada temuan banpol masuk ke TKP," ucap Achmad Taufan kuasa hukum Danu dilansir dari TribunJabar.id, Rabu (10/11/2021).

Kata dia, pernyataan Kabid Humas Polda Jabar itu dianggap terlalu terburu-buru.

"Menurut saya itu terlalu terburu-buru, tapi kita menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian terkait hasilnya nanti apa kita percayakan semuanya," ujar Taufan.

Menurutnya, seharusnya pihak kepolisian harus memeriksa dari oknum banpol yang menyuruh kliennya untuk menerobos dari garis polisi serta membersihkan bak mandi.

"Harusnya polisi periksa dulu banpolnya, kita menyampaikan ini juga bukan karena semata-mata asal-asalan, kita ada bukti foto history nya juga," katanya.

Taufan juga mempertanyakan soal pernyataan Kombes Pol Erdi A Chaniago tersebut.

Menurutnya, ada hal yang diluruskan terkait ucapan tersebut.

Baca juga: Yosef Lebih Dulu Masuk Kamar Mandi di TKP Kasus Subang, Heran Dengar Danu Kuras Air : Ngapain Mereka

Baca juga: Pengakuan Danu soal Banpol di TKP Pembunuhan Subang Jadi Polemik, Pengacara : Harus Diluruskan

"Beberapa hal harus diluruskan. Yang pertama soal statement dari Kabid Humas yang menyatakan kalau Banpol itu tidak ada," tegas pengacara Danu.

Tak hanya itu, Achmad Taufan juga mempertanyakan pengakuan pihak Yosef terkait yayasan.

"Dari info yang berkembang terkait masalah pihak pak Yosef terkait masalah yayasan, itu perlu diklarifikasi" ucap Achmad Taufan.

Diwartakan sebelumnya, Kombes Pol Erdi A Chaniago secara tegas membantah ucapan Danu soal keterlibatan oknum Banpol dalam kasus Subang.

Erdi mengatakan dalam proses penyelidikan kasus Subang, informasi yang bisa dipercaya hanya dari penyidik saja.

"Kita tetap percaya pada proses penyelidikan yang dilakukan Polres Subang," kata Kombes Pol Erdi A Chaniago seperti dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (8/11/2021).

Menurut Erdi, informasi seperti yang diungkap Danu soal Banpol ini tak bisa dibuktikan.

"Informasi-informasi tersebut selayaknya harus dari informasi resmi dari penyidik.

Ini kan dari beberapa saksi yang mungkin sudah mengarah pada seseorang yang menimbulkan kepanikan sehingga yang bersangkutan bercerita tanpa bisa dibuktikan," katanya.

Pihaknya menegaskan tetap berpedoman pada hasil penyidikan yang dilakukan oleh Polres Subang berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, saksi, olah TKP hingga hasil autopsi.

Baca juga: Pengakuan Danu Terbantahkan, Polisi Beberkan Fakta soal Banpol di TKP Pembunuhan Tuti : Tidak Ada

Baca juga: Polisi Bantah Kesaksian Soal Banpol di TKP Kasus Subang, Yoris Buka Chat Danu : Jaga Barang Bukti

"Jadi, tidak usah mendengar hal lain dari Banpol atau yang lain, itu keterangan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan," katanya.

Erdi menekankan bahwa TKP pembunuhan Tuti dan Amalia hanya dibuka dan ditutup oleh petugas.

"Enggak ada. TKP itu dibuka dan ditutup oleh petugas. Jadi, tidak ada Banpol untuk membuka-buka itu, tidak ada," kata Kombes Pol Erdi A Chaniago.

Kesaksian Danu soal Banpol, dibuktikan Yoris

Danu yang juga keponakan Tuti, mengaku awalnya mengira sosok yang datang ke TKP pada Kamis (19/8/2021) adalah seorang Polisi.

"Pas ada Banpol itu juga, awalnya juga gak tahu dia Banpol atau siapa.

Awalnya gak tahu, anggapan danu dia polisi, awalan Danu 'wah polisi'," kata Danu seperti dikutip dari akun Youtube TvOneNews.

Yoris tunjukkan bukti penting saat Danu bertemu dan disuruh bersihkan TKP oleh oknum Banpol
Yoris tunjukkan bukti penting saat Danu bertemu dan disuruh bersihkan TKP oleh oknum Banpol (youtube channel TvOneNews)

Sehari setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang, Danu mengaku diperintah keluarga korban untuk menjaga TKP.

Danu mengaku saat itu berjaga di sekolah seberang TKP pembunuhan Tuti dan Amalia.

"Danu turun dari SMA terus foto ke Yoris, langsung kirimin ke Yoris," kata Danu.

Yoris Raja Amanullah, anak pertama Yosef dan Tuti, membenarkan mendapat chat dari Danu.

Baca juga: Ngaku Disuruh Bersihkan TKP Kasus Subang, Ini Ucapan Banpol yang Buat Danu Nurut

Baca juga: Bantah Pengakuan Danu, Fakta Banpol di Lokasi Tewasnya Tuti Diungkap Polisi : TKP Itu Dibuka Petugas

"Waktu itu ada nih, ini chatnya ada nih," kata Yoris, kakak Amalia Mustika Ratu.

Dalam chat tersebut Danu mengirimkan foto Banpol.

Terlihat pada foto, seorang pria berperawakan kurus mengenakan kaos cokelat.

Ia tampak berdiri di samping motor menghadap ke arah TKP pembunuhan ibu dan anak.

Dalam chatnya, Yoris mengingatkan Danu hati-hati dan menjaga agar barang bukti tidak hilang.

"Ini juga, 'hati-hati takut barang bukti hilang, di depan jagain sebelum polisi datang'," tulis Yoris di chat untuk Danu.

Melihat foto yang dikirim Danu, Yoris mengaku kenal dengan Banpol tersebut.

"Saya suka lihat di polsek juga sih, saya kira ini bukan inilah (Banpol), kaya polisi gitu, tapi sekarang-sekarang 'oh iya ini Banpol'," kata Yoris.

Awalnya Yoris mengaku tak mengetahui nama Banpol yang suruh Danu bersihkan TKP kasus Subang.

Sosok banpol U menghilang pasca aksinya dibongkar Danu, terkuak gelagat aneh sang banpol depan TKP
Sosok banpol U menghilang pasca aksinya dibongkar Danu, terkuak gelagat aneh sang banpol depan TKP (kolase TribunBogor dari TibunJabar)

"Kalau sekarang saya tahu, Uci namanya. katanya Banpol," ungkap Yoris.

Sebelumnya, Kepada Tribunjabar.id, Danu menjelaskan kronologi dirinya yang menerobos dari garis polisi serta membersihkan bak mandi.

Menurut Danu, sekitar pukul 12.00 WIB pada tanggal 19 Agustus 2021, ia berangjak ke TKP yang tak lain rumah kedua korban perampasan nyawa.

"Saya ke TKP disuruh sama keluarga untuk jagain TKP," ucap Danu kepada Tribunjabar.id.

Selepas dari TKP, ia pun berdiam di SMA Negeri Jalancagak, tepat di depan TKP.

Namun, di saat itu ia melihat seorang yang diam di TKP.

"Langsung saya samperin karena saya udah dapet amanat dari keluarga buat ngejaga di TKP," katanya.

Setelah mendatangi orang tersebut, Danu pun mengira bahwa orang tersebut adalah anggota kepolisian, dan Danu langsung disuruh untuk memasuki TKP dan diminta juga untuk membersihkan bak mandi yang berada di TKP.

"Saya ngeliatnya itu bapaknya datang ke TKP, terus saya disuruh masuk yang bukakan pintunya juga sama bapak itu dan si bapak megang kunci dari rumah," pungkas Danu.

(TribunnewsBogor.com/TribunJabar.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved