IPB University
Pengganti Kedelai, IPB University Kenalkan Kacang Tunggak Jadi Bahan Baku Tempe
Guru Besar Agronomi dan Hortikultura IPB University mengatakan konsumsi kacang di Indonesia didominasi oleh kacang kedelai.
Jumlah ini dinilai lebih dapat berdaya saing daripada kedelai.
Daya adaptasinya pun cukup luas pada berbagai agroekologi. Sehingga pengembangannya pada lahan kering sangat cocok.
“Persilangan kacang tunggak juga telah dilakukan. Hasilnya memiliki keragaman ukuran dan warna polong. Varietas yang telah dilepas oleh Kementan RI ada 10 jenis dan sejak akhir 90-an belum ada pengembangan lebih lanjut,” jelasnya.
Menurut Muhamad Syukur, IPB University telah melakukan berbagai pemuliaan kacang tunggak melalui persilangan.
Metode pemuliaan yang digunakan di antaranya metode pedigree dan seleksi individu. Kemudian dilakukan uji adaptasi hingga pelepasan varietasnya.
“Dihasilkan empat varietas yang memiliki warna dan ukuran biji beragam yakni Tampi IPB, Uni IPB, Albina IPB dan Arghavan IPB. Hasil persilangan antara varietas tersebut bahkan memiliki produktivitas tiga kali lipat melebihi kedelai,” ujarnya.
Ia menambahkan, warietas Albina IPB bahkan telah dikembangkan untuk industri tempe. Karakteristik dan kandungan gizinya cukup baik dan dapat disetarakan dengan kedelai.
Tempe sehat albina ini telah diujicobakan melalui kerjasama dengan PT Mastero Circle Indonesia.
Cita rasa produk tempe dari kacang tunggak ini tentu tidak kalah dengan tempe kedelai.
Kacang tunggak berpotensi besar sebagai kacang lokal pendamping kedelai.
Namun dalam pengembangannya masih terdapat banyak tantangan.
“Di antaranya belum dikenal masyarakat luas sehingga perlu ada pengembangan industri pangan dan pakan terkait kacang tunggak. Rantai nilainya juga belum terbentuk karena industrinya belum berkembang," papar Muhamad Syukur.