Kisah Nenek Masna, Pengrajin Anyaman Bambu di Ciampea, 100 Keranjang Dihargai Rp 30 Ribu
Jemarinya yang bergetar saat memasukkan satu persatu helaian bambu yang diiris tipis hingga membentuk sebuah keranjang.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAMPEA - Siapa sangka di sebuah desa yang terletak di antara pohon-pohon bambu dan sawah terdapat seorang nenek renta sedang membuat anyaman keranjang dari bambu.
Saat disambangi oleh wartawan TribunnewsBogor.com nenek tersebut adalah Masna (80) warga Kampung Tegal Waru RT 05/ RW 02, Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Dengan tekunnya Masna memasukan satu persatu potongan bambu yang sedang dianyamnya.
"Udah lama bikin anyaman bambu ini, dari kecil sama orang tua," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, sambil mengayam, Rabu (22/12/2021).
Jemarinya yang bergetar saat memasukkan satu persatu helaian bambu yang diiris tipis hingga membentuk sebuah keranjang.
Setiap harinya ibu dari sembilan anak ini menekuni kerajinannya.
Masna mengatakan bahwa satu harinya bisa membuat 50 keranjang bambu.

"Udah tua sekarang, jadi cuma kuat sampai 50 keranjang aja sendirian," ucapnya sambil tersenyum.
Mansa merupakan generasi kedua pengrajin anyaman keranjang bambu yang sebelumnya ditekuni oleh orang tuanya.
"Sekarang anak saya yang bungsu ikut nganyam keranjang bambu juga di rumahnya," kata nenek yang memiliki 25 cucu ini.
Anyaman keranjang bambu ini dijual ke pedagang-pedagang langganannya di antaranya, penjual telur dan bingkisan untuk oleh-oleh.
Harga yang dipatok untuk 100 buah anyaman keranjang bambu seharga Rp 30 ribu.
"Keranjang bambu ini musiman adanya, kalau saat Maulid Nabi harganya jadi Rp 60 ribu per 100 anyamannya," pungkasnya.