Kasus Pembunuhan di Subang
Kemunculan Pria Mirip Sketsa Pembunuh Kasus Subang Bikin Heboh, Orang Dekat Danu Bocorkan Sosoknya
Sketsa wajah pelaku itu pun ramai diperbincangkan khalayak hingga banyak isu miring soal beberapa saksi yang sempat diperiksa polisi.
Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kemunculan potret tangkapan layar seorang pria berambut pendek yang disinyalir mirip dengan sketsa wajah pembunuh anak dan ibu di Subang menggegerkan jagat linimasa.
Apalagi pria berambut pendek tersebut tertangkap kamera sedang berada di rumah keluarga korban pembunuhan, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Karenanya, spekulasi liar soal pria berambut pendek itu pun merebak.
Di media sosial khalayak curiga dengan pria yang memiliki penampakan mirip dengan sketsa wajah pembunuh yang beberapa waktu lalu diungkap Polda Jabar.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia yang terjadi pada 18 Agustus 2022 hingga kini masih diselidiki pihak kepolisian.
69 saksi dari keluarga dan warga sekitar hingga 7 saksi ahli telah diminta keterangan oleh Polres Subang dan Polda Jabar.
Perkembangan terbaru kasus yang terjadi di Desa Jalan Cagak itu adalah polisi berhasil membuat sketsa wajah terduga pelaku pembunuhan.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Orang Berkebutuhan Khusus di Depok Berakhir Damai, Ini Alasannya
Sketsa wajah pelaku itu pun ramai diperbincangkan khalayak hingga banyak isu miring soal beberapa saksi yang sempat diperiksa polisi.
Namun belakangan, sosok seorang pria yang berpenampilan mirip dengan sosok di sketsa wajah pembunuh mendadak muncul.
Bukan Danu atau anak Mimin saudara tiri korban pembunuhan, pria berambut pendek tersebut justru asing di mata keluarga.
Hingga akhirnya, orang dekat keluarga korban pembunuhan Tuti dan Amalia membongkar identitas pria berambut pendek yang disebut-sebut mirip dengan sketsa pembunuh itu.
Orang dekat keluarga korban pembunuhan yakni Heri Susanto mengungkap sosok tersebut.

Rupanya, pria berambut pendek yang dicurigai netizen itu pernah muncul di tayangan Youtube Heri Susanto.
Pria yang dekat dan setia mendampingi Danu, saksi kasus pembunuhan itu mengaku belakangan sering ditanya oleh netizen soal sosok pria berambut pendek yang muncul di vlog-nya.
"Yang lucunya, ada yang ngontak Saya, (dia) adalah orang yang memang berada di dalam video Saya tersebut. Videonya ada di TikTok, (netizen) bertanya 'Kang Heri itu siapa yang ada di belakang menggunakan baju kotak'," ungkap Heri Susanto dilansir pada Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Pengakuan Wanita yang Sekap Bocah 5 Tahun, Badannya Dirantai Hingga Disiram Minyak Panas
Tahu fakta sebenarnya, Heri Susanto pun menjelaskan siapa sosok yang disebut mirip dengan sketsa pembunuh Tuti dan Amalia.
Pria berambut pendek yang tak sengaja terekam kamera itu ternyata adalah seorang pewarta atau awak media.
Diakui Heri Susanto, pewarta tersebut nyatanya sadar bahwa sosoknya mendadak dicurigai terlibat dalam kasus pembunuhan gara-gara disebut mirip sketsa wajah pembunuh.
Padahal saat itu sang pria hanya sedang duduk sambil bekerja guna menampilkan pemberitaan kasus Subang.
"Yang ada di video Saya itu adalah orang media yang mungkin sama-sama mengawal kasus Subang dan memberikan kepada teman semua," pungkas Heri Susanto.
Berkaca pada kehebohan tersebut, Heri meminta agar khalayak tidak asal-asalan menuduh seseorang.
"Kita tidak bisa langsung menuduh atau menebak itu orangnya, dengan sketsa yang dibuat Polda Jabar. Karena sampai saat ini dari pihak Polda Jabar belum mengatakan ABC yang sesuai dengan sketsa gambar tersebut," kata Heri Susanto.
Belum diketahui secara pasti sosok yang dituduh mirip pelaku Subang.
TribunnewsBogor.com masih mencari informasi lebih lanjut terkait kabar ini.
Ciri-ciri Pembunuh Tuti dan Amalia
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yani Sudarto, mengaku sudah membuat sketsa terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dengan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut, sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim," ujar Kombes Pol Yani Sudarto, di Polda Jabar dikutip dari TribunJabar, Rabu (29/12/2021).
Baca juga: Apes ! Habisi Lansia, Diding Sempat Lega Gagal Dipergoki Cucu Korban, Bukti Ini Malah Tertinggal
Mulai dari pemeriksaan puluhan saksi, olah TKP olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak lima kali, kemudian autopsi dua kali.
"Pemeriksaan saksi-saksi total sudah 69 saksi,15 di antaranya saksi dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas dan 32 saksi untuk menetukan alibi, sedangkan 11 saksi lainnya tidak berhubungan dengan peristiwa, tapi diambil keterangannya," kata Kombes Pol Yani Sudarto.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan saksi ahli sebanyak tujuh orang, termasuk melakukan analisa CCTV.

"Analisa CCTV kurang lebih 40-50 titik yang diambil sepanjang 50 kilo meter," ujar Kombes Pol Yani Sudarto.
Sketsa tersebut dibuat dalam posisi menyamping dan membelakangi.
Dari samping, terduga pelaku itu terlihat wajah terduga pelaku memiliki dagu lancip dengan bentuk muka oval.
Baca juga: Polisi Ungkap Sketsa Wajah Pembunuh Amel, Kakak Tuti Ungkap Firasat Permintaan Almarhumah: Bersihkan
Berikut ini perincian identifikasi sketsa wajah pelaku :
Nama: Mr X
Jenis Kelamin: laki-laki
Usia: 30 tahun
Bentuk muka: Oval
Bentuk dagu: Lancip
Warna rambut: hitam
Hidung: lurus
Bentuk badan: sedang
Warna kulit: putih bersih
Informasi lain: Memakai kemeja kotak-kotak hitam garis putih.
Kriminolog Angkat Bicara
Seperti diketahui, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia yang terjadi pada 18 Agustus 2021 masih dalam penyelidikan Polda Jabar.
69 saksi dari keluarga dan warga sekitar hingga 7 saksi ahli telah diminta keterangan oleh Polres Subang dan Polda Jabar.
Menanggapi perkembangan kasus yang terjadi empat bulan lalu itu, Adrianus Meliala angkat bicara.
Dalam tayangan di kanal Youtube Kompas TV bersama jurnalis Aiman Witjaksono, Adrianus Meliala mengurai dua kelemahan polisi dalam mengungkap kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Jalan Cagak itu.
"Kita sekarang masih dalam proses lidik sidik. Di mana kesannya, ada dua kelemahannya. Kelemahan pertama adalah dari hasil pemeriksaan forensik oleh dokter, kurang tepat. Yang kedua olah TKP di rumah, menurut Saya jorok," ungkap Adrianus Meliala dilansir pada Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Pilunya Nasib Aril Dibuang Orangtua di Pinggir Jalan, Cerita Sang Bocah Bikin Polisi Terenyuh
"Oh tidak langsung disterilkan ya," ujar Aiman.
"Betul. Yang kedua ini common situation atau situasi yang sering terjadi apalagi dikaitkan dengan wilayah bukan kota, di mana jarang mengalami kasus besar, sehingga tidak terlatih anggotanya (polisi)," pungkas Adrianus Meliala.
Menurut Adrianus Meliala, banyak faktor yang akhirnya membuat polisi menjadi terpecah fokusnya selama menyelidiki kasus Subang.
Termasuk karena banyaknya pihak yang membuat isu blunder atau ikut campur.
Diungkap Adrianus Meliala lebih lanjut, polisi hingga kini sebenarnya belum mengetahui jelas detail kejadian.

"Polisi sendiri belum bisa meng-establish sebenarnya, apa yang terjadi pada saat itu," pungkas Adrianus Meliala.
"Apakah direncanakan atau tidak," ujar Aiman.
"Betul. Apakah korban dibunuh pada saat sudah tidur atau dalam masih dalam konteks berkomunikasi. Ini kan belum pernah dikatakan (polisi)," imbuh Adrianus Meliala.
Ditanya soal perkiraan apakah pembunuhan Tuti dan Amalia adalah pembunuhan berencana atau tidak, Adrianus Meliala masih belum bisa memastikan.
Sebab menurut Adrianus Meliala, masih banyak kemungkinan yang terjadi lantaran kurangnya barang bukti.
Baca juga: Kepergok Akan Curi Kotak Amal Masjid di Bogor, Pemuda Asal Sukabumi Ternyata Kehabisan Ongkos
"Kesimpulannya, pembunuhan ini dilakukan pasti oleh orang profesional atau bisa juga tidak ?" tanya Aiman.
"Masih bisa dua-duanya. Karena tersedianya waktu yang cukup. Kalau memang benar kejadian dimulai pada saat korban, Amelia itu terakhir kali berkomunikasi jam 11 malam, dan baru ditemukan pukul 5 pagi, selama 7 jam itu kan banyak yang bisa terjadi," ungkap Adrianus Meliala.
"Kali ini jejaknya hilang sama sekali," pungkas Aiman.
"Nah itu menarik. Apakah jejak itu tidak ada atau sempat dibersihkan. Untuk itu kan (membersihkan jejak) tidak perlu orang yang profesional. Orang yang terencana tidak perlu profesional," imbuh Adrianus Meliala.