Sekjen PDIP Kritik Pedas Anies Baswedan, Bandingkan dengan Kinerja Ahok: Masih Jauh di Bawah

Ia juga menilai kerja Anies tak sebagus penerus Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. 

Editor: Tsaniyah Faidah
Tribunnews.com/Yanuar Nurcholis Majid
Kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dibandingkan dengan kader-kader PDI-P yang merupakan pendahalunya. 

Ia lalu menyindir cara Anies menangani banjir

Sebab saat kampanye Pilgub DKI 2017, Anies sempat menyatakan penanganan banjir Jakarta harus dilakukan dengan memastikan air meresap ke dalam tanah, bukan mengalirkan air ke laut. 

"Kalau bicara banjir Jakarta, karena asumsi yang salah bahwa air itu akan masuk ke bumi," tutur Hasto. 

Hasto menilai, penanganan banjir di Jakarta yang kurang saat ini dikarenakan persoalan manajemen, tata ruang, dan keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan.

Baca juga: Kritik Pemindahan IKN, Anies Baswedan Sebut Lebih Baik Jadikan Jakarta Kota Global Dunia

Jauh di bawah Jokowi-Ahok-Djarot

Hasto Kristiyanto menilai kepemimpinan Anies Baswedan jauh berada di bawah Jokowi, Ahok, dan Djarot saat menjadi Gubernur DKI. 

Akibatnya, kini kemajuan Jakarta tidak seperti ketika tiga kader PDI-P tersebut memimpin ibu kota. 

"Sebab, praktis kemajuan dalam beberapa tahun terakhir masih jauh di bawah kemajuan ketika DKI dipimpin oleh Pak Jokowi, Pak Ahok, dan Pak Djarot," sebut Hasto dalam keterangannya, Kamis (6/1/2022).

Hasto membicarakan hal ini saat mengungkap upaya PDI-P yang sedang merancang gagasan tentang masa depan DKI. 

Tujuannya adalah guna memercepat pembangunan di DKI Jakarta. 

Baca juga: Anies Baswedan Beri Kode Maju Pilpres 2024, Pengamat Bocorkan Manuver Gubernur DKI

Meski PDI-P belum memutuskan soal nama calon yang akan diusung pada Pilkada DKI 2024, Hasto sempat mengungkap beberapa kandidat yang masuk dalam radar partainya untuk bisa menggantikan Anies sebagai Gubernur DKI. 

"Ada juga Anas (Abdullah Azwar Anas) dari Banyuwangi (mantan Bupati Banyuwangi), Hendi (Hendrar Prihadi) dari Semarang (Wali Kota Semarang), kemudian pak Kanang (Budi Kanang Sulistyono) dari Kabupaten Ngawi (eks Bupati Ngawi)," urai Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDI-P, Jumat (7/1/2022).

Selain nama-nama itu, Hasto menyebut sosok Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang pernah 2 periode menjadi Wali Kota Surabaya. 

"Bu Risma dalam kepemimpinan selama 2 periode di Kota Surabaya mampu menunjukkan perubahan yang signifikan. Perubahan secara kultur sehingga masyarakat Surabaya kita lihat sekarang merawat lingkungan dengan baik," ucap Hasto. 

Sementara untuk Gibran, Hasto menyebut putra sulung Jokowi tersebut masih harus membuktikan kepemimpinan yang ideologis dan mengedepankan kultur Nusantara agar bisa dipertimbangkan PDI-P sebagai cagub DKI. 

Baca juga: Serangan Politik Giring ke Anies Disebut Cuma Buat Konten, Fraksi Gerindra : Dia Gak Pakai Nalar

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved