Kesaksian Petugas saat Evakuasi 8 Santri yang Tewas dalam Kebakaran, Jasad Berpelukan dan Wangi
Sebab, delapan santri yang tewas dalam kebakaran itu ditemukan dalam kondisi berpelukan dan baunya wangi.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Perasaan Enjang semakin tak karuan lantaran mengingat momen bahagia yang sebentar lagi akan mendiang ponakannya rasakan.
Ternyata ada momen istimewa yang akan digelar pondok pesantren Miftahul Khoirot sebelum kebakaran.
Baca juga: Acak-acak Kantor Istri Sampai Kebakaran, Suami di Riau Curiga Dengar Pamitan Saat Tanggal Merah
Baca juga: Kesaksian Warga saat Lihat Gudang Makanan di Cibinong Kebakaran: Apinya Tinggi Banget
Pondok pesantren akan mengadakan agenda imtihan atau semacam kenaikan tingkat bagi para santri yang berhasil menambah hafalan Al quran.
Acara imtihan sendiri adalah momen yang ditunggu-tunggu para santri.
Namun keponakannya, Akmal Maulana (12) diduga telah meninggal dunia akibat dilahap si jago merah.
Sangkaan itu bermula saat mengetahui bahwa kamar tidur Akmal Maulana persis berada di lokasi kebakaran.
"Kalau anak saya selamat, dia yang mengabari saya kalau saudaranya di lokasi kebakaran, mereka sudah pesantren selama 3 tahun," pungkas Enjang.
Mengurai kedukaannya, Enjang bercerita bahwa anak dan keponakannya itu telah tinggal di pesantren selama tiga tahun.
Perasaan Enjang semakin tak karuan lantaran mengingat momen bahagia yang sebentar lagi akan mendiang ponakannya rasakan.
Ternyata ada momen istimewa yang akan digelar pondok pesantren Miftahul Khoirot sebelum kebakaran.
Pondok pesantren akan mengadakan agenda imtihan atau semacam kenaikan tingkat bagi para santri yang berhasil menambah hafalan Al quran.
Acara imtihan sendiri adalah momen yang ditunggu-tunggu para santri.
Diberitakan sebelumnya, delapan santri tewas akibat kebakaran di Pesantren Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Senin (21/2/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.
Mereka yakni RA (7) asal Subang, APG (11) asal Subang, AS (7) asal Cikampek, M (12) asal Cilamaya Kulon, MR (13) asal Cilamaya, MF (7) asal Subang, MAM (12) asal Gandok Pedes, dan R asal Tegalsawah Karawang.
Selain itu, dua santri lainnya mengalami luka-luka dan kini telah mendapat perawatan di RSUD Karawang.
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan, dugaan awal, kebakaran berawal adanya percikan api di kipas angin yang kemudian menyambar ke kasur.
Pihaknya pun tengah menyelidiki lebih dalam perihal penyebab kebakaran itu. Mereka yang menjadi korban saat itu tengah istirahat tidur siang.
Delapan yang meninggal tak sempat menyelamatkan diri lantaran api membesar di pintu keluar.