Dicegat 2 Muridnya Setelah Solat Subuh, Nasib Pak Guru Berakhir Tragis Gara-gara Jalankan Amanah

Menunggu hingga solat subuh usai, HR dan AA segera bertindak setelah melihat penampakan Eko Hadi Prasetyo.

Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Lokasi persis awal Ustadz Eko Hadi Prasetya ditemukan terkapar Tak Berdaya, Rabu (23/2/2022) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Hendak kembali ke rumah usai melaksanakan sholat subuh berjamaah, nasib Eko Hadi Prasetyo berakhir tragis.

Pria yang dikenal sebagai guru di Pondok Pesantren IT Madinah, Kalimantan Timur itu dibuat tak berdaya oleh sosok tak asing di kehidupannya.

Akibat kejadian nahas di Rabu (23/2/2022) pagi, pria berusia 43 tahun itu pun meregang nyawa.

Mulanya, Eko Hadi Prasetyo dicegat dua muridnya berinisial HR dan AA.

Didatangi pemuda berusia 17 tahun itu, Eko Hadi Prasetyo langsung teringat dengan kejadian sehari sebelumnya.

Yakni saat ia menghukum salah satu santrinya itu, HR.

Bukan tanpa alasan, Eko Hadi Prasetyo rupanya ingin menegakkan peraturan tegas Ponpes soal larangan para murid membawa handphone.

Karenanya saat mengetahui HR diam-diam membawa ponsel, Eko Hadi Prasetyo yang menjabat sebagai kesiswaan pun langsung menyita benda tersebut.

Tanpa pikir panjang, Eko Hadi Prasetyo pun menyembunyikan ponsel milik HR di jok motornya.

Baca juga: Nasib Pelajar Tahfidz Quran Tewas Dikeroyok Gangster, Cari Kucing Hilang Malah Diteriaki Maling

Sakit Hati

Tak terima ponselnya disita sang guru, HR pun bercerita kepada rekannya sesama santri, AA.

Sama-sama gusar, HR dan AA lantas berkongsi guna menyusun rencana mengambil handphone itu kembali ke tangan mereka.

Alhasil, dua siswa itu pun langsung mendatangi sang guru di jalan sekitar Ponpes, yakni di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Samarinda Utara.

Menunggu hingga solat subuh usai, HR dan AA segera bertindak setelah melihat penampakan Eko Hadi Prasetyo.

Tak basa-basi, dua remaja itu mencecar Eko Hadi Prasetyo tentang keberadaan ponsel yang disita.

Mereka juga meminta agar sang guru mengembalikan ponsel itu.

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribun Banjarmasin)

Mendengar permintaan muridnya, Eko Hadi Prasetyo tak gentar.

Ia tetap menjaga amanahnya sebagai guru yakni senantiasa mendidik muridnya agar berperilaku baik.

Ingin membuat efek jera, Eko Hadi Prasetyo enggan mengembalikan ponsel itu.

Kesal permintaannya tak digubris, HR dan AA kalap.

Mereka spontan mengeroyok gurunya dengan menggunakan balok kayu.

Baca juga: Jemput Santriwati Pulang, Pelukan Temannya Bikin Ayah Heran, Aksi Keji Pria Beruban Terbongkar

Sekira pukul 05.30 WITA, HR dan AA memukuli Eko Hadi Prasetyo secara membabi buta.

Melihat gurunya terkapar dan berdarah, dua murid itu pun kabur.

Namun sebelum kabur, mereka membuka paksa jok motor Eko Hadi Prasetyo dan langsung mengambil ponsel HR.

Ditinggalkan muridnya usai dipukuli, Eko Hadi Prasetyo meringis kesakitan.

Di momen itu pula, warga berbondong-bondong menghampiri Eko Hadi Prasetyo yang nyaris meregang nyawa.

Samsudin, salah seorang warga menjelaskan, saat itu dirinya baru selesai menjalankan sholat subuh.

Ketika sedang berdzikir, ia mendengar suara orang sedang menggebuki ular.

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (Net)

Saat keluar, Samsudin kaget melihat dua orang tengah memukuli korban menggunakan balok kayu.

"Saya keluar mereka (para pelaku) langsung lari ke atas (arah bukit). Korban ini sudah bersimbah darah," beber Samsudin dilansir dari Tribunnews.com.

Segera dibawa ke RSUD AW Syahranie, nyawa sang guru tak bisa lagi tertolong.

Kasus pengeroyokan guru Ponpes itu segera ditangani Polsek Sungai Kunjang.

Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang, Ipda Bambang mengurai motif penyiksaan guru Ponpes itu.

"Sudah kami olah TPK (tempat kejadian perkara) dan kami sudah menahan dua santri itu. Ini masih penyelidikan, tapi motifnya soal itu sakit hati karena ponsel disita," terang Ipda Bambang dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Alasan Kakek Tak Berhenti Saat Diteriaki Maling, Tetap Dikeroyok Walau Ada 2 Barang Ini di Mobil

Sosok Pak Guru, Tegas Tapi Baik

Tewasnya Eko Hadi Prasetya masih menyisakan rasa tak percaya di hati penghuni ponpes dan masyarakat setempat.

Pasalnya, menurut Haikal (17) salah seorang santri, korban merupakan pribadi yang baik.

Memang ungkapnya, dari semua guru, Ustadz yang akrab disapa Pak Amin tersebut merupakan guru paling tegas.

Lokasi persis awal Ustadz Eko Hadi Prasetya ditemukan terkapar Tak Berdaya, Rabu (23/2/2022)
Lokasi persis awal Ustadz Eko Hadi Prasetya ditemukan terkapar Tak Berdaya, Rabu (23/2/2022) (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

"Dulu tegas banget. Karena Pak Amin (korban) memang bagian kesiswaan. Tapi sekarang sudah enggak terlalu keras seperti dulu kok. Orangnya menurut kami baik banget malah," terang Haikal dilansir dari TribunKaltim.Co.

Begitupun Fathan (21), salah seorang alumni angakatan 14 Ponpes IT Madinah mengatakan bahwa korban memang keras.

Bahkan dulu, pada masanya menjadi santri, almarhum bernama lengkap Eko Hadi Prasetya tersebut tidak segan memberi hukuman fisik bagi siswa pembangkang.

"Tapi itu kalau santrinya sudah kelewat batas membangkang. Itupun mukulnya enggak pake dendam. Cuma efek jera saja," kenangnya.

"Tapi di luar itu, Pak Amin orang yang baik. Semoga amal baik beliau diterima di sisi Allah SWT," ucap Fathan mendoakan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved