Sempat Jadi Kontroversi, Konsep Anies Soal 'Kodrat Air Hujan Masuk ke Tanah' Bakal Diterapkan di IKN
Sempat jadi kontroversi, konsep Anies soal kodrat air hujan masuk ke tanah bakal diterapkan di IKN. Pemerintah pusat pilih istilah Kota Spons.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Konsep soal memasukkan air ke tanah yang diterapkan Anies Baswedan di DKI Jakarta bakal diterapkan di Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Konsep meresapkan air ke tanah sebanyak mungkin ini sudah banyak diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia yang mengalami kekurangan lahan terbuka hijau.
DKI Jakarta menjadi salah satu kota yang ikut menerapkan, bahkan masuk dalam program Anies Baswedan.
Konsep ini pernah dijabarkan oleh Anies Baswedan saat debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua, pada tahun 2017.
Saat itu moderator menanyakan maksud dari program kerja Anies Baswedan yakni zero run-off atau nol limpahan untuk menangani masalah banjir.
Ketika itu Anies menjelaskan jika konsep vertical drainage adalah air hujan dimasukkan ke bumi bukan dikirimkan ke laut.
"Mengenai air, konsepnya adalah vertical drainage. Air hujan ini rahmah dari Allah, dari Tuhan. Rahmah yang diturunkan untuk dimasukkan ke bumi bukan sesegera mungkin dikirim ke laut. Yang dilakukan sekarang masuk kirimkan ke laut," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribunnews.com Kamis (24/2/2022).
Saat itu, Anies berencana akan memperbanyak sumur-sumur resapan di Jakarta.
"Bumi kita tidak diresapi oleh air karena itu yang kita lakukan adalah memperbanyak sumur-sumur resapan di tiap kampung, ditiap rumah, di tiap jalan," ungkap Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Hal ini, kata Anies, dilakukan agar tanah di Jakarta berisi air kembali.
Baca juga: Ibu Kota Negara Bakal Pindah, Anies Baswedan Paparkan Nasib Jakarta ke Depan
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Anies Baswedan di Bawah Prabowo dan Ganjar, Ridwan Kamil Disusul Ahok
"Di samping kanal-kanal dan sungai pun kita siapkan lubang ke dalam. Sehingga tanah di bawah Jakarta berisi air kembali," tambah Anies.
Tak hanya itu, Anies juga mengatakan, apabila tanah di Jakarta makin sedikit air, maka konsep yang dia usung vertical drainage bukan horisontal drainage.
"Hari ini tanah di Jakarta makin sedikit air karena satu penyedotan yang kedua suplai masuk ke dalamnya hampir tidak ada. Karena konsep yang dilakukan adalah horisontal drainage. Dialirkan secara horisontal, efeknya dikirimkan semua ke laut," kata dia.
Pernyataan Anies itu juga sempat jadi perbincangan publik dan tentunya jadi pro dan kontra.
Diterapkan di IKN