Jika Ganjar Pranowo Tak Maju di Pilpres 2024, Anies Baswedan Diperkirakan Ungguli Prabowo Subianto
Hingga terakhir bersifat tertutup dengan menyisakan 3 nama yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait calon presiden 2024 dari segi kategori pemilih kritis sebagai respondennya.
Hasil survei tersebut dipaparkan langsung oleh Saiful Mujani pemilik SMRC dan Deni Irvani selaku Direktur Riset SMRC melaui kanal YouTube SMRC TV pada Senin (28/2/2022).
Dalam survei tersebut dilakukan beberapa kali simulasi, dimulai dari simulasi terbuka Top of Mind hingga simulasi tertutup yang hanya tersisa 2 nama.
Dari beberapa simulasi yang dilakukan, didapat hasil bahwa Ganjar Pranowo selalu unggul jika dibandingkan dengan yang lainnya.
Namun jika melihat posisi Ganjar Pranowo yang merupakan kader partai PDIP, kemungkinan bahwa ia akan dicalonkan dalam pilpres sangat kecil.
Terlebih karena Ganjar sendiri bukan ketua partai, dan bukan pula kader elite dari parpol PDIP.
Dibandingkan Ganjar, Anies Baswedan justru memiliki peluang untuk maju dalam pilpres lebih besar, karena ia tidak terikat dengan partai manapun sehingga akan lebih mudah menerima tawaran dari partai politik untuk maju dalam pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: Bikin Pangling, Wajah Baru Ganjar Pranowo Usai Cukur Habis Rambut, Ini Alasannya Rela Tampil Botak
Gubernur DKI Jakarta itu pun diperkirakan memiliki peluang menang lebih besar bila hanya berhadapan dengan Ketua Umum Partai Gerindra yaitu Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden nanti.
"Kalau Anies maju melawan Prabowo cukup besar peluang Anies untuk mengalahkan Prabowo," ujar Deni Irvani dalam paparan hasil survei melalui YouTube SMRC, Senin (28/2/2022).
Berdasarkan hasil survei yang menunjukkan Anies Baswedan memiliki elektabilitas sebesar 37,5% dari kelompok pemilih kritis.
Sementara Prabowo Subianto memperoleh 31,8% dengan jumlah yang tidak memilih sebanyak 30,7%.
"Kalau dua nama ini artinya Ganjar tidak ikut bersaing, maka Anies Baswedan mendapatkan 37,5% dari Pak Prabowo mendapatkan 31,8%. Selisihnya signifikan," ujar Deni Irvani dilansir TribunNewsBogor.com pada Selasa (1/3/2022).

Deni pun menuturkan bahwa hasil survei ini cukup berbahaya bagi Prabowo. Sebab kelompok pemilih kritis bisa saja memengaruhi calon pemilih lainnya, seperti pemilih yang tidak kritis.
Dengan rentang waktu menuju Pilpres yang masih dua tahun mendatang, Anies dinilai memiliki modal yang kuat untuk memperluas pemilihnya.
Baca juga: Survei 15 Nama pada Pemilih Kritis SMRC, Anies Baswedan Posisi Kedua, Elektabilitas Ganjar Tertinggi
Hasil temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
Survei yang dilakukan oleh SMRC ini mengikutsertakan kelompok pemilih kritis sebagai responden, yaitu sebesar 72% dari populasi nasional.
Survei tersebut dilakukan sejak April 2020 dan terakhir pada 8-10 Februari 2022.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam survei, yaitu metode double sampling dan Random Digit Dialing (RDD).
Jumlah responden metode double sampling sebanyak 811 responden dan metode RDD sebanyak 457 responden.
Maka dari itu, total responden dari kedua metode sebanyak 1.268 orang, margin of error diperkirakan sebesar +/- 2.8%, dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Dalam survei ini, SMRC mengadakan beberapa jenis pertanyaan kepada responden.
Pertanyaan pertama bersifat terbuka, kedua bersifat semi terbuka, dan ketiga bersifat tertutup dengan 15 nama capres.
Hingga terakhir bersifat tertutup dengan menyisakan 3 nama yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
Baca juga: Respon Anies Baswedan Saat Ridwan Kamil Minta Namanya Masuk Dalam Ukiran Sejarah Stadion JIS
Didapat bahwa hasil survei menunjukkan Ganjar unggul dengan mendapat elektabilitas sebesar 34,7%, disusul Anies Baswedan 23,3%, dan Prabowo Subianto sebesar 21,9%. Dengan jumlah tidak menjawab sebesar 20,1%.
Berdasarkan hasil tersebut, terlihat jelas bahwa Ganjar jadi sosok paling kuat dalam hal elektabilitas jelang pemilihan presiden 2024 mendatang.
Namun rupanya peluang Ganjar dicalonkan dalam Pilpres 2024 masih abu-abu, mengingat posisinya yang bukan termasuk petinggi di PDIP.
(Fathia Oktaviani)