Debat Jabatan Presiden, Luhut Tunjuk-tunjuk Mahasiswa UI, Wajahnya Emosi saat Disebut Otoriter
Diakui Luhut, ia tidak punya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan ucapannya kepada mahasiswa.
Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
"Enggak, enggak. Kamu berasumsi. Enggak boleh itu," pungkas Luhut.
"Asumsi itu lahir dari ketidakjelasan dari istana," kata Bayu Satria Utomo.

Menjelaskan kesimpangsiuran yang diurai mahasiswa, Luhut menegaskan satu hal.
Bahwa wacana penundaan pemilu itu tidak benar adanya.
Baca juga: Senggol Jokowi, Amien Rais Disebut Gagal Move On Jadi Presiden, Jubir Luhut: Terus-terusan Membully
"Presiden sudah bilang, pemilu tetap tanggal 14 Februari 2024. Harus gimana lagi ?" tanya Luhut.
"Jadi apakah benar big data itu disampaikan ? Atas keinginan siapa itu ? Kita minta jawaban tegas," pinta mahasiswa.
"Saya bilang, saya yang ngomong, enggak ada yang lain," imbuh Luhut.
"Jadi pejabat publik sedang mengizinkan Pak Jokowi untuk ini (3 periode) ?" tanya Bayu Satria Utomo.
"Tidak. Saya hanya menyampaikan ini ada data begini," akui Luhut.
"Coba kita minta dibuka big datanya kawan-kawan, sepakat ?" teriak Bayu Satria Utomo.
"Sepakat," jawab mahasiswa lain.
Mendengar ucapan para mahasiswa, Luhut tersenyum tipis.

"Ya kau sepakat kalau saya enggak sepakat boleh kan ? kita boleh beda pendapat enggak ?" tanya Luhut.
"Ya itu, tujuan kami untuk menuntut bapak segera sepakat karena ini aspirasi dari masyarakat Indonesia," imbuh Bayu Satria Utomo.
Melanjutkan debatnya, Luhut lantas mengurai pernyataan tegas.
Baca juga: Hari Ini Luhut Pandjaitan Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Kasus Dugaan Kejahatan Ekonomi di Papua